30. Here's Your Perfect

2K 220 126
                                    

puter mulmed lebih ngena

Sarada merebahkan tubuhnya di kasur setelah makan malam. Selesai mencuci piring, wanita itu sibuk dengan ponselnya. Boruto berbaring di sebelahnya, memangku laptop sembari bekerja.

Jujur saja, Sarada masih bingung sendiri. Satu sisi ia tidak tahan mengabaikan Boruto. Tapi di sisi lain, ia harus tega agar Boruto menyadari kesalahannya.

Sarada juga punya hati. Ia bukan robot yang bisa Boruto jalankan seenaknya.

Sarada memutuskan mematikan ponselnya, mengisi daya, lalu menaruhnya di meja. Melirik sekilas, Sarada bisa melihat Boruto yang masih berkutat menatap fokus layar laptopnya.

"Bolt, tidur, udah malem," tegur Sarada, memalingkan muka agar tak terlihat peduli. Sementara Boruto hanya menoleh lalu menganggukkan kepalanya.

"Iya, ini mau tidur, kok."

Sarada tidur membelakangi Boruto

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Sarada tidur membelakangi Boruto. Wanita itu jelas terlalu kesal untuk tidur menghadap Boruto. Mengerjapkan mata, menyesuaikan sinar yang masuk ke retina. Sarada kembali merasakan lengan melingkar di pinggangnya.

Siapa lagi kalau bukan Boruto?

Tapi dahi Sarada mengernyit, saat merasakan hawa panas dari tubuh suaminya yang menempel pada punggungnya. Sarada pelan menaruh lengan Boruto ke tempat lain, wanita itu membulatkan mata saat menyentuh tangan Boruto yang terasa sangat hangat.

Boruto sakit?

Menatap Boruto khawatir, Sarada buru-buru menempelkan tangan di dahi Boruto. Sarada mengembuskan napasnya kasar saat merasakan suhu tinggi dari tubuh Boruto. Ditambah napas pria itu yang tampak ngos-ngosan. Sarada mengecek suhu tengkuk suaminya, dan hasilnya sama juga.

Boruto demam.

Wanita itu memutuskan pergi berjalan, mengambil kotak obat dan mengambil termometer. Ya, Boruto memang membuatnya kesal. Tapi saat pria itu sakit, Sarada tak bisa mengabaikannya begitu saja.

"Bolt?" Sarada menepuk pipi Boruto pelan. Pria itu hanya bergumam, meracau tak jelas. Sarada memutuskan mendekatkan ujung permukaan termometer ke lubang telinga Boruto.

Wanita itu terhenyak melihat hasil pengecekan suhunya.

Tigapuluhdelapan koma sembilan derajat Celsius.

Tinggi sekali!

"Bolt?" Sarada mengelus rambut kuning suaminya perlahan. Tapi pria itu lagi-lagi bergumam tak sadar.

"Mmmmh," racaunya acak. Mendadak hati Sarada jadi terenyuh.

Terakhir Boruto sakit adalah saat Boruto tahu perusahaannya di ambang kebangkrutan. Sarada jadi sadar, Boruto tipe orang yang akan jatuh sakit kalau kebanyakan pikiran.

Dan sekarang masalah hubungan mereka.

Apa hubungan mereka sepenting itu di mata Boruto? Sampai-sampai Boruto jadi jatuh sakit demam tinggi begini?

Unpredictable Marriage | BoruSaraWhere stories live. Discover now