Chapter 1 ; 2

164 53 1
                                    

jangan lupa votmen nya

sudah?

okey

happy reading!

Hari-hari pun berlalu dengan cepat, Eknath mulai terbiasa dengan keadaan di panti asuhannya itu. Dirinya juga belajar sedikit demi sedikit di lingkungan sekitarnya.

Malam pun tiba, Eknath yang kini tengah duduk di kursi rodanya menghadap ke jendela dan menampak kan bulan yang bersinar sangat Indah membuat Eknath menimbulkan senyum nya juga yang tidak kalah Indah dengan bulan itu.

Eknath memeluk erat buku diary nya dan mengelus dengan perlahan.

"Eknath kangen sama mamah dan papah,nanti kita ketemu ya mah pah Eknath janji saat kita ketemu Eknath bukan aib keluarga lagi"

Sekasar apapun sikap orang tua nya kepada Eknath, Eknath tidak pernah membecinya karena percuma dia membencinya sebab tidak bisa juga merubah keadaan.

Seseorang memasuki kamar Eknath,"Eknath manis ayo makan" seorang perempuan berambut panjang hitam terurai dengan kulit coklat nya yang manis mengembangkan senyum nya saat melihat Eknath, yaitu Leta atau yang biasa dipanggil kak leta oleh Eknath.

"Iya kak Leta,nanti Eknath turun ya untuk makan malam" Eknath membalik kursi rodanya menghadap kak Leta,dan hanya dibalas oleh anggukan oleh Leta.

Leta adalah pemilik dari panti asuhan ini, Eknath cukup dekat semenjak Eknath membantu Leta membersihkan gudang yang akan di jadikan tempat bermain anak-anak.

Eknath mendorong kursi rodanya menuju ke lantai bawah tenang saja tidak melewati tangga karena kak Leta di sediakan jalan khusus untuk yang menggunakan kursi roda. 

senyum Eknath sangat indah itulah yang menjadi daya tarik semua orang jika bertemu Eknath.

Dan malam ini senyuman Eknath nampak yang membuat anak-anak yang lain terkagum, ada satu anak kecil menghampiri Eknath dan menggerakkan tangan nya yang mungil sembari berbicara tapi tidak terlalu jelas.

"kakak Eknath senyuman nya manis,aku harap kaka bisa tersenyum seperti ini" di tambah dengan senyuman Anak itu membuat Eknath menggerakkan tangan nya.

"kamu juga cantik, kamu harus percaya diri okey?" dan Anak itu menanggapinya dengan mengangguk.Eknath bisa sedikit menggunakan bahasa isyarat karena dirinya tertarik untuk berbicara menggunakan bahasa isyarat.

Setelah makan malam Eknath kembali ke kamarnya dan membaringkan tubuhnya sambil melihat handphone sebentar siapa tau ada pesan dari mamahnya tapi itu sangat mustahil,Eknath menaruh kembali hp nya dan menatap langit-langit kamar sambil berbicara sendiri.

"Apakah aku bisa selalu tersenyum seperti ini?"

Mata Eknath tertutup,dan Eknath mulai terlelap.

Tringgg . . .

alarm Eknath berbunyi nyaring dan membangun kan Eknath, pagi ini jadwal Eknath untuk berkeliling di daerah panti asuhan itu. Eknath segera bersiap-siap dan segera untuk pergi.

Hari ini Eknath tidak mau jauh untuk berjalan-jalan menikmati udara segar di pagi hari, di tengah perjalanan Eknath melihat orang yang pernah dia jumpai sepertinya. Dengan perlahan Eknath mendekatinya.

"Hai" sapa Eknath dengan ramah, orang ini mempunyai paras muka yang tampan dengan tingginya yang semampai cukup membuat orang jatuh hati padanya tapi tampilannya yang kumuh membuat sedikit kurang.

"Kenalin aku Eknath anak panti asuhan yang di tengah sana" Eknath mengulurkan tangannya sembari tersenyum,anak ini hanya melihat sekilas tangan eknath dan menjawab "kenalin Mandra, maaf ngga bisa jabat tangan soalnya tangan aku sedang kotor" Anak yang mempunyai nama mandra ini tersenyum.

Eknath yang memandangi senyuman Mandra itu sontak terpesona,indah sekali senyuman Anak ini batin Eknath.

"sepertinya kita seumuran Eknath, bukan begitu?" Tanya Mandra ke Eknath yang masih bengong, tiba-tiba ada yang berteriak dari rumah yang tidak jauh diantara mereka "WAHAI ANAK MUDA CEPATLAH JIKA KAU TIDAK MAU DI PECAT" Mandra yang mendengar itu dengan cepat menyelesaikan pekerjaannya.

"senang berkenalan dengan mu Eknath" Mandra tersenyum dan pergi meninggalkan Eknath yang masih diam.


"jangan lupa bersyukur dengan apa yang diberikan tuhan dengan mu hari ini" -Eknath

jangan lupa voted dan komennya

see u in chapter 1 ; 3





𝑨𝑹𝑨𝑪𝑬𝑳𝑳𝑰 || 𝐶𝐻𝐸𝑁𝐽𝐼Where stories live. Discover now