Chapter 1 ; 3

141 48 3
                                    

jangan lupa voted sama komen!

sudah?

happy reading!

2 hari kemudian . . .

"Eknath! ayo bergegas ke makam pemilik panti asuhan" teriak Leta, jadwal Eknath hari ini adalah pergi ke makam pemilik panti asuhan Eknath. Eknath Sudah bersiap dan segera mendorong kursi rodanya keluar kamar.

"Akhirnya kamu keluar juga Eknath" Leta menghampiri Eknath dan membantu mendorong kursi rodanya,"maaf ya kak,tadi Eknath sibuk nyari diary book punya Eknath" Leta hanya mengangguk dan mereka segera berjalan ke makan pemilik nya.

Jarak makan pemilik dengan panti asuhan tidak terlalu jauh hanya sekitar 15 menit,saat di perjalanan Eknath melihat orang yang tidak asing itu senyuman nya menjadi mengembang.Eknath hanya bergumam dan menyebut "Mandra . . ."

Mandra tidak sengaja melihat Eknath yang tersenyum, Mandra membalas senyumannya tiba-tiba kepala Mandra sangat sakit tapi senyumannya tidak luntur hingga Eknath menghilang dari hadapannya.

Mandra terduduk di atas gundukan pasir dan merintih "jangan sekarang kumohon aku harus melanjutkan pekerjaan ku untuk membiayai keluargaku"

Eknath tersenyum melihat makam yang tepat ada di depannya dan bersuara "kak,makam disini sangat indah jika aku meninggal aku mau di makam kan disini" Eknath sangat kagum, dia selalu terkagum jika ia berada disebuah makam. Aneh bukan tapi itulah seorang Eknath.

Leta sontak menoleh ke Eknath "Eknath jangan bilang seperti itu, tuhan tidak suka melihat orang yang menyerah kamu itu manusia kuat Eknath" Eknath hanya mengangguk sambil tersenyum membalas omongan kak Leta nya.

Tidak terasa matahari semakin tenggelam, Eknath dan Leta sibuk berbicara dan bertukar kehidupan tidak jarang air mata Leta turun mendengar cerita Eknath. Leta hanya bisa membatin "kamu Eknath adalah manusia kuat yang pernah aku temui,jangan lah menyerah laki laki kuat".

Matahari tenggelam dan tergantikan oleh bulan, Leta dan Eknath segera pulang untuk makan malam.

Di pertengahan jalan Eknath tidak sengaja menangkap satu sosok yang tidak asing di matanya,"kak Eknath ke sana dulu ya mau sapa teman Eknath nanti Kalau sudah Eknath bakal balik secepatnya" tanpa persetujuan Leta pun Eknath langsung menghampiri teman nya.

"Hai Mandra" sapa Eknath dengan senyumnya yang mengukir di wajahnya,anak yang mempunyai nama Mandra ini menengok dan tersenyum."Oh hai Eknath" balas nya.

Mandra duduk di tumpukan pasir sedangkan Eknath yang hanya melihat dan membatin nya "mesti sangat Capek jika bekerja hingga malam gini".

Hening menghampiri mereka hingga akhirnya ke heningan itu dipecah oleh Eknath "Mandra,apakah kamu memang bekerja hingga malam sepeti ini?" Mandra hanya tersenyum mendengar pertanyaan Eknath.

"Aku adalah tulang punggung keluarga,hanya aku harapan satu-satunya orang yang bisa memberi makan untuk keluarga ku dan uang sisa dari kerja ku kupakai untuk membiayai penyakit ku dan penyakit ayah ku" Jelas Mandra yang tersenyum miris.

Eknath membeku mendengarkan cerita Mandra,dirinya harusnya masih bersyukur biarpun terkadang menyakitkan tapi ada yang lebih parah dari dirinya.

"kalau kamu Eknath?mengapa dirimu di panti asuhan bukannya kamu dari keluarga kaya?" Mandra melihat ke arah Eknath,Eknath pun mulai menjelaskannya.

"aku dari keluarga kaya yang sangat perhatian, tapi itu hanya sementara Mandra saat aku berusia 13 tahun aku mengalami kecelakaan yang hampir merenggut nyawa ku tapi tuhan memberiku kesempatan hidup dan merelakan kaki ku dan harus lumpuh. Ya semejak itu hidup ku hanya penuh siksaan dan tuntutan untuk sempurna" Eknath melihat Mandra dengan tatapan sendu.

Mandra dan Eknath menghabiskan waktunya dan menukar ceritanya.

Sejak malam itulah cerita pertemanan mereka dimulai

"Tersenyum lah biarpun keadaan sekitar mu tidak mendukung mu" -Mandra

Jangan lupa voted dan tinggalin komen yaa

dan nantikan chapter 1 ; 3



𝑨𝑹𝑨𝑪𝑬𝑳𝑳𝑰 || 𝐶𝐻𝐸𝑁𝐽𝐼Where stories live. Discover now