14. Pernikahan

1.7K 206 172
                                    

I wanna grow old with you ~

I wanna die lying in your arms

I wanna grow old with you ~

"Aku, Namikaze Boruto, mengambil Uchiha Sarada sebagai istri, teman, sahabat, pendamping hidup, sampai ajal menjemput. Menerima segala kekurangan dan kelebihan, menemani segala suka dan duka. Membimbing ketika salah, menemani sampai titik terakhir nafas diembuskan."

"Aku, Uchiha Sarada, menerima Namikaze Boruto sebagai suamiku. Menerimanya di saat suka dan duka, membagi setiap rasa yang hadir atas rahmat Yang Maha Kuasa. Menemani di kala terpuruk maupun bahagia. Menegur dan mengingatkan, tetap mendampingi bahkan di saat titik darah penghabisan."

Sumpah telah terucap, lengan kekar Boruto merengkuh pinggang Sarada lembut. Menarik tengkuk istrinya, mengarahkan bibir gadisnya ke arah bibirnya, menyatukan bibir mereka lembut dalam satu ketukan.

Suara instrumen lagu I Wanna Grow Old With You mengiringi upacara sakral pernikahan. Boruto melumat bibir Sarada lembut. Sarada memejamkan matanya, berusaha menikmati sentuhan yang diberikan suami kontraknya saat ini.

Catat, suami kontrak.

Sasuke yang berdiri di altar mengusap air matanya yang menetes. Satoru sibuk mengambil gambar. Himawari menatap sang kakak tak percaya. Sementara Shotaro cuek, dalam diam menahan tangis harunya juga.

Sakura tak sanggup menahan tangisnya. Baru kemarin rasanya ia melahirkan Sarada ... Kini putrinya sudah menjelma menjadi putri cantik yang sudah dinikahi oleh pangeran berkuda putihnya.

Hinata mengusap air matanya menggunakan sapu tangan. Rencananya berhasil juga. Walau rencananya atas intervensi Sarah, tapi tetap saja. Hinata senang sekali Boruto sudah menemukan tambatan hati, pendamping hidup hingga ajal menjemput nanti.

Naruto tersenyum bangga saat putranya begitu gentle mencium Sarada di hadapan ribuan manusia yang sengaja ia undang diam-diam tanpa sepengetahuan Boruto.

Enak saja pesta pernikahan privat, ini pertama kalinya Naruto menikahkan anak. Putra sulung pula, Naruto tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini.

Boruto menyudahi ciumannya, kini ia menyejajarkan safirnya pada oniks Sarada. Sarada yang sudah meleleh merasa kakinya melemas seperti jeli. Andai tangan Boruto tidak di pinggangnya, Sarada yakin ia sudah jatuh pingsan ke lantai altar.

Pupil hitam Sarada melebar sempurna saat safir Boruto menatapnya penuh arti. Jemari kekar Boruto meraih dagunya, sementara satu lengan Boruto masih menjaga pinggang Sarada agar tetap dalam dekapannya.

Pelan jemari Boruto membimbing agar dahi Sarada tepat berada di bibirnya. Pelan tapi pasti, bibir merah muda kecoklatan itu mencium lama kening Sarada, membuat obsidian Sarada membulat kaget. Sarada memilih memejamkan matanya, menikmati setiap aliran listrik yang Boruto hantarkan pada tubuhnya lewat ciuman.

"Terima kasih telah berakting sempurna hari ini, Sarada." Boruto lihai menarik tubuh Sarada merapat ke arahnya, oh, siapapun akan bilang mereka sedang berdansa! Boruto mendekatkan mulutnya ke telinga Sarada, kembali berbisik pelan.

"Terima kasih, aktingmu hebat hari ini."

Dan sesaat kemudian Sarada kembali menyadari, ini semua hanyalah perjanjian di atas kertas yang akan berakhir dalam waktu dua tahun.

Unpredictable Marriage | BoruSaraWhere stories live. Discover now