CLOSE REQUEST.
You can request your favorite ship or your ideas here.
⚠⚠ Warning : in here maybe some of the story could be a spoiler of the next story.
Sihlakan Request dari kapal fav kalian, juga ide ide kalian disini.
°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
- Jeno X Chenle -
°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°° Let's START it.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Jeno bersandar pada pagar pembatas di lantai dua. Dia menatap rumahnya yang cukup gelap, tapi sebenarnya ini biasa saja baginya.
Debu ada dimana - mana, dan jaring Laba-laba akan mudah ditemukan dengan gampangnya. Terakhir kali rumah itu bersih adalah sekitar 8 abad yang lalu.
Hanya dirinya yang tersisa disana, dan menikmati kesendiriannya. Ah, Jeno lupa. Dia tidak sendirian lagi saat ini.
Ya setelah membaw- menculik, lebih tepatnya. Menculik seseorang yang sangat menarik perhatiannya sejak lama tapi, tidak cukup lama juga. Karena Jeno langsung jatuh dalam pesonanya ketika pertama kali bertemu dengan orang itu.
Cukup lama berdiam diri. Kedua telinganya mendengar suara langkah kaki. Walau pelan, Jeno tetap bisa mendengar langkah kaki itu.
Seseorang muncul dari balik pintu, dengan sikap was was juga takut jika dia ditemukan. Memastikan semuanya aman baginya, langkah kakinya langsung dipercepat menuju pintu besar yang bisa saja membawanya keluar dari sana.
Tinggal selangkah lagi, rencananya langsung gagal total.
Karena apa? Karena Jeno dengan cepat telah ada di depannya sambil menyeringai lebar.
"Mau kemana, Sayang?"
Chenle berdecak. Dia cukup muak dengan Iblis di depannya ini. Entah apa salah dirinya ini sampai bisa diculik seorang Iblis yang luar biasa tampan, ah tapi Chenle akan mengakui ketampanan Iblis ini dalam hatinya saja.
Karena kalo dia katakan langsung yang ada Iblis di depannya ini akan kegeeran.
"Minggir! Aku mau pulang!" teriaknya. Jeno mengangkat dagu Chenle dengan tangannya. Salah satu jemarinya mengelus pipi Chenle yang luar biasa halus.
