30

29 4 0
                                    

Happy reading
Sorry for typo

*

*

*

*

*

Senyum Keyla tak pernah luntur sejak mereka memasuki Dufan. Ya Al mengajaknya ke dufan, katanya bosan di rumah terus.

Mereka menaiki beberapa wahana yang sedikit memacu adrenalin mereka.

"Kan aku udah bilang kalo cuman itu mah aku nggak takut." ucap Keyla tersenyum bangga saat mereka sudah menaiki wahana kora-kora.

"Iya, tapi pucat." Keyla cengengesan, ia kira Al tak memperhatikannya saat menaiki wahana kora-kora itu. Memang saat menaikinya ia sedikit takut namun saat perahunya mulai bergerak ternyata seru juga.

"Sekarang mau naik apa lagi?" Keyla melihat satu persatu wahananya. Ia kemudian menunjuk salah satu wahana yang menarik perhatiannya.

"Yakin berani?" Keyla menganggukkan kepalanya dengan semangat. Al menyunggingkan senyumnya melihat tingkah Keyla. Perlahan mereka berjalan menuju wahana tersebut dengan Al yang Setia mengandeng tangannya. Dan hal itu membuatnya senang bukan main, sejenak ia melupakan masalahnya.

Namun tak berselang lama senyum itu luntur digantikan dengan wajah takut. Al yang melihatnya menyunggingkan senyum tipis.

"Katanya tadi berani," ejek Al.

"Itukan tadi, sekarang beda lagi."

"Gimana kalo wahananya berhenti di tengah atau ------"

"Udah tenang aja. Nggak bakalan terjadi apa-apa." Al terkekeh, ia dapat dengan jelas melihat raut wajah Keyla yang menegang. Mereka berdua sedang menaiki wahana halilintar.

"Takut" cicit Keyla saat Roller Coasternya mulai bergerak. Ia memejamkan matanya dan memegang erat besi penyangga kursinya (aku nggak tau apa namanya, tolong di comment kalo tahu ya).

Keyla membuka matanya saat merasakan seseorang menggenggam tangannya. Ia tersenyum melihat tangannya digenggam oleh Al, walaupun laki-laki itu nampak acuh dan tak melihat ke arahnya sama sekali.

"Aaarrrrrgggghhhh." suara pekikan menggema saat Roller Coasternya meluncur dengan kecepatan tinggi. Keyla tak henti-hentinya berteriak sampai wahana tersebut selesai.

Ia turun dengan kaki gemetar, rasa takut masih ia rasakan. Percayalah jantungnya seakan terjun bebas saat menaiki wahana tersebut.

"Nih minum dulu." Al membawa Keyla duduk di salah satu bangku yang ada di sana.

Belum sempat Keyla meminum airnya, perutnya tak bisa di ajak kompromi.

"Hueek...." Keyla memuntahkan isi perutnya di samping kursi yang mereka duduki. Air matanya mengalir begitu saja.

"Hikss... maaf." ia yakin Al jijik melihatnya, kenapa juga ia muntah merusak suasana banget. Beruntung muntahannya hanya sedikit, ia sedikit tapi pasti membuat Al jijik dengannya. Mau bagaimana lagi, Keyla hanya bisa pasrah jika Al marah.

"Nggak papa." Keyla terpaku melihat Al yang dengan telaten mengusap sudut bibirnya menggunakan tisyu.  Bahkan laki-laki dengan lembut mengusap air matanya. Apakah laki-laki dihadapannya ini dirasuki malaikat? Jika iya, biarkan ia terus di rasuki, ia suka sikap laki-laki itu jika seperti ini.

"Kamu nggak marah?" Al menaikkan satu alisnya kemudian menggeleng.

"Nggak."

"Tumben!" guman Keyla namun Al masih mendengarnya sehingga gadis itu di tatap tajam.

KEYLA STORY(On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang