24.| KEMALANGAN TOKOH UTAMA

46.8K 5.3K 3.9K
                                    

Vote + komen disemua kolom paragraf biar boba cefat up!😠🏃‍♀️

_ALANSKA_

"Ini semua gara-gara papa!" Untuk pertama kalinya Arkan menyentak ayahnya sendiri, "Kalo aja Loly gak dijodohin sama Alanska semuanya gak bakal gini kan?!"

"Arkan ke kendaliin diri kamu sayang," Lirih mama Hira.

"Apa mah? Sedari awal aku gak suka sama anak pembawa sial itu dan lagi usut tentang ayahnya yang punya masalah dimana mana sampe Loly ikut keseret mah!"

"Alanska bukan pembawa sial Ka-" sahut Lucenos.

"Terus kalo bukan pembawa sial apa? Pengutus malaikat maut iya? Buat Loly kita koma buat kedua kalinya, IYA?!" Emosi Arkan begitu menyurutkan diri.

"Kesampingin amarah kamu buat hal gak guna Ka, sekarang mencari Laura sama Alanska itu lebih penting."

Alanska membuang nafas sungkan kesembarang arah sambil mengaligkan pandangan, "Gak guna kita cari pengutusnya malaikat mau Loly pah,"

Lucenos menggeleng-geleng kepala dengan sikap keras kepala Arkan. Lelaki itu tak pernah semarah ini untuk adiknya namun Arkan tak bisa ambil diam untuk tak memaki Alanska saat ini juga.

"Pokoknya keinginan Arkan tetep bulat, setelah mereka ditemukan aku mau buat Laura sama Alanska cerai."

"Tanpa persetujuan papa sekaligus!" Tindas Arkan mengepalkan jarinya.

Deg

"Kamu egois Ka. Egois! Papa kecewa sama anak pembangkang kaya kamu."

"Terserah papa mau ngatain aku apa asalkan Laura selamat!" Elaknya Arkan tetap kekeh

"Kamu tega ngelepasin status suami istri mereka? Dengan kamu misahin Laura dari Alansla yang ada setengah hidup dari Laura bakal hilang ka! KITA BAKAL KEHILANGAN LAURA, LAGI!"

Hati Arkan tergores tak terima. Kebahagiaan adiknya hanya ada pada pria itu begitupun sebaliknya jika pria itu mengetahui semuanya.

*****

BRAK!  Gavin menggebrakkan mejanya dengan berucap lantang. "Gue yakin si Alanska lagi nae-nae diranjang sama bini nye anjir beruntung banget sumpah!"

"Nae-nae apa Gavin?" Tanya pak Taryo penasaran dikelas mereka. Ucapan cowok itu ternyata begitu keras terdengar hingga meja guru paling killer dengan perut buncit botak dikepalanya.

"Lah bapak nguping? Bukannya ngajar malah nguping orang ghibah," Nyawa Gavin dalam ketewasan ditangan pak Taryo.

"Kamu bukannya belajar malah ghibah! Jawab cepet nae-nae apaan atau saya coret kamu biar gak naik kelas bulan depan!" Ancam pak Taryo.

"Duh masa diperjelas sih pak? Itu loh proses buat anak pake gaya lagu Ariana Grandma, tiga empat tiga lima!"

"Paan anjir Ariana Grandma?" Sengit Julian.

"Saya guru biologi bukann matematika jadi cepat jelaskan apa itu nae-nae?!"

Gavin menggaruk tengkuknya yang tak gatal, haruskah ia menjawab lantam? "Goyang pinggul diranjang pak mau saya praktekin?

Pletuk deplak bug bug

"Harus banget dilempar rotan ya pak? Sakit anjing" Reflek Gavin

"GAPIN! Murid durhaka kamu ya ngomongin saya anjing!"

"Kalo ngomongin monyet, itu mantan saya pak

"Belum aja tuh mulut saya gergaji." Ucap pak Taryo mmebuat Gavin merinding. "Jaga omongan kamu! Alanska mutid baik-baik dia gak mungkin ngelakuin goyang pinggul"

"Serah bapak yang penting saya saksinya." Ungkap Gavin tetap mengelak.

"Saksi goyang pinggul?"

Gavin menghelas nafas malas. "Iye, link ditwitter"

"Goblok ngapain lo lapor kesucian hp kita bego!" Julian mentempeleng kepala Gavin cukup keras.

"Letakkan semua hp dimeja saya!"

Glek

"B-buat apa pak?" Tanya getir Dimas selaku ketua kelas.

"Mau meriksa bokep dihp kalian."

*****

KEPALA Alanska tak bisa berpikir cepat untuk melarikan diri dari tempat mereka dihadang sebuah mobil truk box yang siap menerjang keduanya hidup-hidup didalam gudang.

Tubuhnya mengkaku masih dengan memangku Laura dihadapannya. "Tadi lo bilang apa?

"Kecelakaan apa? Dimana? Dan kenapa 'lagi'? MAKSUD LO APA CEPET!"

"Ska kita masih punya peluang hidup kan? Peluang aku dapetin hati kamu? Bahagiain kamu dengan cara yang kamu mau, please Ska kita harus kabur..." Lirih Laura ketakutan.

Alanska menatap nanar Laura, dari pada membicarakan hal tak penting baginya ia bangkit dari kursi kayu sehingga Laura ikutan bangkit. Gadis itu mencengkram jaket kulit Alanska dengan pikiran berkeliaran tentang kematian.

"Ini saatnya aku temui Laluna."

Deg

"ALANSKA JANGAN GILA!" Laur menggeleng tak percaya dengan sahutan Alanska.

"Ini cara terbaik buat aku gak nyiksa kamu Ra."

"Terserah kamu mau ngomong apa yang penting kita hidup sekali lagi Skaa aku mohon.." Laura masih berpikir jernih untuk melarikan diri namun tidak dengan Alanska.

Pengemudi truk box besar dihadapan keduanya mengarahkan sebuah pistol untuk mengenai titik peluru yang dituju. Pakaiannya serba hitam dengan tengutan alis dendam dari pemegang benda tajam disana.

Alanska malah menggeleng, "Aku harus bayar ini semua Ra, dia ingin aku cepet mati buat alih dendamnya ke ayah,"

"GAK!" Jerit Laura frustasi. "Kenapa kamu mau pasrah disaat gini ih Ska..?" Tangisnya pecah disertai ketakutan dalam batin Laura.

Pistol dari pengemudi didalam mobil tersebut telah mengarah pada kepala Alanska.

Pikiran Alanska benar-benar melayang, pikirannya dipenuhi iblis negative. "Karena Laluna udah gak ada buat apa aku hidup kalo gak sama dia..?"

DOR !

Tubuh Alanska bergetar hebat saat mendapati cairan merah bukan dari kepalanya melainkan punggung Laura yang memeluknya dari depan.

Laura mendongak kesakitan menatap Alanska, "punggung aku,"

Lelaki itu menggeleng tak percaya pada cewek gila yang selama ini mengusik hidupnya. Tangannya merobek bagian belakang Laura untuk mengambil cepat peluru disana dan malah mendapati luka yang ia kenali selama tujuh belas tahun lalu.

"Gak mungkin....." Alasnka menggeleng frustasi. Menerka semya dengan baik.

"La Luna?"

Deg

Ia membiarkan gadisnya mengambil alih untuk maut yang seharusnya ia terima.

"ANJING BANGSAT KENAPA GUE GOBLOK?! ARGH!"

_ALANSKA_

Kurangggg gaaa?

Follow instagram: @wattpadbobaaa (ada AU Alanska Laura di sana💗)

700 Spam "Miss u Loly❤"

300 spam "Semangattt Bobaa❤"

ALANSKAWhere stories live. Discover now