"Pake ini. Ke rumah gue dulu, ya? Bersihin badan lo dulu, nanti lo sakit." Putus dia membuat gue tidak bisa berkata apa-apa, karena masih memproses apa yang terjadi barusan.

Dan tiba-tiba gue membuka suara, "Lah, calon istri lo mana? Ga lo anter pulang?" Tanya gue dengan menekan kata calon istri.

Dia langsung beralih menatap gue, "Dia naik taxi," Balas dia singkat.

-flashback-

Beomgyu melihat wanita yang ia sayang sedang berteduh, tapi tiba-tiba diellza menerobos hujan yang deras. Lantas ini membuat beomgyu khawatir, termasuk yeona yang lagi disebelah beomgyu. Yeona menatap beomgyu dengan tatapan kasihan karena dia mengerti bagaimana perasaan beomgyu sekarang.

"Gyu gue tau lo khawatir sama diellza sekarang." Yeona masih menatap beomgyu dengan tatapan sendu. 

Kemudian yeona menepuk pundak beomgyu. Tentu ini membuat beomgyu memusatkan atensinya ke dia, "Lo anter dia pulang aja, gue bisa pulang sendiri," Ucapnya sambil tersenyum ke arah beomgyu.

Beomgyu menatap dengan tatapan kaget dan tidak percaya mendengar itu, "Gapapa?" Tanya dia memastikan.

Dia mengangguk, "Gapapa lah, gue tau lo juga masih sayang sama dia. Inget, kita dijodohkan berdasarkan kemauan orang tua bukan kemauan kita. Jadi sana susul dia!" 

-flashback end-

Beomgyu mengantarkan gue ke rumahnya supaya gue bisa membersihkan diri setelah terkena hujan. Beruntunglah ayah dan ibu beomgyu sedang tidak di rumah sehingga mereka tidak tahu jika gue di sini sekarang.

Hujan sudah reda setelah gue membersihkan diri. Artinya gue sudah bisa kembali pulang, tapi dia memaksa untuk mengantarkan gue pulang. Pada awalnya gue menolak tawaran tersebut tentu saja, karena gue sudah sakit hati dengan kejadian tadi. Jika dia mengantarkan gue pulang yang ada gue menjadi semakin berharap? Oh sangat bodoh lo diellza. 

"Gue bilang berapa kali lagi sih gyu? Gue pulang sendiri aja," Kata gue ketus dan tanpa menatap wajah dia sama sekali kemudian mengemaskan barang-barang gue dengan cepat. 

Barang-barang gue sudah tersimpan dengan rapi di tas. Dengan cepat gue membawa tas ransel gue dan segera melangkahkan tungkai gue menuju pintu keluar rumah dia. Tapi lengan gue ditahan oleh beomgyu. Gue hanya diam dan tidak membalikkan badan gue ke belakang, karena gue tak ingin melihat wajahnya hari ini saja. 

"Za.. please, okay? Gue anterin pulang ya?" Pinta dia lagi dengan nada yang melembut. Sangat lembut, perkataan dia membuat gue menjadi tidak bisa menolak lagi. Seakan hati gue kembali tersihir karena dia.

Gue kembali luluh ke dia. Ini terakhir kalinya, gue berjanji.

Akhirnya gue menyetujui hal itu untuk mengantarkan gue pulang, selama perjalanan hanya terjadi keheningan. Tapi ada yang aneh, dia sekarang bukan mengantarkan gue pulang. Melainkan kita sekarang di han river tempat dimana hubungan kita dimulai dan tempat dimana hubungan kita juga berakhir.

"Gue mau ngomong sama lo za," Ucap dia sambil menatap gue yang sedang menghadap ke arah sungai sama sekali tidak menatap ke arah beomgyu.

"Apa?" Tanya gue dingin dan tetap tidak melihat ke arah dia.

Dia menghela nafas sebelum berbicara, "Maaf.."

Gue langsung memusatkan atensi ke dia, "Buat?"

"Buat semua. Gue dijodohin sama bokap gue, makanya gue mutusin lo dulu.."

"Hah.." Gue menghela nafas berat, "Engga.. disini kita ga ada yang salah.." Gue menjeda perkataan gue.

"...Keadaan sama situasi aja yang salah disini.." Gue menatap dia dengan sayu dan tersenyum kecut ke arahnya.

Kemudian gue mengalihkan pandangan gue ke langit-langit senja, "Gapapa kalian berdua cocok kok, udah kayak pasangan beneran yang engga dijodohin." Lagi-lagi gue tersenyum miris dengan kenyataan yang pahit itu.

"Jangan bilang gitu! Gue ga suka yeona za! Gue sayangnya sama lo!" Ucap dia dengan suara yang bergetar.

Gue langsung beralih menatap beomgyu dengan buliran air mata yang sudah menumpuk di pelupuk mata. Sungguh, air mata gue mulai berkumpul setelah mendengar ucapannya dengan nada yang bergetar, "Gue juga sayang sama lo gyu! Tapi yeona pasangan lo udah ada didepan mata lo sendiri! Gue yakin pernikahan lo sebentar lagi juga gyu!" Balas gue dengan nada yang meninggi dan suara yang bergetar hebat. 

"Kalau itu keputusan keluarga lo, gue harus gimana gyu?!"

"Kita ga bisa bersama gyu! Bahkan semesta udah ga ngijinin kita bersama!" Lanjut gue dengan air mata yang sudah mengalir di pipi gue. Tangisan yang gue tahan-tahan pun kembali pecah di depan pria yang membuat gue senang dan sedih di waktu bersamaan. Pertahanan gue benar-benar runtuh.

Dia mengusap air mata gue dengan ibu jari dia, "Maafin gue," Balas dia dengan suara yang pelan, bahkan suara isakannya masih terdengar di indra pendengaran gue.

Kita saling menatap lama dengan tatapan yang sendu dan dalam, Kemudian beomgyu menaikkan tenguk gue, "Ijinin gue ngelakuin ini za, sebelum semuanya berakhir." Gue belum sempat menjawab apa-apa dia sudah menempelkan bibir dia di bibir gue.

Chup

Dia tidak mengecup bibir gue tapi dia melumatnya, dia melumatnya dengan sangat tulus. Dia meletakkan 1 tangannya di pipi gue sebagai pendukungnya. Gue pertama-tama kaget dengan sikapnya itu, tapi gue tidak menolaknya karena gue tahu ini benar-benar terakhir di hubungan kita.

Bohong, jika gue bilang gue sudah merelakan dia dan ingin hubungan ini berakhir begitu saja, tidak mungkin gue sudah merelakannya. Tapi inilah kenyataan pahit yang harus gue hadapi.

Gue membalas lumatan tersebut dan tanpa sadar air mata gue kembali mengalir, air mata dia juga mengalir menelusuri pipi dia. Karena kita semua tidak ingin dipisahkan, tapi semesta lah yang memisahkan kita berdua.

Dari banyaknya insan di dunia ini, kenapa gue dipertemukan dengan dia? Gue tidak tahu, tapi yang pasti gue bahagia bisa dipertemukan dengan dia oleh semesta.

Semesta itu baik dia mempertemukan gue dengan sesosok pria seperti beomgyu, dia pria yang mengisi masa-masa remaja gue dengan indah. Tapi dibalik semua itu semesta juga kejam karena sudah memisahkan kita berdua dengan cara yang menyedihkan.

Dan sekarang, hubungan kita yang indah ini benar-benar berakhir dengan tak bahagia.

Dipertemukan semesta, namun berakhir tak bahagia.

•••••

Ehehe

Ngefeel engga?

Langsung ke epilog aja! Aku double up!

✓ Semesta | Choi BeomgyuWhere stories live. Discover now