"Iya, gue usahain. Em, kenapa nelfon?"

"Hari ini ada acara?" tanya Rayland.

Anin berpikir sejenak, "Nggak ada sih, kenapa?"

"Mau ikut gue ke markas?"

Anin menimbang nimbang ajakan Rayland, jika ia kesana maka ia akan menjadi satu-satunya perempuan yang berada di dalam markas Argos. Karena setahunya, jika weekend seperti ini akan banyak anggota Argos yang berada di markas, entah itu untuk berlatih bela diri atau menghabiskan waktu liburnya.

"Lo bisa diem di kamar gue nanti atau temenin gue di halaman belakang. Anggota gue ga akan macem-macem, Anin." sambung Ray seakan mengetahui apa yang di pikirkan oleh gadis itu.

Mendengar ucapan Ray, Anin menjadi sedikit lega. "Yaudah gue ikut."

"Satu jam lagi gue jemput. Gausah dandan." ucap Ray.

Anin tertawa kecil, "Siapa juga yang dandan. Yaudah gue siap-siap dulu."

Rayland menjawab dengan deheman lalu mematikan sambungan dengan sepihak.

Anin beranjak dari tempat tidurnya untuk mengambil handuk yang tergantung di pintu lemarinya. Ia mengisi daya ponselnya terlebih dulu selagi dirinya siap-siap.

Setelah selesai dengan ritualnya, Anin memakai bathrobe nya lalu berjalan menuju walk in closet mencari pakaian yang cocok untuk ia pakai ke markas. Pilihannya jatuh kepada sweater berwarna cokelat muda sebagai atasan dan pencil jeans sebagai bawahan.

Setelah memakai pakaiannya, ia berjalan menuju meja rias untuk mengeringkan rambutnya dan memakai sunscreen serta soflents nya. Rambutnya ia style menjadi messy bun, Anin sedang tidak ingin untuk menggerai rambutnya.

Selesai mempersiapkan penampilannya, Anin mengambil sling bag kesayangannya dan memakai flat shoes nya. Ia lalu turun menuju ruang makan untuk sarapan, mumpung waktu sarapan masih tersisa.

Di ruang makan ia sudah melihat abangnya yang sedang bermain ponsel dengan piring kotor yang belum di bawa ke westafel. Anin mengambil piring itu ke westafel lalu mencucinya.

"Daddy kemana bang?" tanya Anin setelah selesai mencuci piring.

"Ke kantor, ada meeting penting katanya." ucap Hero sembari menaruh ponselnya dan beralih menatap adiknya yang sedang menata piring.

"Kamu mau kemana?" tanya Hero.

Anin bingung ingin menjawab apa, tapi tak ada gunanya juga ia menutup nutupi jika ia sedang dekat seseorang. Hero pasti sudah mengetahuinya.

"Mau pergi ke markas Argos, diajak sama Ray." Anin berjalan menuju bangku di samping kakaknya, lalu mengambil selembar roti.

Hero menganggukkan kepalanya, "Kamu deket sama dia dari kapan?" pertanyaan Hero seketika membuat pipi Anin sedikit memerah.

"Dari awal kelas sebelas mungkin?" ujar Anin tak yakin sembari mengunyah roti yang berada di dalam mulutnya. Obrolan mereka terus berlanjut sampai mereka mendengar suara mobil Rayland memasuki pekarangan mansionnya.

RAYAN ✔️ [TERBIT]Where stories live. Discover now