Bingkai poto

982 59 4
                                    

Happy reading!

Kayla membaca buku yang ia beli berjudul ' Buku Untuk dibaca ' Banyak pelajaran yang dapat ia ambil dari dalam buku ini. Entah tentang hidup, cinta dan harapan.

Ia menatap bingkai poto bersama ibu dan Almarhum ayahnya, ia rindu ayah. Walau ayah telah melukai hati ibu dan dirinya,
Kayla tetap sayang ayah.

Saat usianya 12 tahun ia harus melihat pertengkaran hebat antara ayah dan ibu yang tidak pernah terlihat selama ini. perselingkuhan ayah, itu semua penyebabnya.

Kayla tersenyum lirih mengingat cerpen yang ia tulis, kisah singkat ayah dan ibunya.

Walau ayah memutuskan untuk tetap bersama ibu dan berpisah dengan selingkuhannya keluarganya tidak sehangat dulu lagi. Kayla sendiri disini, namun setelah Aca dan Tian datang semuanya berubah.

Ya Allah, aku mohon jaga mereka kali ini untukku, jaga Aca dan Kak Tian untukku.

Kayla menatap bingkai poto bersama Aca dan melihat buku pemberian Tian. Kak Tian, Aca apa bisa kita tetap bersama?

Pikiran Kayla buyar ketika mendengar dering handphonenya, ia bergegas bangun dari kasurnya untuk mengambil handphonenya. Siapa yang berani meganggu hari liburnya?

Kayla menatap nama di layar dan tersenyum.

"Halo Kayla"

"Iyaa Kak Tian, ada apa?"

"Mau jalan-jalan bareng?"

Kayla menatap cuaca diluar, panas. Kayla tidak suka dengan cuaca panas seperti ini tapi ini pergi dengan Tian. Pergi ga ya?

"Kay? Kalau memang ngga bisa it's okay"

"BISA KAK"

Kayla dapat mendengar tawa kecil Tian dari handphone genggamnya. "Ahahah okay, sebentar lagi aku jemput ya"

.

Kristian home

Tian melihat bunda kesayangannya sedang menyiapkan sarapan untuknya, ia tersenyum. Akhirnya, Tian bisa melihat senyum bunda lagi.

"Bun, mau beli drugs boleh?"

"Apa?!"

Aku menghampiri bunda dan tersenyum, "Mau beli drugs"

Aaw!. Telinga Tian merasakan jeweran khas oleh bundanya lagi. "Ya Tuhan bercanda doang bun, lepasin dong aduuh"

Gina menjauhkan tangannya dari telinga anaknya itu, menatapnya tajam. "Jangan main-main Tian"

Tian tersenyum dan menepuk bahu bundanya, mengharapkan juga bunda tetap ada disini sehingga bisa melihat Tian berjuang sampai akhir nanti. "Cuma bercanda bun, nanti Tian diomelin juga sama dia"

Gina menatap anaknya ini bingung. "Dia siapa? Kamu kan katanya putus sama Rara. Oh ada yang baru ya?"

"Kalau iya gimana bun?"

"It's okey, asal seiman."

Deg. Bagaimana bisa Tian lupa dengan hal ini? Tian merasa jika hatinya sudah mulai sembuh dan mencoba mengisi Kayla dalam diri dan hatinya, tapi dia juga lupa bahwa mereka berbeda.

Tian benar-benar merasa bersalah sekarang pada Tuhannya dan juga pada Kayla. Tuhan maafkan aku, Kayla maaf harus menyembunyikan ini.

Tian memasuki kamarnya menatap langit-langit kamarnya memikirkan bahwa ia sangat mustahil bersama Kayla, mereka lengkara.

Tian menghembuskan nafasnya dengan kasar dia sangat benci posisi ini. Ketika sosok yang menurutnya sudah cukup untuk hadir di hidupnya justru memiliki benteng yang kuat, tidak bisa diruntuhkan oleh siapapun.

Tian menatap bingkai poto dirinya bersama papi, ia tersenyum. Matanya beralih menatap bingkai poto sebelahnya, bersama bundanya.

Apa gue ikut agama papi aja?

.

Perbedaan terkuat dalam suatu hubungan ialah iman. Terdapat benteng yang tidak bisa diruntuhkan kecuali memang ada yang ingin menentang akal sehatnya.

Saling mengucapkan Aamiin dengan sepenuh hati, saling mendo'a kan walau berbeda. Namun pada akhirnya tetap ada dikata yang sama, berpisah.

Bersambung

A/n

Jujur sebenarnya agak sakit nulis part ini walau singkat ahahah. Cinta beda agama memang sulit ya? But i hope dengan ini aku bisa lupa dia dan dia tetap baik-baik saja disana.

See u soon! Jangan lupa vote <3

LENGKARA (end)Where stories live. Discover now