nine

98 31 10
                                    

Sore hari yang ditemani langit yang mendung disertai sayup-sayup angin yang membuat rambut Suca yang terurai berhamburan mengikuti arus angin, tapi tetap pada tempatnya.

Rintik hujan perlahan turun dari awan. Suca berdecak mengutuk hujan. Kenapa hujan harus turun disaat-saat Suca diluar menunggu supir pribadi untuk pulang.

Tiba-tiba ada sesosok lelaki yang menutupi puncak kepala Suca dengan jaket kulitnya. Lantas, Suca terkejut atas kedatangan lelaki dengan jaket kulit tersebut.

"Oh shit! Main dateng-dateng aja."

"Surprise dong, biar romantis kaya di film-film gitu. Sendiri aja Su?"

"Nunggu supir gua. Adek lo mana Jo? By the way, itu lo keujanan loh." Suca mendongak menatap Jo yang sedang menutupi puncak kepalanya dengan jaketnya.

"Udah cabut duluan pake mobilnya sendiri," lalu Jo sedikit membungkukkan agar bisa satu jaket dengan Suca, "kalo gini kita kaya orang pacaran ya Su."

"Pacaran mbahmu. Udah tau ujan, masih aja disini bukannya ke tempat parkir terus pulang." Suca sebenarnya mengode supaya Jo menawarinya pulang. Jadi Suca tidak usah menunggu lama supirnya itu.

"Pulang bareng yuk." Syukurlah Jo peka, Suca mengangguk. Mereka berlari menuju tempat parkir dengan jaket yang Jo pegang masih di atas kepala mereka.

Jo dan Suca memasuki mobil milik Jo. Pandangan Suca langsung tertuju pada jok belakang mobil. Dilihatnya payung berwarna maroon disertai sedikit corak mawar di pinggiran sisi payung di jok belakang mobil.

"Bawa payung Jo?" Suca menghadapkan kepalanya ke samping kanan menghadap Jo.

"Itu... payung mama gua, waktu itu ada urusan minta gua yang anter. Takutnya ujan jadi bawa payung."

Suca mengangguk-anggukan kepalanya lalu memasang sabuk pengaman. Mobil Jo pun keluar dari tempat parkir dengan lamban, disambut oleh rintik hujan yang semakin deras.

Diperjalanan ketika melintasi Starbucks Coffee, Suca melihat Noel yang sedang menyesap Caffe Americano.

"Jo. Itu Noel kan?" karena Jo mengendarai dengan kecepatan sedang, jadi Jo bisa menengok sebentar untuk memastikan.

Jo menurunkan kecepatan kendaraannya dan meminggirkan mobilnya ke pinggiran trotoar.

"Mampir sana dulu Su. Datengin Noel sambil nunggu ujan reda" tanpa menunggu balasan dari Suca, Jo langsung keluar dari mobilnya dan berlari masuk meninggalkan Sucake Starbucks Coffee, duduk dibangku berhadapan dengan Noel.

Suca menghela nafas, bersiap untuk berlari menghindar dari hujan. Suca membuka pintu mobil. Dan saat Suca turun dari mobil, dia menginjak kulit pisang.

Jatuh terpeleset.

Bayangkan betapa malunya disaat hujan deras melanda, masih banyak kendaraan melintas di jalan raya dan ada juga yang berjalan diatas trotoar lalu terpeleset.

Beruntung Noel yang sedang melihat kearah jalan raya melihat Suca yang terduduk lemas. Orang-orang yang berjalan di trotoar tidak ada yang menghiraukan Suca.

"Bang. Lu bawa Suca? Jatoh dia bang." Noel tidak tau kalo abang-nya itu juga datang bersama Suca.

Mereka langsung keluar dari Starbucks Coffee dan langsung menghampiri Suca yang sedari tadi tidak beranjak dari tempatnya terjatuh.

"Ga pa-pa Su? Lo kenapa?" Noel bertanya sambil mengangkat Suca ditengah hujan deras.

"Lo ga liat?! Gua kepeleset cuk."

"Ya udah ga usah ngegas. Mau ditolongin ga?" Jo akhirnya bersuara tapi tidak ditanggapi oleh Suca.

Suca dibawa kedalam Starbucks Coffee. Ke kamar mandi wanita untuk mengeringkan dirinya yang basah terguyur hujan.

"Baju lo basah. Dalem mobil gua ada baju mama gua, dalem mobil Noel ada baju Lea. Mau yang mana?"

"Kalo stylenya Suca kaya mama bang. Bukan kaya Lea."

"Ya udah gua ambil dulu." Jo beranjak keluar dan menghampiri mobilnya yang terguyur hujan. Mengambil baju Krystal yang tertinggal di bagasi mobil Jo.

Memilih baju mana yang cocok dengan Suca itu susah. Tapi karena pilihan Krystal itu pasti bagus, jadi Jo mengambil asal bajunya.

Jo kembali masuk dan memberikan bajunya kepada Suca. Suca menerimanya dan langsung masuk kedalam salah satu bilik kamar mandi.

Jo dan Noel menunggu diluar. Sambil menunggu Suca, tiba-tiba Noel teringat kalo dia belum berbicara bahwa Lea mengigau dan melontarkan kata yang tidak-tidak.

"Oh iya bang. Ini udah lama sih sebenernya, udah dari kemaren-kemaren waktu Suca nginep. Si Lea nih waktu gua masuk kamarnya gegara Lea ga bangun-bangun, pas gua bangunin dia bilang 'diem anjing' terus gua bangunin lagi kan, abis itu katanya 'James, lo bisa diem ga sih'." Noel menjelaskan kronologi kejadian waktu Lea mengigau.

"Wih, ledek aja sabi kali."

***

Lea sedang berjalan-jalan keliling area dalam rumahnya karena merasa boring jika hanya berdiam diri atau memainkan ponsel dikamarnya ketika memakai sheet mask. Sebenarnya Lea tidak mau memakai sheet mask, tapi karena Krystal memaksa jadi ya Lea mau tidak mau harus memakai sheet mask.

Saat Lea turun kebawah, bel rumah berbunyi. Lea langsung memutarkan badannya dan berjalan menaiki anak tangga menuju kamarnya. Masa iya mau liat tamu tapi masih pake sheet mask? Mana Lea juga cuma memakai kaos oblong sama kolor doang.

Saat pintu dibuka oleh salah satu pembantu di rumah, ternyata yang datang adalah si kembar tampan yang basah kuyup. Tapi si kembar langsung berlari mengejar Lea keatas menuju kamar Lea. Namun sangat disayangkan karena Noel terpeleset saat mau menaiki anak tangga.

"Ati-ati lah. Gimana siih?" bukannya menolong Noel yang sedang kesakitan, Jo malah bertanya dan meninggalkan Noel dibawah begitu saja.

Lea bersyukur. Sangat amat bersyukur. Karena bisa-bisa jika kedua kakak-nya itu melihat Lea dengan keadaan seperti itu, Lea bakal jadi bahan ghibah kakak-nya itu.

"Lagian basah kuyup malah lari" batin pembantu yang tadi membukakan pintu.

***

.

bersambung

.

CTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang