"Tidak apa-apa, kenapa kau kesini lagi? Aku kira kau membolos dan pulang." Ucap Irene sambil berdiri merapihkan roknya, Taehyung terlihat bingung sambil mengelus tengkuknya sendiri.

"Ah...ada barang yang tertinggal." Ucap Taehyung

Irene diam, dia merasakan itu kembali sesuatu yang aneh dari Taehyung, tapi mungkin hanya khayalannya saja "Hati-hatilah pulangnya." Ucap Taehyung, Irene mengangguk dan segera keluar dari kelas menyusul Seulgi dan Wendy.

***

Taehyung memasuki rumahnya, dia tinggal disalah satu Apartement bersama ayahnya, ayah dan ibunya bercerai saat umur Taehyung berusia 7 tahun "Kau sudah pulang?" Tanya Ayahnya yang tumben sekali ada dirumah.

"Iya, tumben ayah tidka bekerja?" Tanya Taehyung menaruh tasnya di kursi meja makan, dia mengambil gelas untuk minum. Ayahnya yang sedang membaca koran sambil minum the itu menatap putranya.

"Bagaimana nilaimu disekolah yang baru?" Tanya Ayahnya.

Taehyung menghembuskan nafasnya "Baik." Ucap Taehyung seadanya bagaimana bisa baik kalau dalam seminggu dia sudah bolos 3 hari hanya untuk tidur diatap. Taehyung meremat gelas yang dia pegang dan menegak seluruh isinya.

"Istirahatlah, jangan lupa nanti malam kau harus bertemu dengan doktermu." Ucap Ayahnya.

"Aku tidak sakit Dad." Ucap Taehyung sambil mengambil tasnya dan masuk kedalam kamarnya, Ayahnya hanya bisa menghela nafasnya, bingung harus apa.

Taehyung merebahkan tubuhnya diatas kasur dan menatap langit-langit kamarnya "Bae Irene." Ucapnya sambil membayangkan senyum cantik gadis yang beberapa hari ini mengambil perhatiannya.

Taehyung bangun dari tidurannya dan mengambil buku catatan hariannya, iya kalian bisa menyebutnya banci tapi dengan menulis perasaaan Taehyung bisa lebih tenang dan lega setelah sehari melewati hari yang berat.

Namun senyuman tidak lepas dari wajahnya karena da menullis bagaimana dia mengaggumi sosok Irene "Aku fikir aku sudah gila." Ucap Taehyung.

.

.

.

Besoknya Taehyung sudah sampai digerbang sekolah, namun dia berhenti dan menatap sebuah coklat ditangannya "Apa kau sudah benar-benar gila Tae?" ucap laki-laki itu pada dirinya sendiri.

Dia menghela nafasnya dan berjalan memasuki sekolahnya "Pagi Taehyung." Ucap Seulgi yang cengegesan dia menarik lengan Irene agar berdiri disebelah Taehyung.

"Pa..pagi." Ucap Irene gugup, Seulgi terkutus sekali kau pagi-pagi sudah membuatnya malu, Seulgi segera berlari menjauh meninggalkan kedua sejoli itu.

"Pagi Rene." ucap Taehyung sambil tersenyum manis, Tolong siapapun Irene ingin pingsan karena senyuman Taehyung, Irene memutuskan kontak matanya untuk menatur degup jantungnya.

"Irene..." panggil Taehyung membuat Irene menoleh menatap laki-laki itu tampan, lalu taehyung mengulurkan coklat yang tadi dia beli si minimarket, Taehyung benar-benar menahan malunya untuk memberikan ini kepada Irene.

"Eh? Untukku?" Tanya Irene sambil mengambil coklat tersebut, Taehyung mengangguk. Irene tersenyum manis menerima coklat itu.

"Terima kasih Tae." Ucap Irene

Mereka berdua pun segera kekelas bersama-sama Irene begitu senang karena Taehyung mulai perhatian dengannya, apa ini pertanda bahwa lampu hijau sudah menyala? Come on Rene jangan menghayal, Taehyung baik kepada semua orang kan? Tidak hanya dia saja?

Sesampainya disana, Teman-teman Taehyung sudah berkumpul dan ngobrol ria didalam kelas Irene, karena jam pelajaran masih 30 menit lagi, Seulgi dan Wendy masuk kedalam kelas Irene dan duduk didepan meja Irene.

Singularity [END]Where stories live. Discover now