Serum

3 1 0
                                    

Sebuah langkah gontai dari seorang wanita dengan heel 7 centi, memasuki ruangan ber-AC itu. Pintu dengan sensor gerakan, otomatis terbuka saat wanita itu berjalan tanpa mengurangi kecepatannya.

"Sebelas tahun kami menikah. Dia malah kepincut wanita lain. Mau dibawa kemana rumah tangga ini?!" suaranya tidak konstan karena dipengaruhi oleh ledakan emosi.

"Kami memiliki banyak hal yang Anda butuhkan." Seorang pria dengan jas putih menjuntai sampai ke bawah lutut, berkata dengan santainya dan senyum sumringah. Seolah, dihadapkan dengan kemarahan seorang wanita adalah hal yang sudah biasa.

"Saya nggak butuh yang lain-lain. Saya butuh yang kemarin saya bicarakan dalam personal chat." Wanita itu mengaduk isi tasnya untuk mencari ponselnya. Oh, ternyata ponselnya tertinggal di dalam mobil.

"Sebenarnya Kami bisa mengirim pesanan Anda ke rumah. Tidak perlu repot-repot datang ke tempat Kami." Pria berjas itu berdiri lalu berjalan menuju rak kaca berisi beberapa tabung kecil yang berderet rapi.

"Jangan!" bentak wanita itu. "Nanti suami saya curiga dan dia akan semakin beralasan untuk meninggalkan saya."

Pria itu tersenyum simpul lalu memanggil asistennya untuk membungkus pesanan wanita dengan rambut dicat burgundy itu. Setelah transaksi selesai, wanita itu meninggalkan ruangan, masih dengan tanpa senyum yang tidak tersungging sedikitpun.

Pria berjas, sang pemilik toko, berjalan ke belakang menuju pantry. Saat melihat meja asistennya yang tidak sengaja ia lewati, ia sangat heran dengan apa yang dilihatnya.

"Bukankah ini tabung pesanan wanita tadi?" tanyanya sambil mengamati tulisan yang tertera dalam tabung 'Serum anti puber kedua'

"Wanita tadi tidak membutuhkan itu," tukas Asistennya. Sebuah kerlingan mengarah kepada sang pria.

"Apa maksudmu?" Masih dengan keheranan yang sama, pria itu tetap menunggu penjelasan.

"Aku menukarnya dengan ini." Sebuah tabung kecil berisi cairan berwarna merah muda, membuat pria itu terbelalak.

"Aku selingkuhan suami wanita tadi." Kalimat yang diakhiri dengan kerlingan lagi. Lalu sang asisten berlalu dari hadapannya.

Tidak ada yang bisa dikomentari lagi oleh pria tersebut. Sejak dulu, ia selalu terheran dengan kelakuan asistennya. Digenggamnya tabung serum tadi. Tabung yang bertuliskan 'Serum puber kedua'.

Round and RoundWhere stories live. Discover now