"Benarkah?"

"Lihat-lihat, jika mendengar kata tampan baru kau mau berhenti menggambar." Ucap Seulgi

"Pindahan dari mana dia?" tanya Irene penasaran tanpa menjawab ucapan Seulgi barusan.

"Belum ada yang tahu, katanya dia akan datang hari ini, semoga saja dia berada dikelasku." Ucap Wendy, Irene memang tidak sekelas dengan Seulgi dan Wendy, Irene berada dikelas 11-E kelas terakhir karena dia memang tidak terlalu pintar jujur saja, masuk kedalam SMA ini saja dia sudah bersyukur.

Sedangkan Seulgi berada di kelas 11-D dan Wendy berada dikelas unggulah 11-B. "Jika dia pintar sudah pasti bukan dia akan berada dikelas 11-A atau kelas Wendy." Ucap Seulgi.

Irene merosotkan tubuhnya sedih tentu saja laki-laki itu tidak akan sekelas dengannya, apa yang kau harapkan Bae Irene. Kau kan hanya bisa menghayal dan menghalu saja dengan karakter-karakter 2D mu itu.

Irene kembali melanjutkan gambarnya, dia sedang membuat bibir tebal yang kissable itu dibuku tulisnya, Seulgi kembali geleng-geleng kepala dan menarik kembali buku gambar Irene "YAK! KANG SEULGI!" teriak Irene kesal

Seulgi menjulurkan lidahnya meledek temannya itu dan berlari keluar, Irene segera mengejar teman baikknya itu "Seulgi kembalikan buku ku!" teriak Irene di koridor, membuat beberapa murid yang ada disana melirik dengan tatapan 'Oh shit here we go again'.

Seulgi terus saja menghindar dari Irene, dia menuruni tangga menuju kantin dilantai satu mengingat kelas mereka berada di lantai 2, Irene berlari seperti orang marathon "SEULGI! SIALAN!" teriak Irene kesal membuat Seulgi tertawa dengan puas, setelah sampai didekat kantin Seulgi berhenti.

Seulgi mengambil nafas banyak-banyak karena berlari dari kelas Irene untuk sampai kesini "Kau terlalu banyak menghayal Rene, kenapa kau tidak cari pacar sungguhan saja." Ucap Seulgi sambil mengangkat tinggi-tinggi buku Irene.

"Berisik, cepat kembalikan buku ku." Ucap Irene sambil melompat mengambil bukunya. Seulgi terus saja menghindar, namun ketika buku itu tersentuh oleh Irene, dia malah kehilangan keseimbangan dan ingin terjatuh kebelakang.

'Sial Seulgi, aku akan jatuh!' batin Irene, dia sudah memejamkan matanya bersiap untuk mencium lantai namun dia tidak merasakan sakit sama sekali, melainkan dia merasakan sebuah dada bidang dibelakangnya.

Dia menoleh keatas melihat seseorang siswa tampan dengan baju sekolah yang sama dengan yang mereka gunakan Irene menjauhkan tubuhnya dan menoleh kearah laki-laki dengan tatapan menusuknya itu, tatapan mereka berdua beradu membuat Irene sedikit gugup.

"Maaf, aku tidak sengaja, ini semua salah temanku." Ucap Irene sambil memutus kontak matanya. Dia diam tidak menjawab hanya menatap Irene dengam mata hazelnya, detik berikutnya laki-laki itu malah tersenyum.

Irene sedikit terpaku menatap senyum diwajah laki-laki itu, laki-laki itu tersenyum sambil mengelus kepala Irene, iyaa kepala Irene pada saat pertemuan pertama, Irene tidak mengenal laki-laki ini padahal. Setelahnya dia pergi meninggalkan Irene yang membeku ditempatnya.

Irene menoleh kebelakang menatap kepergiaan punggung tegap itu "Wah, dia anak baru yang tadi kita omongin Rene! Dia benar-benar tampan!" ucap Seulgi girang sambil menyerahkan buku tulis milik Irene.

"Dia bahkan mengelus kepalamu!" ucap Seulgi lagi sambil menoleh kearah Irene yang masih terpaku itu. Karena tidak ada jawaban dari Irene, Seulgi malah tertawa mengejek kearah temannya itu.

"Lihat kau jatuh hati padanya." Ucap Seulgi, Irene segera menoleh kesal Kearah Seulgi dan memukul kepala temannya itu dengan bukunya dan berlalu meninggalkan Seulgi yang mengelus kepalanya itu.

Singularity [END]Onde histórias criam vida. Descubra agora