Love Destiny #09

559 54 2
                                    

Kriiiiingg....
Kriiiiingg....

Alarm handphone berbunyi nyaring, namun bunyi nyaring itu tidak mampu membangunkan pemuda yang tengah memeluk gulingnya erat.

Nyonya rumah hanya bisa menghela nafas mendengar suara alarm yang tak kunjung berhenti. Dirinya mengambil nafas sebelum..

"Soo Hyun bangun!" Yah di pagi hari yang cerah kala itu, burung-burung beterbangan menjauhi kediaman keluarga KIM (bukan KIM keluarga Kim Ji Won ya) yang megah akibat suara menggelegar itu.

Pagi yang cerah ini seperti biasa, nyonya besar Kim Ji Hyun harus mengeluarkan suara sepuluh oktafnya untuk membangunkan sang putra tercinta yang masih bergelung nyaman dengan mimpinya.

Pagi yang cerah ini seperti biasa, nyonya besar Kim Ji Hyun harus mengeluarkan suara sepuluh oktafnya untuk membangunkan sang putra tercinta yang masih bergelung nyaman dengan mimpinya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Soo Hyun yang masih sayang dengan telinganya segera terbangun.

"yaaa eomma aku sudah bangunn..." ucapnya setengah berteriak.

"Bagus kalo begitu. Segera mandi dan sarapan. Kami menunggumu!" Jawab Ji hyun masih berteriak.

"Huuhh.. Padahal hari ini tidak ada kelas, tapi eomma sudah membangunkan ku sepagi ini." ucap soohyun kesal saat melihat jam yang menunjukkan pukul 06:30.

06:30 terlalu pagi untuknya terbangun. Namun jika pun dirinya ingin tertidur kembali, sang ibu pasti terus meneriakinya. Dia masih sayang telinga untuk tidak mendengar suara keras sang ibu.

Setelah selesai dengan ritual pagi harinya, soohyun segera turun ke meja makan untuk sarapan bersama keluarga tercintanya.

"Selamat pagi eomma, appa." katanya sambil mengecup kedua pipi orang tuanya.

"Selamat pagi juga uyun. Ayo sarapan bersama kamil!" tawar sang ibu.

"Tidak eomma. Aku ingin pergi lari pagi terlebih dahulu. Jadi kalian berdua saja yang sarapan yahh." Tolak soohyun.

"Yasudah, kalo begitu. Hati-hati." ucap jihyun pada anak semata wayangnya.

Soohyun mengangguk. Ia melambaikan tangannya pada kedua orang tuanya, sebelum pergi menghilang di balik pintu besar mansion megah itu.







*****

Di pagi hari yang cerah, Jiwon mengayuh sepedanya mengantarkan koran koran kepada masyarakat kelas atas.

Mengantarkan koran adalah rutinitas kala kuliahnya libur. Sambil menyelam minum air. Di samping mendapat uang, dia juga bisa berolahraga dengan mengayuh sepeda.

Jiwon yang terlalu fokus pada koran-koran, tak menyadari bahwa seorang pemuda tengah berlari lari kecil seraya memainkan
Handphonenya,

Brak

Jiwon terkejut kala dirinya menabrak pemuda itu.

Dengan cepat jiwon mengambil bukunya. Tangannya yang cekatan menulis sesuatu pada pemuda itu.

[FF#1] Love Destiny [COMPLETED]Where stories live. Discover now