17

46 6 0
                                    

Happy reading
Sorry for typo.

*

*

*

*

*

"Nih ponsel lo," Al mengambil kembali ponselnya dan meletakkannya di atas meja.

"Tumben bukan El yang lo hubungin?" Keyla menaikkan alisnya namun gagal, membuat Al menyunggingkan sedikit bibirnya.

"Nggak papa, El kalo jam segini masih tidur." Al melirik jam dinding yang menunjukkan pukul 10.00 Keyla benar adiknya kalo hari libur belum bangun jika jam segini.

"Kenapa bukan gue aja yang nganterin lo pulang?" Keyla mengernyitkan dahinya bingung, tumben laki-laki di sampingnya ini menawarkan diri. Biasanya harus di paksa dulu. Tapi ini bukan waktu yang tepat, Keyla yakin papanya pasti masih ada di rumah dan ia tak ingin Al mengetahui masalahnya di rumah cukup El saja.

"Kenapa? Lo udah mulai ada rasa ya sama gue." Keyla menaik turunkan alisnya menggoda Al, namun laki-laki itu berdecak kesal.

"Nggak usah baper," Al mengambil ponselnya dan memainkannya. Keheningan terjadi diantara mereka berdua. Al yang sibuk dengan ponselnya dan Keyla yang sibuk dengan pikirannya sendiri.

"Besok lo ulangan kan?" Al membuka suara, membuat Keyla yang tadinya melamun langsung menoleh ke arah Al.

"Hm"

"Gue nggak mau tahu ulangan lo besok harus di atas delapan puluh. Jangan buat waktu gue sia-sia ngajarin lo." Keyla menghela napas panjang dan menganggukkan kepalanya. Ia tak yakin kalo nilainya besok akan di atas delapan puluh, dapat tujuh puluh aja ia sudah sujud syukur dan itupun ia nyontek sebagian jawaban dari El. Hadehhh fisika.... fisika kenapa lo susah banget sih.

Tin nong ... Ting nong

Mereka berdua menoleh ke arah pintu saat suara bell apartemen berbunyi. Dengan cepat Keyla langsung berdiri berjalan ke arah pintu dengan Al yang berjalan dibelakangnya, ia yakin itu pasti abangnya.

Ia tersenyum lebar saat tebakannya benar. Revan berdiri dihadapannya dengan raut wajah khawatir.

"Keyla," Revan langsung membawa Keyla ke dalam pelukannya dan mengucapkan kata maaf karena tak becus menjaganya. Ia membalas pelukan kakaknya tak kalah erat. Jika saja kakaknya datang terlambat semalam ia tak tahu apa yang akan terjadi pada dirinya.

"Kamu nggak papa kan sayang," Revan melepaskan pelukannya dan memeriksa tubuh Keyla. Al menatap bingung Revan, kenapa dia memanggil Keyla dengan sayang? Ada hubungan apa mereka berdua? Jangan bilang laki-laki itu yang mencium kening Keyla di sekolah? Cih gegayaan banget.

Tapi kenapa ia tidak asing dengan wajah laki-laki di depannya?

"Aku nggak papa."

"Ekhem," suara dari seseorang membuat mereka langsung menoleh. Revan memasang wajah yang sangat datar begitupun dengan Al.

"Makasih sudah menjaganya." ucap Revan datar. Al berdecak kesal dalam hati melihat tingkah laki-laki dihadapannya yang terlihat tak ikhlas mengucapkan terima kasih.

"Hmm," jawab Al tak kalah datar. Keyla yang menyadari situasinya langsung menatap Al dengan senyum yang lebar.

"Gue pulang Al, makasih sudah mau jagain gue. Sampai ketemu di sekolah."

"Hmm," Keyla mengedipkan sebelah matanya sebelum meninggalkan apartemennya, membuat Al mengendikkan bahunya acuh. Entahlah moodnya tiba-tiba jadi buruk melihat interaksi mereka berdua tadi.

KEYLA STORY(On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang