fourteen

72 12 1
                                    

"Pertama, lo harus tau apa yang dia suka. Contoh, Leo lo sukanya jus rasa apa?"

"Mangga."

"Abis itu, pesen jusnya." Jadi, sebenarnya ini yang mau nembak Rivi atau Leo?

"Mas! Jus mangga dua ya, jangan pake lama." Rivi memesan jus dan kembali memberi tutorial mendapatkan hati seseorang.

Rivi kembali menggandeng tangan Leo yang putih, mulus, dan bening. Mengajaknya duduk di tempat terdekat dengan tempat jus tersebut.

"Kedua, lo ngobrol-ngobrol sedikit gitu. Contoh, Le, warna kesukaan lo apa? Pastiin natap matanya." Rivi menatap mata Leo yang berhadapan dengannya.

Inilah akibat salah tanggap, salah pengertian, salah mengerti maksud yang orang katakan. Rivi tidak menganggap perkataan Leo, yang Rivi tahu, Leo itu mau nembak orang tapi Rivi dijadikan bahan percobaan.

Rivi pikir, Leo mencoba menembak Rivi untuk mengetahui respon selanjutnya ketika Leo menembak orang lain -orang yang diincar-. Rivi pikir juga, cara Leo itu salah, seharusnya Leo lebih serius kala itu, jadi Rivi memberi tahukan cara yang benar. Memberi tahukan langkah demi langkah dengan jelas.

"Item." Leo balas menatap Rivi.

***

"Rivi sama Leo mana sih?! Udah satu jam lebih padahal." Lea bertanya sambil marah-marah, ia melihat waktu di ponselnya.

"Jangan-jangan ...." Haekal yang sengaja menggantung ucapannya membuat Lea dan James penasaran. Mereka berdua langsung menatap Haekal penuh dengan raut wajah penasaran, ".... jangan-jangan po...." Haekal semakin membuat penasaran.

"JANGAN-JANGAN APA KAL???"

"Dih Lea udah over thinking pasti, sampe ngegas gitu. Udah ah, ke kantin aja yuk." Haekal merangkul pundak James dan Lea lalu berjalan menuju kantin.

Sesampainya di kantin, mereka berniat membeli jus untuk menyegarkan tubuh karena habis panas-panas berdiri di lapangan. Dikarenakan Haekal berbaik hati sekaligus berniat mendekatkan Lea dengan James, Haekal menanyakan jus apa yang mau dipesan kepada Lea dan James.

Haekal menempatkan Lea dan James dalam satu bangku, James jelas merasa senang, tetapi Lea tidak terima karena Haekal asal pegang pundaknya dan mendorongnya agar duduk disamping James.

Mereka bertiga berdebat kecil perkara Haekal menempatkan Lea disamping James, sebenarnya agar tidak ada perdebatan, Lea hanya perlu pindah tempat duduk. Itu saja, sangat mudah.

Tapi, Haekal tetap memaksa Lea, setiap kali Lea berdiri, Haekal lagi-lagi mendorong bahu Lea kebawah agar kembali duduk. Dan pada akhirnya, Lea tetap duduk di samping James berkat Haekal.

Haekal merogoh sakunya,mengambil permen yang masih dibungkus yang ada di dalam sakunya, membuka bungkusnya, lalu memakan isinya. Disaat Haekal berjalan membeli jus, baru dua langkah Haekal sudah dihentikan oleh Lea, "Kal. Itu Rivi sama Leo kan?" Lea menunjuk ke arah Rivi dan Leo, yang mereka baru sadari padahal sedari tadi seharusnya terlihat jelas.

"Ngapain tuh tatap-tatapan? Samperin aja Kal." James mengarahkan dagunya ke tempat dimana Rivi dan Leo berada.

Saat Haekal mau berjalan, tiba-tiba Lea mencekal pergelangan tangannya, "Jangan Kal. Lo lewat aja kesono diem-diem, tapi jangan sampe ketauan, bisa kan?" Lea bertanya dengan tatapan meyakinkan.

Haekal berdeham melepaskan pergelangan tangannya yang dicekal oleh Lea, "Oke." lalu Haekal berjalan diam-diam dan memesan jus tapi tidak bersuara, pertama-tama Haekal mengetikkan rasa jus yang tadi Lea dan James mau, lalu Haekal berjalan mendekat Mas tukang jus dan memberikan ponselnya agar Mas tukang jusnya membaca.

Untung saja Rivi dan Leo belum sadar atas kehadiran Haekal, tanpa disengaja Haekal mendengar Rivi mengucapkan, "Gua suka sama lo." Haekal yang sedang mengemut permen tersedak dan batuk-batuk, barulah Rivi dan Leo sadar ada orang lain selain Mas tukang jus di dekat tempat tersebut.

"What?! Oh my god ... I really can't believe it."

Rivi langsung beridiri, "HAEKAL?! SEJAK KAPAN LO DISITU?!? LO SALAH PAHAM, GUA, GUA, BUKAN GITU MAKS-"

"Sssttt ... cara lo ngomong tuh kayak gua itu pacar lo dan lo kepergok lagi jalan sama cowok lain."

"Lagi-lagi gua jadi nyamuk." batin Leo yang mendongak melihat Rivi dan Haekal.

Lea dan James yang dari tadi memantau dari kejauhan mendekat ketika Rivi, Haekal, dan Leo sudah tengok-menengok saling bicara.

"H-hah? Gua cuma ngajarin Leo cara PDKT, abisnya tadi Leo ngomongnya lucu banget. Gitu aja kok, ga lain-lain."

Setelah Lea dan James sudah datang, Rivi tersentak, "Lho, kalian j-juga disini?"

"Kok grogi gitu sih Vi? Jangan-jangan lo sama Haekal .... "

James menutup mulutnya terkejut, "Wah, ya ampun, ga nyangka banget. Pake pelet apaan lo Kal?" James menggeleng-gelengkan kepalanya tidak percaya.

"Bukan apa-apa kok, percaya deh sama gua, takut aja Haekal salah paham kalo gua ngajak Leo PDKT, padahal ya ga PDKT ya pret." Rivi sengaja memberi tambahan kata 'pret' agar keadaan menjadi tidak terlalu serius.

"Gelagak lo bikin gua ga yakin." Lea melihat secara keseluruhan wajah Rivi yang memang memberikan tanda-tanda kalo Rivi itu grogi.

"Rivi bener kok!" Akhirnya Leo sang pembuat masalah ini bersuara setelah  menjadi penonton adu mulut selama

.

bersambung

.

CWhere stories live. Discover now