Erica

5 1 0
                                    

"Kita kan sudah merdeka. Kita harus memperjuangkan apa lagi sekarang?"

Ucapan Tomo disela beer yang terus dituangnya setiap gelas itu kosong, membuatnya berpikir. Memang, untuk apa lagi?

Erica tidak menyentuh minuman apapun selain air mineral di hadapannya. Bahkan suki yang ia yakinin dibuat dengan tambahan mirin, masih bertengger rapi di mangkuknya.

"Makan lah. Nanti kamu sakit."

Erica menggeleng. Ia menjauhkan mangkuk tersebut.

"Di rumah, kamu nggak bakal makan makanan seperti ini."

Memang. Jangankan makanan beralkohol, sebatang rokok yang biasa ia sesap setiap pulang kerja pun, tak pernah ada di rumahnya. Semuanya bersih dan kebiasaan merokoknya pun tersembunyi dengan bersih pula.

"Besok, kita ada janji dengan klien dari Korea. Mereka suka makan kulit kalau kesini. Soalnya, di negara mereka, makan kulit itu adalah hal yang tidak elite. Kayak orang kere. Tapi nyatanya mereka sangat suka dengan kulit."

Erica tidak menjawab. Ia memainkan sedotan plastik berwarna hitam yang sesekali mengapung di botol mineralnya.

"Kamu harus ikut makan untuk menghargai mereka."

Erica terdiam. Lagi-lagi pekerjaannya selalu seperti ini. Ia harus terpaksa menyantap makanan yang sudah jelas dilarang di agamanya. Namun ia tidak bisa berkutik karena memang itulah caranya agar semua klien tertarik untuk berbisnis dengannya, dengan timnya bersama Margo.

"Kamu pernah coba kulit?"

Erica menggeleng. Ia tahu pasti, kulit yang dimaksud bukanlah kulit ayam yang selalu ia goreng krispi. Pun bukan kulit sapi yang ia makan dalam bentuk kerupuk. Melainkan kulit hewan yang senang berkubang di lumpur, diiris tipis lalu dibakar. Itulah yang selama ini ia tahu.

"Coba. Kamu juga akan ketagihan." Rayuan Margo membuatnya semakin muak dengan kehidupannya.

"Aku pulang duluan, ya." Erica meninggalkan Margo tanpa mempedulikan tatapan yang dijuruskan padanya.

"Besok jangan telat!" seru Margo yang ditanggapi dengan acuh oleh Erica.

Besok?

Erica tidak akan menemui Margo dan klien mereka dari Korea. Besok Erica akan melupakan tagihan kartu kreditnya. Besok Erica akan melupakan beban tagihan hutang milik orang tuanya. Besok pula, Erica akan melupakan pembayaran rumah sakit ibunya yang terus ditagihkan ke rekeningnya.

Besok, ia dipinang oleh seorang pria muslim yang mau menanggung segala kebutuhannya dan juga keluarganya. Tidak perlu lagi ia berpura-pura gemar merokok demi terlihat sebagai wanita yang supel. Tidak perlu lagi Erica memaksa mengikuti cara kerja timnya yang konyol setiap kali menghadapi para klien. Tidak perlu lagi Erica menjadi orang lain.

Itulah makna merdeka bagi Erica.

Round and RoundKde žijí příběhy. Začni objevovat