Fraksi

56 47 50
                                    

Hari ini tepat satu minggu Nirvana menjadi Ketua OSIS. Belum ada perbedaan signifikan antara Nazli dan Nirvana saat jadi Ketua. Paling-paling Nirvana yang suka keliling bak Ratu yang sedang kunjungan ke rakyatnya, atau setidaknya itu yang ada pikirannya.

"Windy belum ada tanda-tanda Nirvana yang mencurigakan?" tanya Kazeo. Mereka berdua sedang melakukan pertemuan rahasia, tenang saja ini bukan berarti Kazeo selingkuh, karena sejak tadi Nazli mengawasi lewat videocall.

Windy menggelengkan kepala, "tidak ada Ketua, belum ada gerakan mencurigakan dari Nirvana. Kemungkinan dia masih menysusun rencana."

Kazeo menghela nafas sejenak. Dia membenarkan posisi berdirinya, Kazeo menyenderkan punggungnya ke dinding kelas.

"Aku hampir lupa, ada sesuatu yang mau aku sampaikan," Nazli akhirnya berbicara. "Sebentar lagi akan ada class meeting, dimana SMA Garuda akan dibuka untuk umum, kemungkinan rencananya Nirvana terletak diacara class meeting."

Windy mengangguk setuju. "Yang dikatakan Nazli kemungkinan benar. Jika dia ingin menghancurkan nama SMA Garuda tahap awal yang harus dia mulai adalah class meeting."

"Yup, karena di class meeting banyak orang dari luar sekolah, yang akan turut andil meramaikan acara. Para orang tua juga akan melihat seperti apa SMA Garuda karena ingin menyekolahkan anak mereka." Penjelasan Kazeo dapat dipahami Windy. Dia mangut-mangut paham begitu juga Nazli yang sedang di kamarnya.

"Naz!" panggil Kazeo.

"Apa?"

"Aku main kerumah kamu boleh nggak?"

"Jangan Kaz, aku lagi demam nanti kamu ketularan," tolak Nazli cepat. Memang Nazli sedang demam, di jidatnya saja tertempel plester pendingin demam.

"Pokoknya aku mau kesana Naz, mau jenguk kamu, Teman-teman banyak yang ngasih kamu hadiah nih," paksa Kazeo. Dia menunjukkan banyak sekali titipan dari temannya Nazli.

"Lagian kamu kenapa bisa demam gitu sih?" Sekarang Windy yang bertanya.

"Ntah Win, kayaknya aku terlalu seneng banget jadi pacar Kazeo sampai demam gini, kyaaa." Nazli menutupi wajahnya yang memerah.

"Yey dasar Nanas!" seru Windy menabok Hp.

"Kagak usah ditabok juga Windy lailahaillallah!" seru Kazeo berusaha menangkap HPnya. "Dah Nazli, bentar lagi aku ke rumah kamu," pamit Kazeo. Nazli langsung melambaikan tangannya dan menutup panggilan.

"Kamu langsung mau kesana?" tanya Windy.

"Iya, ini mau langsung . Kamu mau titip?"

"Sampaikan salam aja, moga cepet sembuh terus bertugas di OSIS bawah."

"Kayaknya kamu nanti nggak bertugas sendirian lagi deh."

"Memang kenapa?"

"Kamu nanti partner sama Nazli, pas kan?" Memang anggota OSIS bawah bergerak dengan dibagi menjadi duo. Ken berpasangan dengan Simon, Aku dengan Navi, dan Windy bersama Kyla.

"Terus Kak Kyla?"

"Dia sudah kelas 3 sebentar lagi dia akan disibukkan dengan ujian, jadi Nazli akan menggantikan posisi Kyla." Windy akhirnya mengangguk paham. Dia setuju dengan keputusan Ketuanya karena percuma saja mendebat Kazeo.

Akhirnya Kazeo pergi dan berpamitan dengan Windy. Di loby sekolahan Kazeo dicegat Nirvana yang bersama dua orang yang berdiri di sampingnya. Ajudannya Nirvana?

"Kagak usah ngalangin jalan orang, itupun kalau kalian orang," ketus Kazeo. Dia berusaha mencari jalan lain tapi ajudan Nirvana memblokade jalan lewatnya.

"Maaf mengganggu kamu Kazeo, tapi aku ada hal yang harus aku sampaikan."

"Cepat, jangan buang waktu aku."

"Pertama aku sangat marah atas kejadian wajahku kena bubur, apalagi sampai tersiar di mading sekolah."

Kazeo tersenyum geli. Tentu saja dia tahu siapa pelakunya. Kemarin saat wajah Nirvana terkena bubur Windy langsung sigap memotret Nazli dan mencetak selebaran.

"Kenapa kamu ketawa?" tanya Nirvana ketus.

"Pfftt ma...af aku cuma mengingat kejadian lucu saja. Lanjutkan!"

"Baiklah, aku menawari mu jabatan di OSIS," ajak Nirvana.

"Apa? Kamu menawari aku jabatan?" ucap Kazeo tidak percaya.

"Iya benar. Kamu akan jadi Wakil Ketua bersamaku," yakin Nirvana. Kazeo menundukkan kepalanya heran. Bisa-bisanya dia ditawari menjadi Wakil Ketua, itu namanya turun pangkat.

"Kayaknya baru kemarin deh kamu bilang aku itu rakyat jelata. Terus angin lewat apa yang membuat kamu merekrut aku jadi Wakil Ketua?"

"Aku tahu kamu adalah penerima ketiga Guru pilar," ungkap Nirvana. "Kemarin aku mendapatkan berkas itu, kenapa kamu menyembunyikannya?"

"Aku tidak punya hak yang membuatku harus menjawab pertanyaan kamu, dan aku ini suka kebebasan." Kazeo lagi-lagi bertindak lebay seperti karakter anime. Dia membentangkan tangannya seperti burung. "Aku ini bebas karena aku adalah Kazeo." Nirvana terpesona dengan persona Kazeo. Mungkin dia jatuh cinta dengan Kazeo? Entahlah.

"Maaf aku harus bergegas, menungguku," Pamit Kazeo sopan. Walaupun menyebalkan di alam bawah sadar Kazeo sudah terpatri untuk sopan ke siapa saja termasuk musuh.

Nirvana menatap punggung Kazeo lamat-lamat. Tanpa sadar dia tersenyum tipis yang cukup manis. "Kazeo ya, sepertinya dia menarik."

NazliWhere stories live. Discover now