Tok! Tok! Tok!

Belva langsung membulatkan matanya. Takut jika itu adalah Papanya.

"Siapa?" cicit Belva

"Salsa" sahut.Salsa dari luar.

Belva menghela nafasnya karena merasa aman.

Clek!

Belva membuka pintu dan mempersilahkan Salsa masuk.
Sebelum masuk, Salsa melihat sekitarnya dulu. Setelah memastikan tidak ada orang lain, dia kemudian masuk lalu mengunci kamar Belva.

"Kenapa?" tanya Belva heran karena Salsa mengunci kamar.

"Tidak apa. Ayo duduk!" jawab Salsa lalu duduk di kasur.

"Gimana luka tembak kamu?" tanyanya

"Udah baikan" jawab Belva

"Gue minta maaf, yah. Karena nggak bisa berbuat banyak kemarin, " ucap Salsa tulus.

"Nggak usah minta maaf, Sal. Harusnya aku yang bilang makasih sama kamu, karena kamu udah nolongin aku kemarin. Seandainya kamu tidak menghalangi Papa, mungkin aku udah nggak ada sekarang" kata Belva

"Hah! Jangan ngomong kayak gitu. Trus lo tinggal di rumah Glen, gimana ceritanya?" tanya Salsa

"Dia nolongin aku kemarin"

Salsa mengangkuk. "Bagus kalau gitu. Oh iya. Ini obat buat nyembuhin luka lo," lalu meletakkan obat itu di meja.

"Makasih Sal."

"Hmm"

"Belva. Sebenarnya kedatangan gue kesini, karena mau ngomongin sesuatu" Salsa terus terang.

"Apa?"

"Gue suka Mikeil" jawab Salsa

Deg

Tidak tau harus mengatakan apa sekarang, Belva benar-benar tidak bisa mengeluarkan kata-kata.

"Kenapa harus lo yang dekat sama Mikeil? padahal gue duluan yang kenal Mikeil dari pada lo" kata Salsa

"Aku nggak tau, Sal"

"Jahuin Mikeil buat gue yah" minta Salsa dengan serius.

"Aku nggak bisa jahuin dia,  Sal. Dia yang deket terus sama aku" balas Belva

"Lo suka sama Mikeil?" tanya Salsa

Deg

Aku tidak tahu. Batinnya

"Ck, kayaknya iya. Kenapa sih harus lo? Lo tahu, gue tuh sayang sama lo. Tapi gue juga benci lo karena lo lebih disayang kakek dan sekarang lo dekat sama Mikeil. Gue benci kenyataan itu!" kata Salsa meneteskan air matanya.

"Maaf, Sal. Tapi sebaiknya jangan suka cowok kayak Mikeil" ucap Belva juga ikut menangis.

"Kenapa? Karena lo mau jadiin dia milik lo. Iya kan?!" bentak Salsa

"Nggak Sal, bukan itu maksud aku," sarkas Belva

"Trus apa? Jangan buat gue pusing. Please! Jahuin dia buat gue. Hiks ... Gue benar-benar suka sama dia dari dulu. Tapi kenapa lo hancurin perasaan gue" Salsa menutup wajahnya menagis.

Belva memeluk Salsa. "Aku benar-benar minta maaf. Tapi Mikeil tidak sebaik apa yang dilihat. Sebaiknya lupain perasaan itu, Sal."

"Nggak. Semua orang juga tau, Belv. Kalau Mikeil itu, walaupun dingin tapi hatinya baik," ucap Salsa pelan.

Belva menggeleng. "Kamu salah, nyatanya nggak gitu. Percaya sama aku." Lalu menangkup wajah Salsa.

"Gue nggak percaya sama lo! Gue benci sama lo!" bentak Salsa menghempaskan tangan Belva lalu berlari ke luar.

Why Should Be Me [ Tamat ]Where stories live. Discover now