First love(?)

9 2 0
                                    

Happy Reading Teman-teman ❤️
Jangan lupa vote


    Hari senin pun kembali datang. Seperti biasa upacara pun di laksanakan, Adeera bangun terlalu siang sehingga dia sangat terburu-buru.

“Ayah ayo berangkat.”

“Sarapan dulu.”

“Udah telat ini, hari ini upacara.”

“Yaudah ini nasi gorengnya jangan lupa.” ucap Bundanya sambil menyodorkan sebuah kotak makan yang selalu dia bawa ke sekolah dan berisikan nasi goreng.

“Ini Bunda yang buat?.”

“Iya, kan tadi kamu kesiangan bangunnya jadi Bunda aja yang bikin.”

“Yaudah makasih ya Bun.”
    Adeera segera berangkat ke sekolah bersama Ayahnya. Dalam perjalanan dia terlihat gelisah karena waktu upacara akan di mulai 10 menit lagi dan mungkin jika dia akan terlambat.

“Macet banget sih.” gerutu Ayahnya sambil sesekali membunyikan klakson.

    Sekitar 10 menit berlalu Adeera sampi di gerbang sekolahnya yang hampir tertutup. Dia bergegas turun dari mobil.

“Ayah aku masuk dulu.”

“Iya cepet jangan telat.”

    Adeera berlari ke arah penjaga gerbang itu dengan nafas terengah-engah.

“Pak.. saya mau masuk.”

“Yaudah cepet, jangan bolos upacara.”

“Iya Pak.” Saat Adeera hendak melangkah Pak Ujang menghentikannya,

“Eh tunggu dasi kamu mana?.” Adeera baru menyadari jika dia tidak memakai dasinya.

“Oh iya Pak lupa..”

“Nanti maju di depan pas upacara.” Mendengar ucapan pak Ujang Adeera menghela nafas pasrah dan segera berjalan cepat menuju kelasnya.

    Semua siswa-siswi berlari menuju lapangan dan ada juga yang berlari ke arah berlawanan yang mungkin berniat meninggalkan upacara dan memilih bersembunyi di belakang sekolah.

    Adeera pun ikut berlari ke lapangan dan berada di barisan yang lumayan belakang.
“Dasi kamu mana?, ayo maju ke depan.” guru ketertiban pun menarik lengannya untuk bergabung bersama siswa-siswi yang tidak memakai atribut lengkap.

    Alfin pun melihat Adeera yang tengah berdiri di depan semua siswa, dia pun segera melepas dasinya dan menaruhnya di saku celananya.

“Fin, Lo ngapain?.” Bisik Roni yang melihat Alfin melepas dasinya.

“Menurut Lo?.”

“Udah bener nggak pernah bikin pelanggaran selama di sini lah ini malah mau nyamperin masalah.”

“Lihat tuh, Adeera di hukum.”

“Iya juga ya. Tapi Lo mau ngapain?.”

“Diem ah.”
    Dia sesekali memandang guru ketertiban yang belum juga memeriksa kelengkapan seragamnya, dan hingga akhirnya guru itu menghampirinya.

Akhir untuk IKHLASWhere stories live. Discover now