9:) Selesai (?)

121 17 2
                                    

"Rasa aneh ini, hangat dan menggelitik hingga ke ubun-ubun "
- Iqbaal Adiva Ramadhan -
.
.
.

"Rasa aneh ini, hangat dan menggelitik hingga ke ubun-ubun "- Iqbaal Adiva Ramadhan -

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Iqbaal membaringkan tubuhnya di kasur. Hari ini cukup melelahkan karena harus menyeleksi murid-murid baru yang serius masuk ekskul pramuka.

Laki-laki ini memejamkan matanya sejenak, sambil merasakan dingin AC kamar yang menyegarkan pori-pori.

Pikirannya berkutat pada peristiwa sore tadi, seulas senyum manis terukir di wajah tegas Iqbaal tanpa ia sadari.

Flash Back on.

Iqbaal tidak menyangka gadis itu akan mengambil ekskul pramuka setelah sebelumnya dia bilang tidak berminat.

Salwa terlihat mengikuti tes dengan setengah hati, kentara dari lekukan wajahnya yang berkerut sedari tadi.

Walaupun ia terlihat tidak begitu suka, tapi gadis ini dapat menyelesaikan beberapa soal tes dan bisa dibilang cukup bagus untuk seorang penggalang.

"Kak, jangan lolosin gue ya? Gue gak minat pramuka, tadi itu gue kejebak."

Salwa datang dengan tergesa-gesa, menyusul langkah lebar laki-laki ini. Iqbaal tak berniat berhenti, ia malah mempercepat langkahnya.

"Ishh, Kak! Dengerin gue dulu, tadi itu gue mau ke MIPA 6 seleksi pmr. Tapi gara udah telat malah nyasar ke MIPA 5, jadi gue kejebak disana!" terang Salwa. Ia berusaha menahan diri untuk tidak meneriaki telinga Iqbaal.

"Pokoknya gue gak mau tau! Tadi pas seleksi gue asal-asalan, jadi tanpa lo liat kertas gue langsung aja gak lolosin!" Salwa masih mengoceh di belakang punggung tegap laki-laki cuek ini.

Iqbaal yang dari tadi tak menoleh itu segera membuka pintu ruang ekskul, menyebabkan Salwa yang berada di belakangnya menghantam pintu kayu itu.

"Aww!!! Kalo buka pintu hati-hati dong woi!!"

Iqbaal sedikit memutar tubuhnya menghadap Salwa yang kini tengah mengelus kening dan hidungnya yang tadi disapa pintu.

Lihatlah, betapa menggemaskannya gadis ini. Hidung yang memerah dengan bibir manyun menambah kadar manis milik Salwa. Iqbaal berdehem kecil, mengurangi rona merah yang tercetak di pipinya.

"Selain gegabah, lemot, cerewet, ternyata lo suka nyalahin orang atas kesalahan lo juga ya," sarkas Iqbaal.

"Huh! Giliran gue udah kejedot aja, nih manusia ngerespon," gumam Salwa yang masih dapat didengar jelas oleh Iqbaal. Gadis ini mendengus kesal,

Iqbaal memutar langkahnya dan berjalan menuju meja miliknya.

Meninggalkan Salwa yang kini tengah mencak-mencak gemas melihat kelakuan biadab barusan.

Es (Boy) Serut Where stories live. Discover now