❤02❤

702 82 4
                                    

💎💎💎

Dua minggu sebelumnya...

Lee Haechan terlihat sibuk bersembunyi di perpustakaan sekolah. Sejak jam istirahat tiba, banyak dari teman sekolahnya yang mendesak untuk makan siang bersama terutama para gadis yang memujanya.

Bukan tak suka ataupun tak sudi, Haechan hanya ingin menghabiskan waktu di sekolah dengan normal sesekali meski hal itu tidaklah mungkin.

Laki-laki berambut coklat gelap itu menyelinap ke balik rak buku yang tersusun membentuk lorong. Matanya mengintip lewat celah buku yang tersusun, mengamati gerombolan gadis yang sejak tadi terus mengejarnya.

"Apa mereka tidak lelah?"

Haechan beranjak menuju lorong di ujung, mengintip pintu dan seketika dia tersenyum saat gerombolan itu keluar saat Haechan tak bisa mereka temukan.

"Benar begitu, kalian juga harus memikirkan diri sendiri dan pergilah." Haechan tersenyum lega. Kakinya siap beranjak keluar dari lorong, namum seketika dia membeku di tempat.

Dari celah sebuah buku, Haechan melihat sosok Aeri sedang bersandar sambil membaca buku. Gadis itu terlihat bersinar di matanya, setiap pergerakan mulut saat dia membaca, kerlipan mata bahkan hembusan napas membuat Haechan terpaku.

"Dia Choi Aeri? Bagaimana bisa..."

Lagi, Haechan seakan terhipnotis saat wajah itu begitu terhanyut dalam bacaannya.

"Wajahnya, sangat cantik."

Tepat saat itu, wajah Aeri terangkat. Merasa seperti ada yang memperhatikan, gadis itu menatap sela buku membuat mata keduanya bertemu. Dengan spontan Haechan tersenyum tanpa bisa dicegah.

Aeri menatap aneh laki-laki itu.

"Apa yang kau lihat?"

Bahkan ingatan itu masih segar di kepala Haechan. Meski kini sudah beberapa minggu berlalu, dia masih saja tersenyum saat mengingatnya kembali.

"Aw!"

Haechan mengaduh saat sebuah pukulan mendarat sempurna di pundaknya. Laki-laki itu melirik sosok yang kini berdiri sambil berkacak pinggang.

"Eomma!"

"Kau tidak mendengar atau pura-pura tidak mendengarnya?"

"Ada apa? Aku sedang sibuk."

Sosok itu berdecak. "Sibuk kau bilang? Sejak tadi kau hanya menatap layar televisi yang bahkan tidak menyala."

"Arraso, sekarang katakan ada apa?"

Sang Ibu dengan segera melirik ruang makan. "Makan malamnya sudah siap sejak tadi, kau tidak mau makan?"

Haechan tersenyum dan dengan segera bangkit, memeluk sang Ibu dan tanpa diduga mencium pipi kirinya. "Saranghae Eomma."

Laki-laki itu melangkah secepat kilat menuju ruang makan membuat sang Ibu terheran-heran.

.

My Star ( My SUN Sequel ) CompleteWhere stories live. Discover now