ANGKASA || 35

354 51 4
                                    

• • •

Bahagia itu sederhana, jika kau bisa menerima dan menikmatinya.

• • •

"Geisha pulang?"

"Nanti aja kak."

Sepertinya Angkasa harus sedikit tegas dengan Geisha, jika tidak gadis ini akan terus bertindak seenaknya.

"Pulang! Bersih in badan lo. Gue ambil baju sebentar di mobil," ucap Angkasa setelah itu ia menunju ke arah mobil mengambil bajunya. Angkasa memang selalu seperti ini, ia akan membawa beberapa baju di dalam mobilnya.

Setelah mengambil baju yang sepertinya cocok untuk Geisha walaupun akan kebesaran pada tubuh gadis itu.

"Ini."

Geisha mendongak menatap Angkasa. Terus menurun pada baju yang di pegang Angkasa.

"Bersih in badan lo."

Geisha mengangguk. Bangkit dari duduknya, menunju ke rumah salah satu bibi yang memanen padi.

Angkasa menuntun Geisha perlahan. Jalannya sangat licin bagaimana jika Geisha kembali terjatuh? Ia tak ingin ada yang terluka di sini.

Setelah sampai di rumah sederhana ini, Angkasa dengan setia menunggu Geisha.

"Kak ini bajunya gede banget," keluh Geisha, menampakan diri dengan tiba-tiba di hadapan Angkasa. Untung saja Angkasa orangnya tidak kagetan, kalau iya wah bisa-bisa Angkasa kena serangan jantung.

Geisha menarik tangannya di hadapan Angkasa, tak ada yang aneh memang. Angkasa mengerutkan dahinya, tak mengerti.

Geisha mulai kesal, ya Tuhan kenapa ada makhluk yang sangat tidak peka seperti Angkasa.

"Apa?" tanya Angkasa.

Geisha berdecak. "Ini kak." Gadis itu mengerakkan telapak tangannya ke atas dan ke bawah, ia mencoba mengode Angkasa, kalau tangannya tak menampakkan diri di sana.

Melihat Angkasa yang hanya menatapnya, membuat Geisha semakin kesal. Geisha mengumpat dalam hati.

Angkasa tersenyum, lihatlah Geisha sangat menggemaskan ketika sedang cemberut seperti itu. Angkasa sebenarnya tau apa yang di maksud oleh Geisha, iya tangannya tak menampakkan diri. Mungkin saja ia minder dengan ketampanan seorang Angkasa. Ciakelah.

Geisha menatap Angkasa tajam, seperti ia ingin memakan hidup-hidup seseorang yang berada di hadapannya saat ini.

"Pulang?" ujar Angkasa.

Karena sudah terlanjur kesal dengan Angkasa. Geisha berjalan terlebih dahulu meninggalkan cowok yang sedang terkekeh kecil tanpa Geisha ketahui.

Karena tak mau jika Geisha kenapa-kenapa, Angkasa segera menyusul Geisha. Sebelum itu ia berpamitan pada bibi pemilik rumah, begitupun dengan Geisha.

Mengikuti langkah kecil gadis itu. Sangat kecil entahlah sampai beberapa tahun lagi mereka akan sampai pada mobil Angkasa.

Geisha menghentikan langkahnya, memutar tubuh dan...

"Aaaaa," teriak Geisha, ia kaget kenapa ada seseorang di sini.

Geisha menutup matanya, ia pasrah jika ia akan jatuh kembali ke dalam lumpur. Namun kiranya salah seseorang langsung memeluknya dengan sangat erat, seakan tak membiarkan gadis ini kembali menyemplung dan kotor.

Angkasa memang mengikuti Geisha dengan sangat dekat, takut jika Geisha akan terjatuh. Geisha tak mendengar gerak kaki Angkasa, karena ia terus saja menggerutuk kesal.

GEI;KASA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang