Hal seperti itu bukan lagi hal biasa untuk Keyhsa setelah beberapa bulan terakhir ini, dimana Windy yang sedikit menunjukkan perubahannya terhadap Keysha dan Rissa. Bukan hanya perubahan saja, wanita paruh baya itu juga sering terang-terangan membeda-bedakan antara Keysha dan Risaa.

"Berani kamu melawan mama? Kamu semakin kurang ajar Keysha!" sentak Windy marah.

"Maaf kalo ucapan Key bikin mama marah, tapi apa hanya karena ucapan Keysha tadi buat mama jadi seperti ini?" balas Keysha menatap bertanya kepada Windy.

"Cukup! Bisa gak, sih sehari jangan ada keributan lagi? Kalo kalian seperti ini terus aku capek liatnya." ucap Rissa berdiri disamping Windy.

"Bukan aku yang memulainya." balas Keysha tidak terima jika disalahkan.

"Jadi kamu mau bilang ini salah saya, iya?" tanya Windy marah.

"Mama kenapa sih? Keysha ada buat salah sama mama?" tanya Keysha lirih.

"Key udah! Kalo lo terus bicara mama juga gak akan diem." selah Rissa.

Keysha menghela nafas sesaat makin hari keadaan keluarganya semakin tidak sehat, banyak perubahan yang terjadi setelah papa nya meninggal. Entah apa yang terjadi dengan Windy hingga tatapan yang dulunya teduh, ucapan lembut kini tergantikan dengan tatapan dan ucapan yang kadang menyakiti hati dan tidak bisa Keysha artikan.

"Keysha berangkat sendiri aja kak. Assalamualaikum." ucap Keysha lalu pergi meninggalkan ruang makan yang tidak sehangat dulu lagi.

*****

Saat ini keadaan gedung aula SMA Taruna Nusantara sedang diramaikan dengan adanya ajang pertandingan basket antar sekolah, dan tahun ini SMA Taruna Nusantara lah yang menjadi tuan rumah untuk pertandingan yang akan diadakan minggu depan.

"Jadi lawan sekolah kita kali ini SMA Merah Putih?" tanya Ragil menatap kertas yang menempel di mading.

"Gak salah sih, udah tiga kali berturut-turut tuh sekolah jadi pemenang dalam pertandingan seperti ini." ujar Rakael santai.

"Terus gimana, apa tim kita juga ikut?"

"Ya terus? Masa iya kita yang jadi tuan rumah tapi tim kita gak ikut?!" tandas Zelfan.

"Lo mau ikut gak Vin?" tanya Gidar kepada sang kapten XBR tim basket SMA Taruna Nusantara.

"Hm!" dehem Gavin sebagai jawaban tersenyum miring.

Mereka adalah kumpulan cowok-cowok yang selalu dihindari disekolah, kelima the most wanted yang punya ciri khas masing-masing. Cerdik tapi licik adalah cerminan dari kelimanya.

Kelima inti dari geng motor Xabarca ini memiliki julukan dari para penggemar yang memandang mereka dengan tatapan yang berbeda-beda. Dibawah kepemimpinan Elbara Gavindra Manuela.

"Selamat pagi Gavin, pagi-pagi udah genteng aja sih." ucap seorang gadis tersenyum manis kearah Gavin.

"Selamat pagi juga Amora, pagi-pagi dah cantik banget sih." balas Ragil mengikuti kata-kata gadis tersebut.

"Emang biasanya juga cantik." ucap gadis itu lagi masih tersenyum manis kearah Gavin yang malah terlihat tidak menganggap keberadaannya.

"Gavin kok diem aja? Oh atau Gavin lagi sariawan ya?" tanya gadis itu polos.

"Hooh sariawan lo Vin?" tambah Zelfan menundukkan wajah menatap cengo Gavin yang duduk.

"Please ciri khas lo jangan ditambah lagi Vin. Lo itu udah es berwujud manusia, datar kek tembok, lah sekarang pake sariawan segala." pekik Ragil heboh seperti ibu-ibu yang sedang memenangkan arisan.

"Gak heran, selamanya ini irit ngomong. Tenyata sariwawan ya." ucap Gidar terkekeh kecil.

Gavin yang sedari tadi duduk diam berdiri, cowok itu menatap tajam kearah gadis yang ada didepannya.

"Puas? Udah puas lo jadiin gue lelucon didepan teman-teman gue? MAU LO TUH APA BANGSAT?!" bentak Gavin marah didepan wajah gadis yang seketika memudarkan senyum manisnya.

"Gav─"

"Sehari lo gak ganggu gue bisa gak?! Lo pikir dengan adanya respon temen-temen gue ke lo bisa merubah pandangan lo ke gue? Gak! Malahan lo bakal terlihat seperti cewek murahan yang open sana sini." sarkas Gavin semakin menatap tajam gadis itu.

"Gavin, udah! Kita juga gak serius-serius amat tadi, ya gak?" ucap Zelfan tidak enak hati melihat keadaan sekarang akibat bentakan keras Gavin.

"Kalian terlalu belain nih jalang. Oh skarang gue tau, kalian dibayar kan sama dia?" ucap Gavin tersenyum sinis menatap gadis yang selama ini mengejar dan menyukai dirinya, Keysha. Amora Keysha Maurani.

"Omongan lo makin ngawur Vin, orang tadi kita hanya bercanda." tambah Gidar mencoba menenangkan mahluk spesies Gavin.

"Gue rasa kata-kata lo terlalu berlebihan buat opini lo sendiri. Sebagai anak yang terdidik harusnya lo tau bahwa ada hukum buat ucapan yang tidak berdasar dengan kenyataannya." ucap seseorang dari arah belakang Gavin.

-to be continued-

Hai Bebifrend kita ketemu disini👋

Mohon dukungan vote komen buat Garis Takdir🌹💗🍒🧸

see u bebi frend<3

see u bebi frend<3

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🧸🧸🧸

Garis Takdir [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang