❤09❤

380 55 8
                                    

💎💎💎

Haechan menatap sang Ibu yang baru saja masuk ke kamarnya bersama dengan beberapa orang pelayan. Haechan menatap bingung para pelayan yang kini berdiri sejajar dengan membawa setelan di tangan mereka.

"Ada apa ini Eomma? Apa akan ada acara penting?"

Tiffany tersenyum seraya mengangguk. "Dua hari lagi sekolahmu akan mengadakan perayaan, apa kau lupa?" sang ibu dengan segera meraih salah satu setelan itu. "Bagaimana, kau suka yang ini sayang?"

Haechan berdiri dari duduknya. "Perayaan? Aku tidak tahu."

"Itu karena kau terlalu sibuk mempersiapkan debutmu." Tiffany mendekatkan pakaian itu ke tubuh Haechan. Seketika wajahnya berubah. "Tidak, ini tidak cocok untukmu." dia melirik kembali para pelayan itu dan kembali mencocokan setelan pada sang putra.

"Baiklah jika benar begitu, tapi Eomma aku tidak suka semua pakaian ini. Aku akan menyuruh orang-orang dari perusahaan yang mencarikanku pakaian. Aku akan lebih nyaman dan percaya pada mereka."

Tiffany menatap kecewa sang putra. "Jadi menurutmu selera Eomma tidak bagus."

"Aku tidak mengatakannya, tapi jika Eomma menyadarinya maka itu bagus."

Tiffany semakin kesal menatap sang putra. "Baiklah jika begitu, kau bisa percaya pada mereka. Eomma akan membawa ini semua keluar sekarang juga." sang ibu dengan segera keluar diikuti oleh para pelayannya.

Haechan yang melihat Tiffany sudah menghilang dengan segera melirik meja di sebelah tempat tidurnya. Meraih ponsel yang ada di sana dan menghubungi seseorang.

Cukup lama laki-laki itu menunggu sampai akhirnya terdengar suara dari seberang.

Yeobseyo?

"Hei ketua kelas, beri aku kontak Choi Aeri sekarang juga." dengan cepat Haechan mengakhiri panggilannya. Dia duduk di tempat tidur sambil menunggu pesan.

Ting

Layar ponsel menyala, Haechan dengan segera menekan kontak Aeri dan menghubunginya.

Laki-laki itu terdiam menunggu.

Yeobseyo?

"Yah Choi Aeri."

Nuguseyo?

Haechan kembali bangkit dari duduknya, berjalan mendekati jendela dan berkacak pinggang. "Kau tidak mengenali suaraku atau apa?"

Lee Haechan.

Haechan tersenyum. "Em ini aku."

Bagaimana bisa kau mendapat kontakku?

"Apa itu penting, ada hal yang lebih penting yang ingin aku tanyakan."

Apa?

"Kau tentu saja tahu soal perayaan ulang tahun sekolah bukan?"

Tentu saja, bagaimana mungkin aku tidak tahu.

Haechan mengangguk membenarkan."Kalau begitu kau pasti tahu jika aku hanya ingin pergi bersamamu bukan?"

My Star ( My SUN Sequel ) CompleteWhere stories live. Discover now