02

1.2K 251 2
                                    

Lia menerjapkan matanya beberapa kali melihat dua bungkus roti dan sekotak susu rasa coklat kesukaannya di atas meja, lalu mengedarkan pandangannya ke penjuru kelas. Anak kelasnya sedang sibuk dengan urusan masing-masing.

Bokongnya dijatuhkan ke kursi, dibenaknya terlintas nama 'Junkyu', dia yakin sepenuhnya kalo roti yang sedang dia makan sekarang pemberian Junkyu. Tapi tumben sekali di jam sepagi ini cowok itu sudah datang, biasanya Junkyu datang lima menit sebelum bel masuk.

Disela kunyahannya tiba-tiba Junkyu masuk bersama Yoshi si anak murid pindahan Jepang, beberapa detik mereka melakukan kontak mata sampai akhirnya Junkyu lebih dulu mengalihkan pandangannya.

aneh batin Lia.

Terlihat Junkyu asik bercengkrama bercanda dengan seungeun ketua kelas mereka, Lia terus mengigit rotinya dengan hati yang sedikit mengganjal, tidak biasanya Junkyu bersikap acuh kepada dia.

"Lia, kenapa?"

Objek yang namanya disebutkan menoleh, mendapatkan Karina yang menatapnya khawatir. Kepalanya menggeleng. "Ga pa-pa Rin."

Karina menelisik wajah teman kelasnya itu. "Beneran? muka lo tiba-tiba keliatan murung."

"Iya beneran, tuh ambil roti satu. Gue udah kenyang." Katanya sambil menggeser dikit sebungkus roti kepada Karina dan meminum susu kotaknya.

Kebetulan Karina benar-benar ga sempet sarapan dirumah, dan niat ngajak Lia ke kantin tapi malah dikasih roti, uangnya jadi aman. "Makasi Lia."

Lia mengangguk sesekali melirik bangku depan, lalu kembali menggeleng guna menghilangkan pikiran 'itu' dari benaknya. Gue ga mungkin suka sama cowok aneh kaya Junkyu.

"Junkyu tumben ga gangguin lo." Ujar Karina memandang lurus kearah depan, tepatnya melihat teman Junkyu itu.

"Ya bagus, hidup gue jadi tenang ga di gangguin cowok kaya dia."

Karina terkekeh sambil menatap Lia meledek. "Awas ya kalo tiba-tiba lo ngadu ke gue, sedih ga di gangguin Junkyu."

Tangan Lia menepuk pelan kening teman sebangkunya itu. "Awas ya ngadu ke gue, kalo lo cemburu liat Yoshi bareng cewek lain." Katanya sambil nada meledek.

Karina merengut. "Jangan buka kartu, Lia."

Lantas gelak tawa Lia memenuhi kelas sampai Junkyu yang tadinya sedang menanyakan kegiatan apa saja untuk tujuh belas Agustus nanti teralihkan, lalu tersenyum melihat Lia yang terlihat memegang perutnya akibat terlalu berlebihan saat tertawa.

 Finally; Kim JunkyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang