❤16❤

314 41 9
                                    

💎💎💎

"Jadi kalian berdua di sini!"

Aeri dengan segera berdiri dari duduknya. "Jimin-ah."

"Kenapa kau selalu saja mengganggu."

Gadis itu tak terima akan ucapan Haechan, dia mendekati keduanya dengan kesal. "Ini sekolah, kenapa kalian berdua di sini?"

Haechan berdiri di sebelah Aeri, merangkul gadis itu dengan segera. "Karena itulah yang dilakukan pasangan, benarkan Aeri-ya?"

Aeri menjauhkan diri segera. "Jangan membuatnya semakin kesal."

Haechan tertawa, seperti ucapan Aeri gadis berambut hitam pekat itu menatapnya tajam. "Arraso, karena sekarang kau sudah bertemu sahabatmu sebaiknya aku pergi." Haechan melirik Aeri yang juga menatapnya. "Aku pergi dulu."

"Em."

Haechan dengan segera melangkah, dia melirik Jimin yang masih diam di tempatnya. "Sekarang aku memberimu waktu untuk bersamanya. Kau puas?"

Jimin berdecak mendengar ucapan laki-laki itu. Haechan tersenyum lalu pergi begitu saja meninggalkan keduanya.

"Jimin-ah." Aeri memegang lengan gadis yang masih cemberut itu.

"Aku hanya pergi ke ruang guru sebentar dan kau sudah menemuinya. Aku rasa kau benar-benar akan melupakanku."

"Anio, kau sahabatku dan aku tidak akan mungkin mengkhianatimu."

Jimin melirik Aeri memastikan. "Benarkah itu? Aku bisa percaya ucapanmu?"

"Em tentu saja."

Tanpa diduga gadis itu tersenyum membuat Aeri lega. "Baiklah aku maafkan. Mungkin nanti kau juga akan merasakannya saat aku sudah memiliki kekasih."

Mendengar hal itu Aeri terkejut. "Apa ini? Kau sedang dekat dengan seseorang? Siapa? Aku mengenalnya?"

"Aish! Aku bilang nanti."

"Ah begitu." Aeri mengangguk mengerti, tidak mungkin juga dia tidak tahu bukan? Jika Jimin memang sedang dekat dengan seseorang pasti dia akan tahu.

💎💎💎

Aeri melirik Haechan yang ada di balik kemudi. Laki-laki itu memutuskan untuk mengantar Aeri pulang karena kini dia mulai khawatir jika saja Aeri bertemu dengan laki-laki lain.

Dia memang begitu takut akan hal-hal seperti itu, namun Aeri tak merasa keberatan karena menurutnya Haechan berhak atas itu.

"Kenapa? Apa kau baru menyadari betapa tampannya pacarmu ini?"

Aeri tertawa detik itu juga. "Anio, aku justru mengkhawatirkanmu."

"Wae?" Laki-laki itu melirik Aeri penasaran.

"Bagaimana nasibmu setelah bertemu Appa? Apa saja yang akan Appa tanyakan padamu?"

Mendengar itu membuat Haechan penasaran, dia menatap Aeri yang kini memandang jalanan. "Apa Appamu se-menakutkan itu?"

My Star ( My SUN Sequel ) CompleteWhere stories live. Discover now