Aku Tidak Tahu

Mulai dari awal
                                    

******

Di dalam mobil, Belva duduk di samping kakeknya. Dia sangat gelisah karena kakeknya terlalu cepat menjemputnya, dan sekarang dia tidak bisa mencicipi buatan kue Isabel. Dan sebenarnya kegelisaannya didominasi karena rasa takut akan bertemu Papanya.

"Kakek" panggil Belva

"Kenapa?"

"Belva takut pulang ke rumah" jawabnya sambil memilin jari-jarinya.

"Kakek sudah membicarakan hal itu pada Papamu. Kakek menyuruh mereka untuk tidak melakukan hal sekejam itu lagi pada cucu kakek" kata Rafi sambil mengelus rambut Belva.

"Benar"

"Iya. Cucu kakek ini tidak percaya, yah" ucap Rafi

"Tidak hanya saja--"

"Lupakan kejadian kemarin. Oh iya bagaimana dengan lukamu?" tanya Rafi

Bagaimana bisa kejadian seperti kemarin dilupakan. Batin Belva

"Sudah membaik, kan cuma tergores" lanjutnya menjawab.

"Belva. Boleh kakek tanya" kata Rafi

"Tentu. Memang kakek mau tanya apa?" balas Belva bertanya.

"Sejak kapan kamu kenal dengan wanita itu?" tanya Rafi

"Mama Isabel?"

"Iya"

"Itu Glen yang kenalin. Waktu itu keadaan Mama Isabel miris banget kek, kesehatan mentalnya buruk selama beberapa tahun. Itu karena seseorang menculik putrinyayang baru lahir dan membunuhnya. Hah!  Kejam banget sih Kek. Nih yah, kalau seandainya Belva ketemu dengan orang yang udah bunuh anaknya mama Isabel, Belva bakal marahin orang itu dan kalau bisa, Belva bakal tabok kepalanya" kata Belva kesal.

"Secara yah kek, mereka itu kejam banget.  mereka nggak takut dosa apa?" lanjutnya

Rafi yang mendengar itu hanya diam saja menyimak perkataan Belva.

Bagaimana jika kamu mengetahui semuanya, Nak? Batin Rafi menghela nafasnya.

"Oh iya, Kek. Kakek kenal sama Mama Isabel?" tanya Belva

"Iya" jawab Rafi

"Oh yah. Kapan dan di mana?" tanya Belva antusias.

"Udah lama Kakek kenal dengan keluarga mereka?" jawabnya lagi.

"Trus kenapa kalian jarang bertemu. Trus kenapa kakek tadi buru-buru pergi? Kan Belva pengen makan kue buatan Mama isabel" tanya Belva bertubi-tubi.

"Kamu tidak akan mengerti Belva" jawab Rafi sambil menatap layar handphonenya yang menyala.

"Kenapa?" tanya Belva lagi namun dihiraukan kakeknya.

*****

Setelah beberapa lama perjalanan, Akhirnya mereka sampai di rumah, Belva melihat rumah besar itu dengan lama. Dia sangat ragu untuk memasuki rumah itu kembali. Kejadian kemarin benar-benar membuatnya sangat takut melihat Papanya yang begitu menakutkan.

"Belva, ayo masuk!" suruh kakeknya.

Belva menelan air liurnya lalu mengikuti kakeknya dari belakang. Sesampainya di ruang keluarga, Belva melihat Papanya sedang mengerjakan sesuatu di laptopnya. Semakin mendekati Papanya dia semakin takut hingga mencengkram kuat jas kakeknya.

Raymon yang meihat Belva di belakang kakeknya tidak menghiraukannya. Tapi saat mereka melewatinya, Raymon langsung melototi Belva dengan tajam seakan mengancamnya. Sontak Belva langsung berlari menaiki tangga tanpa pamit pada kakeknya. Saat sampai di kamar, Belva langsung menutup pintu kamarnya.

Why Should Be Me [ Tamat ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang