XVI - Kejutan Atau Terkejut?

1.8K 427 13
                                    

Dua minggu telah berlalu sejak pertemuan Adken dengan Dito. Adken makin disibukkan dengan tugas akhirnya, untuk menghilangkan penat, Adken memutuskan untuk ikut nongkrong dengan anak-anak Gankbut.

Seperti biasa, Mami dan Butet akan memilih terpisah dari Arbei. Sedangkan Adken, Bang Sat, dan Jupi juga sibuk antar lelaki, maka dari itu Arbei terus saja menempel pada Adken agar ia tidak merasa terasingkan.

"Ken, kapan itu cewekmu kau bawa lagi kemari? Kangen aku ni," ujar Butet menimbrungi pembicaraan Adken, Bang Sat, dan Jupi yang sudah mulai mengarah kehubungan Adken dan Gantari.

Arbei mendengus mendengar pertanyaan Butet. Sudah benar Adken dan Gantari terpisah dengan jarak yang jauh, kenapa kehadirannya malah dinanti-nantikan.

"Entah, mungkin nanti saat sudah memasuki pra-sidang," jawab Adken juga tidak tahu. Adken berharap, Gantari datang dengan Bunda dan Ayahnya saat ia sedang pra-sidang.

Untuk informasi, karena di kampus Adken, semester akhir lebih dikenal dengan Tugas Akhir daripada Skripsi, maka dari itu sistem penamaan dan pengerjaannya juga sedikit ada yang berbeda. Biasanya kampus yang menggunakan istilah skripsi untuk semester akhirnya, maka mereka akan melewati proses yang dinamakan Sempro atau Seminar Proposal.

Nah sempro ini yang dinamakan pra-sidang jika di kampus Adken. Biasanya tiap jurusan ada 2x pelaksanaan pra-sidang, yakni pra-sidang 1 dan pra-sidang 2. Pra-sidang 1 dilaksanakan saat memasuki minggu ke-8 sedangkan pra-sidang 2 dilaksanakan saat memasuki minggu ke-11 pengerjaan tugas akhir.

"Yah sayang sekali ya, Gantari belum bisa pergi sendirian. Kalau ia bisa naik pesawat sendiri, mungkin ia sudah beberapa kali mengunjungi Adken kesini," ujar Bang Sat.

"Loh, justru yang seharusnya rajin mengunjungi ya pihak laki-laki. Atau setidaknya sama lah. Masa pihak perempuannya yang jarus terus-terusan mengunjungi," ujar Jupi.

"Ya tidak masalah toh, tergantung kesepakatan tiap pasangan itu bagaimana," balas Bang Sat.

"Sudahlah, tidak usah diributkan. Jika memang Gantari bisa kesini, pasti ia juga akan kesini, benar begitu Adken?" lerai Mami.

"Hmm benar, begitu juga dengan saya. Kalau saya bisa ke Bandung, saya yang akan menjenguknya kesana," jawab Adken.

"Kenny, aku capek, anterin aku pulang yuk," ajak Arbei kepada Adken.

"Hmm, kamu tunggu dipintu keluar, saya mau ambil motor dulu di parkiran," jawab Adken.

"Oke." Arbei langsung melesat kearah pintu keluar tanpa mempedulikan teman-temannya yang masih duduk disana.

"Hah, mau sampai kapan lo manjain dia terus Ken? Dia udah kelewatan. Kalau sampai cewek lo tau lo sering antar jemput Arbei kemanapun cewek itu minta, dan lo bahkan udah berminggu-minggu gak bisa ketemu cewek lo, habis lo!" ucap Jupi kesal.

"Tenang saja, saya akan kasih pengertian pada Gantari nantinya, yasudah, kami duluan ya," pamit Adken ke anak-anak Gankbut.

"Hah, Adken ... Adken ... entah mengapa feeling gue dia bakal ribut sama Gantari gara-gara Arbei," ujar Butet.

🌵⚘🌵

Setelah mengantarkan Arbei kembali ke apartemennya, Adken langsung pulang ke kost untuk beristirahat. Sebenarnya Adken kasihan melihat Arbei tidak disukai teman-temannya yang lain karena dianggap terlalu posesif kepadanya. Ada suatu hal yang membuat Arbei seperti itu dan hanya Adken yang mengetahuinya.

Adken sudah membicarakan ini kepada Arbei untuk terus terang mengapa ia terus-terusan seperti terlalu bergantung kepada Adken. Namun Arbei menolak untuk bercerita, Adken hanya bisa menghargai keputusannya dan tidak akan ikut campur. Tapi makin kesini, Adken makin merasa sikap orang-orang disekelilingnya terhadap Arbei makin kelewatan.

Legenda Patung Jayashree [TAMAT]Where stories live. Discover now