"Ver, cuma satu yang harus kamu inget, I love you.. " Bertepatan dengan perkataan Angga, pesawat menabrak sesuatu dengan kerasnya hingga menyebabkan pesawat hancur dan genggaman Angga dan Verlita terlepas. Angga melihat Verlita terjatuh sambil menangis dan memanggil-manggil namanya.

"VER!!!" Teriak Angga dengan tangan yang tetap mencoba meraih tangan Verlita. Namun, nihil.

"VERLITA!!" Teriak Angga.

"Angga."

"Ga."

"Angga!"

Angga membuka matanya. Ia melihat langit-langit kamarnya dan melihat Verlita ada di sampingnya. Ia segera memeluk Verlita. Verlita terkejut dengan hal tersebut.

"Ga lu kenapa?" Ucap Verlita. "Mimpi buruk?" Lanjutnya sambil mencoba melepaskan pelukannya. Namun, Angga mengeratkan pelukannya.

Syukurlah itu cuma mimpi. Batin Angga.

Angga kemudian melepaskan pelukannya dan melihat wajah Verlita dalam-dalam. Ia memegang pipi Verlita dan tersenyum senang. Ia bersyukur itu hanya mimpi.

Verlita merasakan jantungnya kembali berdetak dengan cepat. Ia segera menyingkirkan tanga Angga dari pipinya.

"Hih! Lu apaansih! Modus banget!" Ujar Verlita yang salah tingkah. "Buruan sana mandi! Bau banget lu!" Lanjutnya dan segera pergi meninggalkan Angga di kamarnya.

~ - ~

Setelah mandi, Angga menuruni anak tangga, menuju ruang tamu, menemui Verlita. Setelah mimpi tadi, ia takut kehilangan Verlita. Ia tak mau kehilangan Verlita sebelum Verlita tau bahwa Ia menyukainya.

Verlita melihat Angga yang hanya memakai celana selutut, tanpa atasan sehingga perut kotak-kotaknya dapat terlihat dengan jelas. Selain itu, rambut ia biarkan basah dan acak-acakan. Verlita terpaku melihat pemandangan itu. Angga terlihat sangat mempesona, tampan, dan sexy.

"G-ga.. Pake baju woi!" Ucap Verlita sambil menutup wajahnya dengan bantal sofa.

"Udahlah gini aja.. Nunggu kering juga." Ujar Angga sambil duduk di dekat Verlita.

"Jangan woi! Gila kali. Pake baju cepet!" Balas Verlita. Akhirnya, ia mengambil kaos dan memakainya.

"Udah." Ujar Angga dan perlahan Verlita menurunkan bantal dari wajahnya.

"Nah gitu dong." Ucapnya sambil meletakkan bantal di sofa.

"Ver.. Gue mau ngomong sesuatu." Ujar Angga dengan wajah datarnya. Karena takut mengatakan sesuatu yang menyebalkan, Verlita akhirnya mengalihkan pembicaraan.

"Nanti aja deh. Mending lu cobain nih, buatan gue." Ucapnya.

"Tumben nih." Balas Angga.

"Buruan cobain."

Setelah menggigit sepotonh roti, Angga meletakkan kembali roti tersebut. Ia kemudian, melihat lagi ke arah Verlita.

"Gue mau ngomong Ver." Ucap Angga.

"Makan dulu Ga.." Balas Verlita.

Angga kemudian memakan lagi dan dengan cepat menghabiskan sepotong roti di mulutnya.

"Gue mau ngomong." Ucap Angga lagi.

"Habisin dih.. Gak kasian apa ke gue? Udah buat susah-susah juga." Balas Verlita.

Kemudian, Angga memakan beberapa roti lagi dengan lahapnya dan minum setelahnya.

"Sekarang, boleh gue ngomong?" Ucap Angga. Verlita hanya menatapnya.

Mau ngomong apaansih?! Bikin deg-degan aja. Batin Verlita.

"Gue suka sama lu." Ujar Angga yang mampu membuat Verlita sangat terkejut. Ia terpaku sejenak.

"Heheyy.. Jangan becanda ah Ga!" Ucap Verlita sambil membereskan kotak tupperw*renya.

"Serius Ver." Ujar Angga meyakinkan Verlita.

"Udah deh Ga .. Gausah becanda." Ucap Verlita yang masih tak percaya. Angga kemudian menarik tangan Verlita hingga ia berbalik menghadap ke arah Angga.

"Lu kenapa s'lalu nganggep gue candaan sih Ver? Gue tu suka sama lu. Beneran Ver. Gue udah lama suka sama lu, kalo boleh jujur sejak SMP, jauh sebelum lu bilang suka Adit. Tiap kali, lu ngeluhin Adit di depan gue, gue berusaha untuk fine Ver, walaupun rasanya sakit banget. Gue ga suka Ver kalo lu disakitin.. Gue ga suka kalo lu nangis.. Kalo lu sakit.. Jujur gue seneng Adit punya pacar.. Tapi, gue juga ikutan sakit Ver pas tau itu Caca, gue .. Gue cape Ver, gue gamau lagi mendem perasaan ini.. Gue mau ngebahagiain lu Ver. Gue sayang sama lu. Gue suka sama lu, bukan sebagai temen apalagi sahabat, tapi sebagai wanita Ver." Ucap Angga sambil memegang tangan Verlita. Verlita terdiam. Ia kemudian melepaskan genggaman tangan Angga dari tangannya.

"Ga.. Lu kan tau gue baru aja ada masalah, gue ga bisa langsung buka hati Ga." Ujar Verlita. "Kenapa harus gue sih Ga di antara milyaran perempuan di luar sana? Gue gamau persahabatan kita hancur gara-gara perasaan yang ga seharusnya Ga. Gue udah kehilangan Caca, gue gamau lagi kehilangan lu." Lanjutnya.

"Hebat kan gue? Milyaran perempuan di luar sana, tapi gue tetep sukanya sama lu dan Ver.. Asal lu tau, gue mau ngebahagian lu selamanya. Bukan cuma sebatas pacar. Gue berniat ngebahagian lu selamanya, sampe kita tua. Gue nggak bercanda Ver. Gue selalu serius kalo ngomongin lu."

Verlita terdiam. Ia sangat merasa ketulusan Angga. Bohong kalau dirinya tidak bawa perasaan dengan ucapan Angga. Tapi, ia masih belum bisa membuka hatinya.

"Gue mau hati lu netral sekarang. Gak ada siapapun di sana. Gue mau ajak lu ngedate selama sebulan. Kalau emang dalam 30 hari itu, lu bener-bener ga ada rasa sama gue, lu bebas mau ngapain aja. Gue gamau lu ngebatasin perlakuan gue Ver. Gue mau tunjukin seberapa besar rasa yang gue punya buat lu."

-
-
-

terimakasih sudah mampir dan membaca! love u all~

keep healthy and see u..

Waiting You ("Menunggumu" REMAKE) · [COMPLETED]Where stories live. Discover now