17. Gara-gara Foto

Mulai dari awal
                                    

Sang Puteri Sekolah itu menaiki panggung dengan memakai almamater yang sama dengan Shaka. Ia berdiri di samping kanan cowok itu. Tinggi mereka memang tidak sama. Shaka memiliki tinggi 175 cm, dan tinggi Sekar hanya sebatas lengan bagian atas cowok itu. Tapi keduanya nampak serasi berdiri beriringan. Shaka begitu terlihat gagah, sementara Sekar begitu terlihat anggun.

Setelah memberikan masing-masing piala dan piagam, mereka melakukan sesi foto bersama kepala sekolah yang dipotret oleh perwakilan pengurus OSIS bagian IPTEK.

Lima belas menit berlalu, akhirnya upacara pun telah selesai dilaksanakan. Kegiatan belajar mengajar akan dimulai pada jam delapan khusus hari senin. Masih ada waktu kosong sekitar tiga puluh menit lagi setelah upacara berakhir. Para murid ada yang langsung ke kelas, ke kantin, dan ada juga yang ingin berfoto dulu dengan Shaka ataupun Sekar.

Seorang gadis yang sudah melepas topi sekolahnya berlari menuju Shaka yang tengah berfoto dengan teman-temannya. Ia langsung memeluk tubuh proporsional pria itu.

"Always proud of you," ujarnya. Ia menikmati pelukannya itu.

"Ye, main nyosor aja lu," timpal Bumi sedikit kesal.

Shaka menjauhkan tubuhnya dari Keysha, "Iya iya, makasih ya. Tapi jangan gini juga dong, gue lagi foto bareng temen."

Keysha nyengir, "Fotoin gue dong Mi sama Shaka pake handphone lo."

Bumi yang tengah melihat-lihat foto tadi di galeri segera memasukkan handphonenya ke dalam saku celana. "Ogah, memori hp gue habis, sorry."

Shaka menatap tajam ke arah Bumi, ia tau temannya itu tidak menyukai Keysha tapi ia sangat meminta tolong agar tetap bersikap sopan. Yang ditatap akhirnya luluh.

Keysha mulai berpose, jarinya membentuk huruf v. Sementara Shaka merangkul pundak gadis itu dan tersenyum manis.

Kegiatan itu disaksikan oleh gadis yang berada tak jauh dari posisi mereka berdiri. Bahkan gadis itu mengabaikan kedua sahabatnya yang tengah ngoceh-ngoceh gak jelas.

-ˋˏᴬᵐᵒᵘʳˎˊ-

Sekarang Sekar tengah berada di ruang kelasnya yang bernuansa krem dan merah marun tanpa Icha dan Naya. Rasanya bosen banget gak satu kelas sama bestie. Sekar merutuki dirinya yang menyetujui ide pindah kelas dari Shaka.

Mending deh kalo kelas IPA sama Bahasa berdekatan alias bersebelahan. Ini nggak. Gedung jurusan IPA berseberangan dengan gedung jurusan Bahasa, sementara gedung IPS berada di tengah-tengah kedua bangunan megah itu. Begitulah SMA Agra menata kelas-kelas sesuai jurusannya. Memisah tiap jurusan dengan gedung yang berbeda.

Sekar merenung. Niatnya sih mau nyamperin kedua sahabat cantiknya itu, tapi nanti kalo dia ke sana yang ada keburu guru pertama masuk.

Selain merenung, kerjaannya dari tadi hanya membalas sapaan teman-temannya yang mengucapkan selamat karena menang lomba. Ada juga yang minta foto dan itu gak sedikit.

Bumi bersama Sadam memasuki kelas.

"Eh Kar, mau foto gak sama Shaka? Anaknya ada di depan tuh," tanya Sadam yang melihat gadis itu seperti sedang bosan. Ya emang bener lagi bosen sih.

Sekar menggeleng, ia fokus dengan ponselnya.

Bumi menarik tangan Sekar untuk keluar kelas, "Ck, udah ayo ah."

"Eh eh gak mau ah," tolak gadis itu setelah dirinya sudah di luar kelas. Pas banget Shaka lagi melepas almamater yang membuat cowok itu kepanasan. Shaka juga sedang mengobrol serius  dengan Aufa.

AMOURTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang