5.| Mr.Folkvar

401 230 271
                                    

[Mr.folkvar5]

“Makhluk sejenis wanita memang aneh, sekarang bilang tidak, sedetik kemudian berkata, Ya.”
-Rivanno Folkvar-

__________

Siap membaca??
Komen banyak-banyak jgn lupa...

HAPPY READING DUDE!!

___________

Waktu sudah berganti menjadi sore, acara pacuan kudapun sudah sepi penonton. Hanya ada beberapa staf kerja dan penjaga tempat ini yang masih berada di sekitaran lapangan. Membersihkan, merapihkan itulah yang sedang mereka kerjakan. Dengan para pekerja pub yang tampak sedang merapikan beberapa minuman dengan sisa-sisa gelas yang sudah tertata rapih pada tempatnya.

Sedangkan, di sebuah ruangan yang sepi, terdapat seorang pria sedang bersandar pada kepala ranjang dengan rokok yang sedang dihisapnya. Rivanno mengelus pelan rambut panjang Alfdis, sangat terasa begitu halus dan juga harum, hal tersebut membuat sisi liar Rivanno ingin sekali lagi kembali menerkam Alfdis hingga merasa puas.

Terdengar erangan ketika tangan nakal Rivanno sudah mulai bergerak lebih dari sekedar mengelus rambut, turun pada seputaran wajah, mengusap pelan benda kenyal yang mempunyai rasa manis. Lalu kemudian mendekatkan kembali wajahnya, mengisap dengan lembut, memangut mesra bibir ranum wanita itu, yang ternyata kegiatan bejat yang tengah dia mainkan berhasil membangunkan Alfdis yang tertidur lelap.

Alfdis yang seketika itu langsung memahami kegiatan Rivanno, langsung menyambutnya dengan suka rela, dan mengikuti irama ya tengah pria itu mainkan. Hisapan lembut yang tadinya beriringan kini menjadi hisapan penuh tuntutan, membuat Alfdis kewalahan dalam menyeimbanginya.

Di rasa oksigen telah teraup habis oleh pengutan, membuatnya langsung memukul keras dada bidang Rivanno, yang mampu memisahkan tautan bibir diantara mereka.

"Kau bodoh!!" hardik Alfdis.

Mendengar hardikan yang diberikan Alfdis, membuat Rivanno segera bangkit dan pergi ke dalam kamar mandi yang tersimpan di sebalik pintu masuk.

Sebelum memasuki kamar mandi, Rivanno menyuruh Alfdis untuk bersiap diri, karena mereka akan pergi ke tempat yang sudah Rivanno atur.

Mendengar apa yang Rivanno perintahkan, membuat Alfdis kembali memunguti pakaian yang terlempar secara asal di bawah lantai, memakai kembali pakaian yang nampak lebih kusut.

_______

Selama perjalanan menuju tempat yang mereka tuju. Rivanno maupun Alfdis tidak sedikitpun membuka suara. Hanya terdengar suara dengkuman suara mobil yang mereka tumpangi.

Rivanno yang tampak fokus pada kegiatan menyetirnya dengan Alfdis yang sudah mulai merasa bosan melihat pemandangan luar yang luas. Sudah lebih dari dua jam mereka berkendara, yang katanya akan memakan waktu sebentar, namun ternyata itu hanyalah tipu daya Rivanno kepada Alfdis.

"Berhenti menatapku, arahkan pistol ini pada mobil yang berada di belakang kita." Instruksi yang diberikan oleh Rivanno membuat Alfdis segera melihat kebelakang.

Ada dua mobil hitam yang sama melajunya dengan mobil yang mereka tumpangi, nampak ingin menyamakan kecepatan mobil mereka.

Alfdis lalu menatap kembali Rivanno dan pistol yang sedang dia pegang. Ada rasa ragu didalam hatinya, jika harus bermain dengan benda berbahaya seperti ini.

Rivanno melihat Alfdis yang hanya diam, seketika paham akan situasi. Dia langsung saja mengaktifkan tombol laju, dan membuka sambuk pengamannya, memutar arah badannya untuk bisa menatap wajah Alfdis.

"Kau hanya perlu tembak secara asal pada mobil itu, jangan ragu untuk menembak, karena peluru ini tidak akan mungkin melukainya. Tembakan dari pistol ini hanya sedikit membuat mereka terkecoh," ucap Rivanno menjelaskan dengan tenang.

Menggenggam perlahan tangan Alfdis, membalikkan badan Alfdis hingga membelakanginya. Menarik pelan bahu Alfdis agar berdiri bersamanya.

Rivanno mengarahkan pistol yang dipegang Alfdis kearah mobil hitam di belakangnya, dengan cepat Rivanno menarik pelatuk pistol dengan tangan Alfdis yang menjadi sanggahannya.

Kemudian,

Dorrr

Dorrr

Dorrr

Suara letupan tembakan membuat Alfdis tersadar, dan melihat ke arah tangannya yang masih memegang erat senjata tersebut.

"Diam dan tenanglah," ucap Rivanno.

Dia dengan sengaja menarik keras Alfdis yang tampak begitu bodoh, yang hanya berdiri tenang menatap pistol yang dipegangnya, bukan segera merundukan diri dan kembali duduk.

"Kau bodoh hah?!"

Untuk yang ke dua kalinya, Alfdis berbicara keras pada Rivanno.

"Kau membuatku tersungkur dengan cara menarikku seperti tadi!" omel Alfdis.

Rivanno yang tampak masih tenang dengan apa yang terjadi, menambahkan lagi kecepatan berkendar nya. Karena sepertinya, tembakannya tadi meleset dan tidak mampu membuat mereka terkecoh.

Semakin laju kecepatan yang Rivanno berikan, semakin cepat juga mobil di belakang mengejarnya. Alfdis yang awal mula kesal dengan perlakuan Rivanno, mulai tersadar bahwa saat ini bahaya masih mengintai mereka.

"Rivanno, mereka masih saja mengejar kita," ucap panik Alfdis.

"Telpon Max dan besarkan suara." Rivanno memberikan ponsel miliknya pada Alfdis yang dengan segera diambil oleh Alfdis dan langsung mencari-cari nama berinisial M, tapi sepertinya tidak ada nama Max di dalamnya.

Rivanno yang paham segera mengintruksi nama apa yang harus Alfdis cari.

"Scorpion."

Begitu panggilan terhubung, Alfdis segera mengaktifkan pengeras suara.

"Voiture noire sur la route du siège."

Rivanno berbicara dengan bahasa yang tidak dia mengerti, dan sampai kemudian sambungan terputus, dan Rivanno tetap melajukan mobil dengan kencang. Namun sepertinya mobil yang mengikuti mereka tidak ada tanda-tanda menyerang, seperti seseorang yang sedang mengikuti mangsa buruannya sebelum penyerangan.

Tidak lama setelahnya, ada beberapa mobil di depan sana. Dengan orang yang nampak keluar dari jendela, memegang senjata api pada tangan mereka masing-masing.

Alfdis pernah melihat adegan seperti ini pada salah satu novel yang pernah dirinya baca.

"Apakah aku harus menutup telinga?" tanya Alfdis pada Rivanno.

Rivanno yang mendengar pertanyaan aneh Alfdis hanya mengerutkan keningnya.

"Ah, sepertinya, tidak." Alfdis yang bertanya maka Alfdis juga yang menjawab.

"Sepertinya, orang sepertimu tidak tahu alur yang novel ceritakan," gerutu Alfdis pelan.

Suara tembakan saling bersahutan, dengan suara ledakan yang tampak begitu keras. Dia melihat seperti apa situasi di belakangnya, dan dia langsung paham situasi sekarang.

Mobil bantuan datang, mengecohkan mobil hitam yang membuntuti mereka, kemudian menembaknya lalu membuat saluran pengisi daya bocor dan setelahnya membakar dua mobil tersebut.

Ah, kejamnya sekali dunia seorang Rivanno Folkvar.

Rivanno kembali melajukan kendaraannya dengan kecepatan yang normal dengan beberapa mobil bantuan mengikuti arah mereka.

______________________________________

To be continued
_______

Terimakasih dan selamat bergulir ke halaman berikutnya..

Dangerous Man ⛓️ Rivanno & Alfdis (On-going)Where stories live. Discover now