Chapter XIX: Quiet

10 1 0
                                    

Hari berganti layaknya bumi berputar, dan aku pun sebagai manusia berkembang dari hari hingga detik-detik. Bangunku dari tidur pikiranku memperoleh satu kata, yaitu sunyi. Yang kutahu kata sunyi berkaitan dengan perasaan ketika dalam kesendirian, akan tetapi mengapa kata itu terlintas dipikiranku sedangkan aku tidak merasakan itu sungguh aneh.

Realita hidupku berpasangan dengan dimensi lain, tapi apakah sunyi dimensiku ini adalah sunyi yang ceria? hmmm bimbang aku dibuat oleh satu makna kata ini. Aku pun berasumsi dengan ide, yaitu merancang sunyi. Aku memulainya dengan berdiam lagi di dalam ruanganku selama 24 jam. Kita akan lihat apa aku akan gembira dengan ideku ini atau keterbalikan dari itu semua, karena aku yakin sebuah makna kata itu berbeda dan lain persepsi terhadap manusia.

Dalam ruanganku ini sepi sekali karena hanya ada aku satu-satunya manusia, maafkan aku untuk hari ini Lidah Perak aku tidak melibatkanmu dalam rancangan ideku ini. Goresan rancangan dimulai dengan menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya, lalu memejamkan mata selama yang aku inginkan. Ketika aku memejamkan mata aku bisa melihat kesunyian sekitarku, terlihat jelas rembulan bersinar di hadapanku. 

Hembusan nafas kedua aku keluarkan, jauh aku memandang sosok seseorang dalam jiwa yang sunyi dan sepi. Aku mencoba menghampirinya dengan pasrah, akan tetapi ketika aku menghampirinya ia semakin jauh. Ia bagaikan menelan pait tanpa arti, tetapi aku semakin penasaran dengannya maka dari itu aku berlari sekuat tenagaku. Pada akhirnya aku menggapai tangannya, lalu kukatakan "Mengapa engkau menjauh dariku? apa aku mengganggumu?". Sinar menerangi mukanya dan terkejut aku dengan wajahnya, lalu ia berkata " Lampiaskan rasa sesalmu yang terjadi Rama, melihatlah kesarang sedih dalam hati ini. Membuang waktuku hanya memikirkanmu, namun aku selalu tersenyum kepadamu dan takkan pernah hilang rasa ini kepadamu. Biarlah berlalu sampai waktu yang menjawabnya.".

Aku membuka mataku dan aku menemukan apa makna dari kata itu. Kata itu tidak mengambang dalam arti ceria maupun tidak, kata itu takkan pernah menang diantara keduanya. Kata itu akan selalu seimbang maupun di dimensiku yang lain. Sunyi dua makna dan selalu berpasangan dan tidak akan pernah berakhir. Terima kasih sudah membuka mataku walaupun rasa yang ku alami ini berbeda dengan seseorang itu. Ya, seseorang itu perempuan dan memiliki rambut yang sedikit ikal. Perempuan itu Alia.

The Never End of Silver TongueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang