Berkas Palsu

94 106 44
                                    

"Berkas Palsu? Maksud kamu apa Kazeo?"

"Dokumen ini dipalsukan Nazli," jawab Kazeo menunjukkan dokumen Nazli. "Nirvana Bendahara OSIS memalsukan dokumen,dan dokumen yang kamu bawa adalah dokumen palsu"

"Apa buktinya kalau itu dokumen palsu?"

"Pertama penulisan tanggal disini rancu, kedua penulisan laporan keuangan disini salah."

"Masa sih sini coba biar aku baca," pinta Nazli langsung mengambil berkasnya. "Kazeo yang kamu bilang beneran ini adalah dokumen yang dipalsukan, banyak data-data yang tidak sesuai di lapangan."

"Sudah aku duga ini Nazli, kenapa aku bisa kecolongan sial dia main rapi," umpat Kazeo. Dia dari tadi mondar-mandir tidak jelas.

"Kazeo kamu kenapa coba duduk dan jelasin apa yang terjadi?"

Kazeo menghela nafas cukup panjang dan membenarkan letak kacamatanya. "Gini OSIS bawah sedang menyelidiki kasus pembullyan yang dilakukan Gevano terhadap siswa beasiswa dan salah satu korbannya adalah Nirvana, kami OSIS bawah sedang mencari bukti yang lebih kuat dan otentik agar dapat bisa mengambil keputusan untuk bisa menghakimi Gevano."

"Gila tugas OSIS bawah ternyata serumit dan sesusah itu," gumam Nazli. "Terus dengan dokumen ini apakah cukup?"

"Belum Naz aku harus dapetin dokumen aslinya dan mencari tahu Nirvana punya hubungan apa dengan Gevano, kenapa dia membantu memalsukan dokumen, untuk apa dipalsukan, apa yang mereka dapatkan? Semuanya harus jelas, mengeluarkan Gevano dari sekolah tidak akan menyelesaikan semuanya, mematahkan satu ranting pohon nggak akan bikin pohon itu roboh."

"Kazeo."

"Apa?"

"Kesambet apa kamu kok bisa bijak gitu?"

"Buset ini lagi serius Nazli, nggak usah becanda kamu," sungut Kazeo kesal. Kalau biasanya Nazli yang dibuat kesal karena Kazeo. Sekarang malah kebalikannya.

"Hahahahahaha!" gelak tawa Nazli kencang. "Lucu banget, biasanya aku yang kesal sama tingkah kamu, sekarang malah kebalik."

"Nazli kamu mau nggak kerja sama, kita sama-sama bongkar kasus besar ini," tawar Kazeo. Ini adalah kesempatan langka dimana akhirnya Kazeo akan menuntaskan misinya.

"Baik Kazeo aku bakal kerja sama dengan kamu."

"Tos dulu dong," ajak Kazeo seraya mengangkat tanganya.

"Higfive."

***

Keesokan paginya Kazeo berangkat pagi-pagi buta. Bukan karena rajin dan membuka gerbang sekolah, melainkan untuk mencari dokumen yang asli. Kazeo memiliki deduksi bahwa ada sedikit keanehan dengan kasus pembullyan Nirvana dan Gevano.

"Ketua kesini," panggil seseorang dari semak-semak. Kazeo celingukan mencari sumber suara itu darimana.

"Ketua kesini," panggilnya lagi.

"Gila pohon bisa bicara, apakah ini di Vietnam?" gumam Kazeo menatap semak-semak. Tiba-tiba ada tangan muncul dari semak-semak dan menarik Kazeo.

"Apa ini lepasin ngga-"

"Sttt jangan berisik Ketua."

"Windy ngapain kamu pagi-pagi di sekolah?"

"Nyari informasi, Ketua sendiri ngapain?" tanya Windy balik.

"Aku juga sama nyari informasi, aku curiga dengan Nirvana ternyata dia menjabat sebagai bendahara OSIS."

"Loh Ketua baru tahu?" Heran Windy menaikan alisnya.

"Iya aku baru tahu maaf." Asik-asik mengobrol mereka kedatangan orang yang tidak disangka-sangka. Gevano datang disekolah juga pada pagi buta. Ada apa sih dengan mereka kenapa harus di pagi buta? Entahlah.

"Gimana kamu berhasil?" Sepertinya Gevano sedang berbicara dengan seseorang. Tapi Kazeo tidak tahu karena pandangannya terhalang oleh semak-semak.

"Tentu aja dong mudah banget mengelabui mereka semua." Jawabnya.

"Bagus agak susah buat melancarkan rencana kita, apalagi rumor adanya organisasi yang bergerak secara rahasia." Yang dimaksud Gevano mungkin OSIS bawah.

"Tenang aja sebentar lagi Nazli bakal kena Fitnah karena pemalsuan data, karena gue nggak muncul disekolah beberapa minggu." Jawaban gadis itu membuat Kazeo dan Windy kaget. Mereka saling menatap dengan tatapan yang sama kagetnya.

"Ketua apa kamu berpikir hal yang sama denganku?"

"Kalau pengen berak kayaknya sih bukan, tapi kalau tentang bahwa dia adalah Nirvana itu pasti sama."

"Apa yang harus kita lakukan, langsung labrak aja?"

"Goblok ya nggak bisa lah, di situasi kayak gini mereka lebih diuntungkan, kita harus nunggu momen yang tepat."

"Baik, untung Ketua masih bijak," ledek Windy.

"Terus selanjutnya apa?" tanya Gevano.

"Kita mulai phase 2." jawab Nirvana tersenyum licik.

"Apa nggak terlalu cepat?"

"Nggak kok, ini masih sesuai rencana, dengan begini nama SMA Garuda akan jelek dan lama-kelamaan akan ditinggalkan." Nirvana langsung tertawa kencang. Tawa yang psikopat dan keji. Ini pertama kalinya Kazeo menangani kasus yang cukup serius. Saraf adrenalin nya terpcu. Inilah yang ditakutkan Pak Gunawan ada murid yang diutus untuk menghancurkan sekolah dari dalam.

"Windy, kumpulkan semua anggota suruh mereka berkumpul diruang OSIS nanti siang, kita juga harus bergerak OSIS bawah akan melaksanakan rapat edisi 71."

NazliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang