Chapter VIII: Who's Speaking?

16 1 0
                                    

Aku masih disini dalam ruanganku dan semakin lelah membungkam. Luka itu akan sembuh tetapi tidak terlupakan, luka itu akan datang kembali bagaikan lentera di malam hari. Aroma udara begitu lucu bagiku padahal tidak ada yang melucu, lalu tetesan air mata seperti tidak punya hak untuk jatuh sesuka hatinya. Ya, senantiasa menanti kawanan angsa menghampiriku, datanglah untuk menjemputku agar aku bisa bersama-sama menembus cakrawala.

Hari ini terasa bosan sekali apa yang ingin kuperbuat lagi di kota pelajar ini sudah habis akalku. Lalu bel pintu berbunyi kubuka pintu itu kemudian dan setelahnya kubuka ternyata kedua orangtuaku, aku senang rasanya walaupun hanya mereka yang datang itu lebih dari cukup. Sesampainya mereka menghampiriku kita berbincang-bincang mengenai ujianku beberapa hari yang lalu, seketika aku melihat isi pikiran kedua orangtuaku entah sama sekali aku tidak mengerti. Aku bisa menduga apa yang akan dikatakan berikutnya, apakah ini salah satu ulah Freyja? Pusing aku dibuatnya. Pada akhirnya kita memutuskan untuk pergi mencicipi makanan khas Yogyakarta seperti, Klathak, gudeg, dan oseng-oseng mercon.

Waktu pun sudah berlalu lama dengan mengisi hidangan-hidangan yang lezat dan setelahnya kita kembali ke hotel. Kringg!! Terdengar suara notifikasi dari handphoneku dan isi notifikasi itu tertulis "Selamat anda keterima menjadi calon mahasiswa universitas kami, mohon untuk verifikasi kembali data diri pribadi anda". Bersujud syukur kedua orangtuaku walaupun memang bukan yang aku inginkan tapi setidaknya aku masih bisa meraih Pendidikan, terima kasih Ibu dan Ayah yang sudah bersusah payah tanpamu hasilku tidak akan terbayar.

Malam hari ini penat sekali rasanya tanpa tahu alasan dan tujuanku untuk kedepannya tinggal disini, kurang sekali rasa bersyukurku. Aku sudah terbiasa dengan diasingkan, akan tetapi apa yang aku peroleh ini benar-benar sama sekali aku tidak bisa ungkapkan, ya memang terkadang apa yang kita inginkan tidak selalu didapatkan. Malam ini aku membuat tulisan alasan pada diriku sendiri melalui buku kecilku, alasan aku disini adalah untuk menyelesaikan pendidikan. Mungkin aku adalah orang yang kuno untuk zaman sekarang yang dimana sebenarnya aku bisa mencatat atau menulis apa yang aku ingin utarakan melalui handphoneku, tapi yaudah mau bagaimana lagi. Oke satu alasanku disini sudah kutulis dan aku berharap memiliki banyak alasan mengapa aku berada disini, saatnya untuk memejamkan mata.

"Rama kamu memiliki banyak alasan mengapa kamu disini, salah satunya akulah alasanmu. Aku ingin menguliti pikiran-pikiran manusia, aku akan memandumu dalam segala rintangan yang kau hadapi tenang saja Rama, HAHAHAHAHAHA!!!!!". Mataku terbuka, dan aku bertanya-tanya kedapa diriku "Siapa itu yang memanggil namaku? Terasa tidak asing ditelingaku suara itu.

The Never End of Silver TongueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang