Setelah sampai dirumah, V kaget karena Ayahnya sudah dirumah. Sebenarnya dia sangat malas untuk bertemu dengan ayahnya. "Darimana saja kau Taehyung, Ayah sudah bilang untuk menemui doktermu! Sampai kapan kau akan mengabaikannya?" ucap Ayahnya.

"Aku lelah." Ucap V

Ayahnya menatap anak semata wayangnya itu "Kau?" V hanya mengeluarkan smirknya, dia tidak ingin bertemu dengan laki-laki didepannya namun siapa sangka ayahnya pulang lebih dulu.

"Pergilah." Ucap Ayahnya sambil menoleh kearah lain, V hanya diam dan segera pergi menuju kamar Taehyung, V masuk kedalam kamarnya perasaanya campur aduk namun rasa marahnya lebih menguasainya.

Dia berganti pakaian dan bersih-bersih, dia membasuh wajahnya di toilet, dia menatap wajahnya sendiri di kaca "Sungguh membuatku kesal! FUCK!" teriak V sambil memukul kaca kamar mandinya hingga pecah, membuat tangan kanannya terluka.

Namun dia tidak memperdulikannya dan keluar dari kamar dia memilih untuk tidur melupakan semua kejadian hari ini.

***

Taehyung terbangun ketika alarmnya berbunyi, dia menatap atap kamarnya, namun rasa perih ditangannya mengalihkan tatapannya, dia terkejut melihat luka ditangan kanannya dengan darah yang telah mengering.

Dia tidak ingat jika dia melukai tangannya, dia tidak pernah menyakiti dirinya seperti ini, kepalanya terasa pusing pagi ini, dia bergegas kekamar mandi dan kaget melihat pecahan kaca berserakan di lantai.

Taehyung mengepalkan tangannya "Dasar V! sudah kubilang jangan berulah!" ucap Taehyung sambil segera memberskan kekacauan itu dan bersiap-siap untuk sekolah.

Ketika dia sudah rapih dia menatap tangannya yang banyak bandaid itu dan menghela nafasnya pelan.

Taehyung menatap Ayahnya yang sudah rapih ingin berangkat kantor itu "Pagi Dad, kau sudah ingin berangkat." Ucap Taehyung sambil duduk untuk sarapan, Ayahnya menatap putranya itu.

"Sampai kapan kau akan membirkan dia muncul? Ayah sudah bilang segera temui doktermu!" ucap Ayahnya.

"Baik Dad aku minta maaf." Ucap Taehyung, Ayahnya pun segera pergi dari rumah, Taehyung menarik nafasnya dan segera sarapan dan pergi sekolah.

.

.

.

Sesampainya disekolah Taehyung melihat Irene yang berjalan bersama Seulgi dia memasukan tangan kanannya ke dalam saku jaket yang dia pakai agar Irene tidak melihatnya lalu dia menghampiri gadis itu "Morning Rene." ucap Taehyung membuat Irene tersenyum, sepertinya gadis itu mulai terbiasa dengan perubahan Mood Taehyung.

"Sepertinya aku harus meninggalkan kalian berdua nih, sampai jumpa saat istirahat Rene." ucap Seulgi sambil pergi duluan.

"Apa kau sudah sarapan?" Tanya Taehyung

Irene menggeleng dia tidak sempat sarapan tadi, karena kesiagan, Taehyung mengeluarkan roti cream untuk gadis itu dengan tangan kirinya "Kau tidak boleh melewatkan sarapan Rene, kalau tidak kau tidak bisa menerima pelajaran dengan benar." Ucap Taehyung sambil mengelus kepala gadis itu.

"Terima kasih, tapi kan kau juga sering tidur atau main games dikelas." Ucap Irene sambil memakan rotinya, Taehyung diam namun tetap tersenyum, tentu saja dia tidak bisa bilang jika itu bukan dirinya.

"Makanlah perlahan." Ucap Taehyung sambil menyerahkan susu pisang pada Irene juga, Irene hanya bisa tersenyum. Mereka berdua pun segera kekelas untuk mengikuti pelajaran hari ini.

Setelah mengikuti jam pelajaran, jam istirahat pun tiba Taehyung sedang berada dikantin dengan Yoongi, Jimin, Jungkook dan Hoseok temannya "Tae kemana saja kau dua hari ini, kau jarang nongkrong dikantin bareng kita?" Tanya Jimin sambil meminum colanya.

Singularity [END]Onde histórias criam vida. Descubra agora