03. Akting

1.9K 223 85
                                    

Rumah seluas empat ratus dua puluh meter persegi itu terlihat begitu ramah dari luar. Kayu-kayu parket yang jadi dinding, tanaman anggrek yang menjalar di dekat pintu. Nomor rumah serta cermin berhiaskan gipsum yang dibentuk seperti gelombang jadi nilai tambah keestetikan rumah keluarga Namikaze itu.

Si eksekutif muda, Namikaze Boruto keluar dari mobilnya. Sarada membuka pintu, mengikuti pergerakan Boruto yang terlalu cepat.

"Jangan cepet-cepet, dong, Mis--Boruto!" pinta Sarada memanggil, membuat Boruto berhenti di jalan setapak taman depan rumahnya.

"Jangan terlalu lama, saya enggak suka orang yang lelet." Boruto menunggu Sarada berjalan ke arahnya, baru berjalan lagi saat Sarada sudah berada di sampingnya, mengimbangi langkah panjang Boruto.

Sarada mendengkus kesal, mendelik pada Boruto yang memasukkan tangannya ke dalam saku celana.

Watados banget ini orang, nyebel--Sabar, Sar. Kita tunggu duitnya. Duitnya banyak ini.

Sarada berusaha menguatkan dirinya sendiri, hanya mengikuti Boruto yang sedang memencet bel. Sarada terdiam, menatap Boruto yang berdiri di depan pintu.

"Kamu jarang pulang ke rumah, kah? Sampe harus mencet bel segala," celetuk Sarada ekspresif. Oniksnya memerhatikan raut Boruto yang seketika berubah agak sendu.

"Saya emang jarang pulang. Makanya Ibu nyuruh saya nikah." Jawaban singkat Boruto membuat Sarada jadi tertunduk merasa bersalah. Ah, dia salah bertanya. 

"Eh, maaf kalo gitu." Sarada mengekori Boruto. Pintu terbuka, menampilkan sesosok gadis berambut indigo dengan poni lucu serta safir biru memesona.

"Loh, Kakak?!"

Ruang makan outdoor rumah Namikaze benar-benar idaman

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Ruang makan outdoor rumah Namikaze benar-benar idaman. Konsepnya seperti garden party, bunga lili dan bunga lavender bertebaran di rerumputan. Bunga matahari ada di pojok-pojok taman. Sarada hanya tersenyum dari tadi, memilih mengekori Boruto yang duduk dengan santai di hadapan kedua orangtuanya.

Ada gadis berambut indigo yang tadi membukakan pintu. Ada juga pria berambut setengah coklat tua setengah pirang yang Sarada taksir umurnya mungkin setahun-dua tahun lebih tua darinya.

Sang kepala keluarga berambut pirang dengan safir biru menawan itu duduk di kursi utama, dengan wanita paruh baya berambut indigo dengan iris lavendel memukau yang tampak kalem, duduk di sisi kanan suaminya.

Pelayan membawakan makanan. Sarada duduk di sebelah Boruto, tepatnya di hadapan wanita paruh baya yang disinyalir sebagai ibu dari Boruto.

"Lo jarang pulang, sekali pulang langsung bawa calon istri aja." Suara bass bernada tajam itu datang dari mulut pria berambut setengah pirang setengah coklat kehitaman itu.

"Ya iyalah, dari pada lo? Bawa banyak cewek ke kamar enggak ada yang diseriusin." Jawaban sinis Boruto mendadak membuat bulu kuduk Sarada meremang.

Unpredictable Marriage | BoruSaraWhere stories live. Discover now