09 : the game

199 56 278
                                    

Jangan lupa vote sama komen!!

•••••

I'm such a fool-choi beomgyu-

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

I'm such a fool
-choi beomgyu-

[ beomgyu pov ]

Permainan kan gue bilangnya? Iya permainan sial yang gue ga bisa hindarin lagi. Iya permainan ini berasal dari orang tua gue sendiri— eh ralat maksudnya bokap gue. Gue menjadi orang yang sangat pengecut dihadapan bokap gue. Ya gue gabisa menolak permintaan dia, nanti kalian tau sendiri apa yang dia perbuat ke gue.

-flashback-

Seperti biasa gue langsung pulang ke rumah setelah mengantarkan pacar gue, Diellza. Dan hari ini ada yang aneh soalnya pada saat gue sampai rumah bokap sama nyokap sudah terduduk anggun di ruang tamu kita. Dan mereka mengisyaratkan gue untuk duduk disana juga.

Lantas gue langsung menghampiri mereka dan duduk manis di sofa depan mereka, "Kenapa pa, ma?"

Papa tampak berdeham untuk membersihkan tenggorokannya itu, dan gue langsung beralih menatap mama gue yang sudah menunduk lesu tanpa melihat ke arah gue sama sekali, 'Okay something wrong right now?'

"Papa sudah jodohin kamu dengan anak rekan kerja papa," Ucap Tuan Choi membuat netra gue membola menatap dia dengan tatapan tidak percaya mendengar itu.

Bagaimana tidak? Dijodohin katanya!? Hell no!!! Dikira gue masih anak yang hidup di zaman purba apa?

"D-dijodohin?" Tanya gue yang masih engga percaya dengan perkataan mereka dan dibalas anggukan oleh kedua orang tua gue.

Dengan cepat gue berdiri dari sofa dan membantah permintaan itu, "Beomgyu engga mau, beomgyu sudah punya pilihan sendiri," Jawab gue datar sambil menatap netra hazel milik papa gue.

Netra tuan choi terbuka lebar dan langsung berapi api setelah mendengar itu, "APA?! SUDAH PUNYA PACAR SENDIRI?! Oh kamu belum putus dengan diellza itu?" 

deg

What? Sejak kapan bokap tau gue pacaran sama diellza?

"A-apa?"

Tuan choi memijat pelipisnya untuk menstabilkan emosinya lagi, "Kamu kira saya tidak tahu? Tentu saja saya tahu anak muda, putuskan dia!"

Gue semakin gugup mendengar itu dan meremas seragam yang sedang gue pakai karena gue yakin sekarang bokap sudah engga main-main, "A-apa konsekuensinya kalau saya tidak memutuskannya?"

Pertanyaan yang sangat bodoh gue lontarkan ke dia. Sebenarnya gue tidak usah menanyakan ini, karena gue sudah tau pasti apa jawabannya.

"Lenyap ditangan saya sendiri gimana? Apakah anda lupa saya mempunyai banyak koneksi? Saya juga bisa menutupi kasus itu jika tersebar," Ucap papa terlewat santai.

✓ Semesta | Choi BeomgyuWhere stories live. Discover now