-RAVEGAS-

* * * * * *

CHAPTER 50: WAR 1 🏴

Ting

Aurel
Kita balik dari jam sebelas tadi, tapi Alexa pulang sendirian. Emang dia nggak ada di rumah?
2:50 AM

Kenzo menatap layar handphonenya. "Aurel sama yang lainnya pisah mobil sama Alexa. Katanya, Alexa balik sendiri."

Devan menukik tak suka. "Kenapa mereka biarin Alexa balik sendirian?!"

"Sabar, Van. Mungkin itu kemauan Alexa nya sendiri," lerai Farrel.

Ting

Devan membuka notifikasi yang masuk ke handphonenya, nomor yang tadi.

Unknown number
Ready?

Sent a picture

BRAK

Devan membanting handphonenya ke lantai, membuat handphone mahal itu terbagi menjadi empat bagian.

"Njir, sultan emang," gumam Vano.

Wiu Wiu Wiu Wiu

Sirene tanda bahaya di Markas berbunyi, seisi Markas mengalihkan perhatiannya. Lampu yang semula putih menjadi merah, suasana ricuh.

"Alexa, Van," ujar Farrel.

Nafas Devan tersenggal senggal. Tidak salah lagi, perempuan di foto itu adalah gadisnya.

"Kita udah telat." Devan bangkit, memakai jaket kebesarannya. "RUANG RAPAT SEKARANG!"

Devan tidak bodoh, ia harus mengatur strategi dahulu, pasti ini semua sudah direncanakan oleh peneror itu.

Mereka berbondong-bondong ke ruangan yang biasa digunakan untuk rapat. Dari luar Markas, terlihat ratusan orang ikut masuk ke ruang rapat, mereka mendapat peringatan dari handphone.

Devan duduk di kursi yang ukurannya lebih besar dari yang lain, di sebelahnya ada kursi yang ukurannya sedikit lebih kecil darinya. Kenzo duduk di sebelah Devan.

Devan menatap ruang rapat, semua sudah terkumpul. "MUSLIM SHOLAT TAHAJJUD DULU, NANTI BALIK LAGI KE SINI!"

Para anggota Ravegas yang beragama muslim keluar dari ruangan. Mereka tidak perlu keluar Markas, karena di Markas sudah disiapkan Musholla untuk sholat.

Sedangkan yang non-muslim, beribadah di ruang rapat. Sesibuk apapun, tetap tidak boleh meninggalkan kewajiban.

Kenzo menjadi Imam untuk anggota Ravegas yang beragama Islam. Devan menjadi pemimpin untuk yang non-muslim.

Lima belas menit berlalu, semua kembali ke tempat duduk masing-masing.

"Suruh Aurel, Lauren, sama Clara ke sini. Kita butuh bantuan mereka," pinta Devan. Kenzo mengangguk, ia menghubungi ke-tiga gadis itu.

DEVANDRA [PRE ORDER]Where stories live. Discover now