29. Lebih dari Teman Cerita

23 2 0
                                    

Sejak mengenal laki-laki bernama Cakrawala, Aruni tidak pernah sekalipun melihatnya menangis. Dia selalu menunjukkan wajah yang ceria, walaupun Aruni tahu ada kesedihan yang sengaja Cakra sembunyikan darinya. Namun, detik ini Aruni sadar, bahwa sepintar apapun Cakra menyembunyikan rasa lelah yang pura-pura dia tutupi dengan senyum di wajahnya, akan ada suatu saat Cakra menyadari bahwa setiap manusia boleh merasa tidak baik-baik saja, dan Cakra menunjukkannya dengan menangis. Jujur Aruni sangat ingin tahu apa masalah yang Cakra alami selama ini. Apa ini tentang keluarganya yang sejak dulu tidak pernah Cakra ceritakan? Atau karena apa?

"Menurutmu, salah nggak kalau aku nggak pernah pulang  ke rumah selama libur sejak awal semester?" Tiba-tiba Cakra bertanya. Aruni terkejut dengan satu cerita Cakra.

Gadis itu terdiam sejenak, memikirkan kalimat yang tepat untuk merespons agar tidak membuat Cakra tersinggung, karena ini pertam

"Aku yakin kamu pasti punya alasan kenapa kamu nggak pulang, Cak." Ujar Aruni akhirnya.

"Kalau ternyata aku anaknya emang nggak berbakti sama orang tua gimana?"

Aruni sedikit tercubit hatinya, tapi ia yakin Cakra tidak seperti itu. Cakra hanya sedang butuh untuk didengarkan saja tentang luapan emosinya.

"Setiap anak punya cara sendiri buat nunjukin kalau dia berbakti sama orang tuanya, Cakra. Jangan anggap diri kamu nggak berbakti hanya karena kamu belum bisa pulang selama libur semester. Apapun alasannya, aku yakin kamu pasti rindu juga sama mereka."

"Aku kangen Mama, Run. Kangen banget. Tapi kalau buat pulang ke rumah selalu ada perasaan takut."

Aruni bisa mendengar ada getaran di setiap kalimat yang Cakra ucapkan. Ia pasti sedang tidak baik-baik saja. Cakra yang biasanya selalu menjadi pribadi yang menyenangkan, banyak senyum, ternyata menyimpan cerita yang tidak bisa ia tunjukkan pada siapa pun.

"Aku punya masa lalu yang buruk sama Papaku. Aku masih trauma sama perlakuan beliau yang suka mukulin aku, Run. Makanya setelah kuliah aku sampe males pulang cuma biar nggak ketemu sama beliau. Tujuanku kuliah di sini biar aku bisa kabur dari rumah. Aku salah banget ya, Run?"

Aruni tidak bisa menahan air matanya untuk tumpah membahasi pipi. Aruni mendengar cerita Cakra sampai ia ikut membayangkan bagaimana sulitnya Cakra menjadi anak yang tidak nyaman tinggal di rumahnya sendiri karena memiliki kenangan buruk saat masa kecilnya. Sebenarnya Aruni bingung akan menjawab bagaimana karena dirinya pun tidak pernah mengalami hal serupa dengan laki-laki itu.

"Aku nggak bisa bilang kamu salah, tapi aku juga nggak mau membenarkan tindakan kamu. Pasti sulit banget buat lewatin masa-masa itu. Aku tahu kamu kuat, nggak apa-apa kalau kamu lagi ngerasa nggak baik-baik aja, Cakra."

Cakra memeluk Aruni, ia merasa sedikit tenang dengan apa yang Aruni katakan tadi. Setidaknya walaupun Cakra terlihat lemah seperti ini, Aruni tidak memberi penilaian buruk terhadapnya. Walaupun Cakra sadar apa yang ia lakukan selama ini juga salah. Tetapi memang sangat sulit baginya untuk menghadapi kenyataan itu.

"Maaf ya, Run, kamu jadi lihat aku nangis. Lemah banget aku." Kata Cakra setelah ia melepas pelukannya lantas mengusap air mata di wajahnya itu.

"Nangis nggak lantas nunjukin kalau kamu itu lemah kok, Cakra. Kamu kan manusia, punya hati, punya perasaan, wajar kalau nangis." Aruni sedikit berjinjit untuk mengusap rambut Cakra lembut. Laki-laki itu tersenyum menatap Aruni.

"Mau aku temenin ngobrol nggak? Aku pengin dengerin kamu cerita." Ucapnya disertai senyum tulus.

"Kamu nggak ada tugas?" Kening Cakra mengernyit.

"Udah selesai aku kerjain tadi. Jadi tenang aja, kamu boleh cerita sepuasnya sama aku sekarang. Mau nggak?"

Laki-laki tertawa sedikit lalu mengangguk. Akhirnya mereka hanya sekadar berjalan menuju taman dekat kampusnya dan menikmati malam hari bersama untuk bertukar cerita.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 24, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

At The End Of The DayWhere stories live. Discover now