"Kalian duluan aja, gue mau ke toilet bentar," sahut Alexa.

Ketiga sahabatnya kompak menatap gadis itu. "Mau gue temenin?" tawar Aurel.

Alexa menggeleng pelan. "Nggak usah, cuma ke toilet doang kali," tolak nya secara halus.

Aurel mengangguk. "Yaudah, kita duluan." Setelah itu, ketiga gadis tersebut berjalan keluar kantin. Alexa sendiri berjalan menuju toilet siswi.

Ini pertama kalinya Alexa memasuki toilet Alanka. Alexa mengedarkan pandangannya, tidak terlalu besar, tidak kecil juga, yang penting bersih.

Alexa memasuki salah satu bilik toilet

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Alexa memasuki salah satu bilik toilet. Selang beberapa menit, gadis itu keluar dengan raut wajah lega, ia berjalan menuju wastafel. Alexa merapikan pakaian dan rambutnya, lalu mencuci tangannya dengan sabun cair.

"Ohh, jadi ini pelakor Alanka," sindir seseorang dari belakangnya.

Alexa mendongak menatap cermin, melihat pantulan tiga gadis yang sedang bersedekap seraya menatapnya. Sepertinya, salah satu dari mereka yang mengucapkan kata laknat tadi.

Alexa membalikkan tubuhnya, meneliti penampilan ketiga kakak kelasnya ini, jauh dari kata sopan. Make up tebal, baju diketat kan melebihi batas wajar, membuat Alexa geleng-geleng kepala.

"Ada apa ya, Kak?" tanya Alexa dengan sopan, sok sopan lebih tepatnya.

"Nggak usah sok polos lo!!" bentak salah satu dari mereka. Sebut saja ia Salsa, siswi kelas XII yang selalu berpenampilan tak wajar.

Alexa mengerutkan keningnya, memangnya ia punya masalah apa? Ketemu saja baru kali ini.

"Maksudnya apa, ya?" tanyanya dengan nada halus, masih mempertahankan senyumnya.

"Lo itu udah rebut pacar gue!!!" bentak nya geram, telunjuknya menunjuk wajah Alexa. "Lo udah buat hubungan gue hancur!!"

Alexa semakin merasa bingung, kapan ia merebut pacar orang disaat ia sudah memiliki kekasih yang jelas-jelas sangat sempurna.

"Pacar Kakak siapa?"

Salsa menatap Alexa sinis, ia mengepalkan kedua tangannya. "Rizki, lo inget, kan? Cowok yang udah lo godain waktu itu."

Alexa mendudukkan pantatnya di wastafel, gadis itu dengan santainya mengayun ayunkan kedua kakinya, memasang raut wajah berfikir. "Rizki?" beo Alexa.

Gadis itu memiringkan kepalanya, menatap Salsa sinis, lalu tertawa pelan. Alexa melipat kedua tangannya di dada, menatap remeh kakak kelas yang berani membentak nya ini.

Devan saja tidak pernah membentaknya, lalu punya hak apa Salsa yang bukan siapa-siapanya berani membentak dirinya?

Alexa meletakkan jari telunjuknya dibibir, masih berfikir siapa Rizki. Sebenarnya, ia tadi tertawa bukan karena ingat siapa Rizki, melainkan karena melihat kaos kaki salah satu teman Salsa yang berbeda warna.

DEVANDRA [PRE ORDER]Where stories live. Discover now