17 KADO TERINDAH

28 9 9
                                    

Tepat malam ini Sasa sudah sampai di apartemen yang Yoga beli dalam semalam itu untuk melupakan masalah yang menimpanya tadi.

Sasa keluar dari mobil dan di susul oleh Yoga, bi nani dan pak Dirman yang membantu memasukkan barang-barang yang ia bawa.

Yoga berjalan lebih dulu untuk membuka pintu sebab kuncinya ia yang bawa.

"Lah non Sasa teh ngapain ngalamun terus?" tanya bi nani yang melihat Sasa yang berjalan tapi dengan tatapan kosong.

"Sasa gak nyangka aja keluarga yang Sasa harapin hancur seketika."

Bi Nani menaruh barangnya kembali dan tangan kanannya menarik bahu Sasa dan menepuk pelan.

"Sanaos ibu parantos teu aya tapi bibi yakin yen Sasa kuat, Sasa henteu nyalira, urang selalu aya pikeun Sasa sareng anu paling penting Sasa teu kaleungitan anu maha kawasa tos sik kuat ya."

(walaupun mama udah gak ada tapi bibi yakin Sasa kuat ngadepin, Sasa gak sendiri ada kita yang selalu ada buat Sasa dan yang paling penting Sasasa gak kehilangan yang maha kuasa dah sik kuat ya)

Sasa yang paham dengan kata-kata bi Nani tersebut lantas memeluk bi Nani erat dan menumpahkan segala kesal, sedih di rengkuhan Bi Nani. Lantas Bi Nani mengulurkan tangannya untuk memeluk dengan erat. Mungkin dalam benak Sasa ia rindu sekali di peluk oleh seorang ibu dimana jika ia bisa melihat mayang-- mama kandung--- sudah meninggal pasti ia akan bermanja-manjaan bercerita tentang kerasnya dunia dan banyak hal lagi.

Yoga yang melihat adegan Sasa memeluk bi Nani yang disini bukan anggota keluarga melainkan hanya seorang pembantu yang sudah ia anggap sebagai keluarga sendiri. Yoga mengusap matanya yang keluar buliran bening ia bisa merasakan betapa hancurnya Sasa sekarang. Semoga saja ini keputusan yang terbaik saat ia memilih untuk berpisah dengan istrinya.

"Makasih Bi, Bibi yang selalu nguatin Sasa support Sasa." Bi Nani langsung mengusap air mata Sasa dengan punggung tangannya Sasa yang di perlakukan seperti itu hanya tersenyum.

"Mulai sekarang nggak ada sedih-sedih lagi pokoknya harus ceria gak boleh sedih, bibi gak mau tahu pokoknya." Sasa hanya mengangguk sebagai jawaban dan tersenyum lebar.

"Di usahakan captain." Bi Nani terkekeh geli dan melangkah masuk kedalam yang sebelum itu Yoga tersenyum ke arah Bi Nani dan mengacungkan jempol nya.

Sasa berjalan dengan di gandeng oleh Yoga memasuki ruang tamu saat memasuki ruangan. Ruangan ini seperti rumah kebarat-baratan yang terdiri dari sofa duduk, lampu hiasan yang ada di plafon dan lukisan yang terpasang di dinding. Sangat mewah.

Sasa berjalan di ruang tengah yaitu ruangan santai atau lebih tepatnya ruangan keluarga yang terdapat televisi, sofa dan meja yang di atasnya ada snack kecil-kecilan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sasa berjalan di ruang tengah yaitu ruangan santai atau lebih tepatnya ruangan keluarga yang terdapat televisi, sofa dan meja yang di atasnya ada snack kecil-kecilan.

"Suka gak sama rumah nya?" tanya Yoga yang menghampiri Sasa.

"Suka dong pah, kamar aku ada di mana?"

"Naik gih di sana ada empat kamar, terserah kamu pilih yang mana ntar papa ngikut." jawab Yoga. Sasa hanya mengangguk sebagai jawaban.

Sasa langsung saja naik ke atas dan berjalan di koridor yang lumayan besar sumpah demi apapun ini rumah sangat mewah sekali.

Sasa mengeryitkan dahi saat melihat kamar yang besar dengan satu pintu saja. Ia penasaran apa yang di dalamnya ia langsung saja membuka dan.WOW amazing ia di beri kamar yang sangat aestetic dengan bercat putih dan tunggu ia akan berjalan di lorong dan menemukan ruangan yang....

Ruangan lukis pribadi. Sasa berjalan keluar dan turun kebawah lagi untuk menjumpai Yoga yang sedang berbincang dengan pak Dirman dan Bi Nani. Sasa langsung saja menghamburkan pelukannya ke Yoga dan menangis disana.

"Pa, thank you ya," ujar Sasa masih saja terisak. Yoga hanya menepuk pelan punggungnya dan tersenyum. "Papa niat banget punya ruangan lukis sendiri." lanjut cewek tersebut yang kini mendongak ke arah Yoga.

"Ruangan lukis?" Yoga pura-pura tidak mengerti. "Emang ada?"

"Halah papa jangan pura-pura deh," kekeh Sasa yang dikuti oleh Yoga pak Dirman dan Bi Nani. "Sasa bakal lebih giat lagi buat ngejar kuliah di exford oke gak pah?"

"Boleh ayo buktiin boss!"

Kebahagiaan itu sangat sederhana bukan tentang harta yang melimpah tapi kebahagiaan yang paling penting itu adalah kita bisa berkumpul dengan orang-orang yang mendukung kita apa yang kita mau itulah kebahagiaan yang sesungguhnya. Jadi kita harus mendukung seseorang apapun itu yang terpenting hal positif bukan hal yang negatif. Ingat jangan pernah mematahkan keinginan seseorang!

🎆🎆🎆🎆

"Rio!" mendengar namanya di panggil lantas menoleh dan menaruh helm full face nya di tangki motor.

"Kenapa Ad?" tanya Rio yang kini masih saja menduduki motor besarnya.

"Gue cuma mau tanya Sasa pindah kemana?" Rio masih saja membisu enggan memberi tahu alamat baru rumah Sasa ya mungkin saja ini untuk ketenangan Sasa sendiri.

"Yo?" Rio tersadar akan tepukan pelan bahunya.

"Gue gak begitu tahu alamat nya, gue cuma anter Sasa ke rumah lamanya, mending gini aja." Rio menyodorkan nomor ponsel Sasa yang ada di ponselnya. "Gue kasih aja nomor Sasa, toh lo niat mau jenguk dia kan?"

"Serius ini gak papa?"

Rio mengangguk sebagai jawaban. "Ini penting buat lo."

Dirasa sudah ada persetujuan dari Rio. Aad langsung saja menggetikkan satu persatu nomor Sasa yang ada di ponselnya dan menyimpannya.

"Keadaan dia udah baikkan?" tanya Aad yang kini sudah berjalan menuju kelas dan di ikuti oleh Rio di sampingnya.

Rio mengangguk sebagai jawaban.
"Denger-denger lo yang jaga Sasa waktu koma?" Rio langsung saja menghentikan langkahnya.

"Lo kata siapa Ad?"

"Rumor lambe turah sekolah?"

"Gak usah kaget toh lo jaga bukan buat hal yang enggak-enggak kan?" ujar Aad yang kini sudah meninggalkan Rio yang sedang termangu.

Hai ketemu lagi. Gimana keadaan nya baik kan? Alhamdulillah.

Teman-teman jaga kesehatan ya jangan keluar kalo gak penting.

Jangan dekat-dekat kalo gak jadian aduh canda>3

Vote komen nya jangan lupa gratis kok. See you

This Is My DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang