Chapter 1 ; 9

81 24 4
                                    


"AYAH!!" teriak Mandra saat memasuki rumah, mandra menghampiri sang ayah dan menaruhkan kepala sang ayah ke paha Mandra. "Ayah, ayah kenapa heum kok bisa jatuh" Suara Mandra bergetar ia berusaha menahan Tangis nya.

"Ayah tidak apa-apa Mandra, uhukk" ujar ayah Mandra tidak lama mata sang ayah menutup, tangis Mandra sudah tidak tertahan ia segera keluar dan melihat kak Marcel. Mandra menghampiri Marcel dan meminta tolong.

"kak marcel" Panggil Mandra dengan suara serak menangis,"Loh,Mandra kenapa nangis?!" Marcel terkaget melihat Mandra yang menangis "Ayah kak tolongin" Tangis Mandra kembali pecah.

Marcel yang langsung paham segera berlari menuju rumah Mandra dan mengangkat sang ayah menuju ke mobil Marcel, beruntungnya Marcel sedang berada disini dengan mobil nya. Mandra ikut masuk dan sang ayah segera di larikan ke rumah sakit kota yang jarak nya lumayan jauh dari tempat tinggal Mandra.

Mandra hanya merapalkan doa nya memohon ke sang maha kuasa agar ayahnya bisa sadar dan sehat "Tuhan, jangan ambil ayah ku dulu biarkan Mandra membahagiakan nya dulu" Air mata Mandra turun tanpa aba-aba, Marcel yang menengok nya dari kaca pengemudi ikut sedih. Ada rasa bersalah di lubuk hati Marcel.

________________________________

Ayah Mandra kini sedang di tangani oleh dokter, Mandra hanya duduk dan menunduk terus menerus menahan tangisnya. Sedangkan Marcel dirinya sedang mengurus administrasinya setelah selesai ia menghampiri Mandra yang masih menunduk.

Hati Marcel sangat sakit, bagaimana ia terus menahan rahasia ini dan berusaha untuk menjadi orang lain."Mandra" panggil Marcel dengan halus, Mandra mengangkat kepalanya dan tersenyum "Iya kak" Hati Marcel kembali ter iris melihat senyuman Mandra.

"Jangan di tahan nangis nya, kakak tau kamu tidak sekuat itu" Marcel memeluk Mandra, tangis Mandra pecah "Kak, aku butuh ayah dan Eknath" nama Eknath adalah nama yang sedang dibutuhkan Mandra saat ini.

Mandra terisak hati nya sakit,ia tidak mau orang yang paling disayang dan dijaga Mandra itu pergi meninggalkannya."Kak, apakah semesta memang suka bercanda? Mandra ga suka bercandaannya" lagi-lagi tangis Mandra kembali pecah.

Mandra tidak suka dengan bercandaan semesta dari kecil ia sangat jarang mendapat kasih sayang yang ia ingin.

MANDRA POV

Dokter belum keluar sejak tadi, apakah ayah baik-baik saja?apakah ada masalah?bagaimana keadaan ayah? Kak Marcel menepuk pundak ku dan membuyarkan lamunan ku. "Mandra makan dulu, kamu mesti belum makan kan? giliran kakak saja yang jaga ya" kak Marcel tersenyum. Aku mengangguk dan beranjak.

Tadi pagi aku memang belum makan perutku juga mulai terasa lapar, aku pergi ke kantin dan membeli roti karena jika aku beli nasi uang ku tidak cukup untuk membantu biaya kak Marcel. Aku duduk di taman rumah sakit dan memakan roti ini.

Ntah kenapa rasa sakit di kepala ku kembali ini terasa sangat sakit tuhan, aku hanya memohon untuk bersabar jangan sekarang sakitnya. "Tuhan,jangan sekarang sakitnya" aku hanya bisa merapalkan doa itu dalam diam. Ya hanya itu yang bisa kulakukan tidak ada yang mengetahui penyakit ku ini. Termasuk Eknath . . .


Haii

Jangan lupa vote nya

dan komen

biar Author semangatt

apa yang sebenarnya dirahasiakan oleh Marcel?

See u in Chapter 1 ; 10



𝑨𝑹𝑨𝑪𝑬𝑳𝑳𝑰 || 𝐶𝐻𝐸𝑁𝐽𝐼Where stories live. Discover now