Chapter 1 ; 8

85 25 0
                                    


Semua yang berada di panti asuhan sedih karena anak yang sangat perhatian, baik dan senyum nya yang Indah harus meninggalkan panti asuhan ini. Leta yang sedari menemaninya tidak kuat menahan air mata nya dan memeluk Eknath yang tersenyum sembari melambaikan tangannya.

"Eknath ingat ya pesan kakak  kalau kamu mau pulang, pulang lah kesini ini adalah rumah mu" Eknath mengangguk dan memeluk Leta yang terisak karena tangisan nya "iya kak, Eknath tau kakak juga ya jangan lupa makan terus jaga kesehatan"

"Dadahh semua Eknath bakal balik lagi, doain Eknath yaaa" Teriak Eknath dan mendorong kursi roda nya saat berbalik ada teriakan yang memanggil nama Eknath

"EKNATH!!" Eknath berbalik dan tersenyum melihat sosok temannya ini, ya Mandra benar sekali itu dia. "Eknath jangan tinggalin Mandra please, Mandra nanti ga ada teman" Mandra menatap Eknath dengan sayu, "Mandra Eknath cuma mau raih impian Eknath, Eknath ga kemana-mana" Tatapan Mandra membuat Eknath sedih.

"Baiklah Eknath, tunggu aku ya nanti aku nyusul ke kamu" Mandra tersenyum

dan itulah cerita terakhir Eknath di panti asuhan ini.


____________________________________

Eknath berada di taxi menghadap ke jendela, ia sedia harus meninggalkan zona nyaman nya, tapi apa buat Eknath harus meraih mimpinya dan pergi ke kota. Jangan pikir ia tidak berat meninggalkan Mandra itu sangat berat baginya benar-benar berat.

Sopir taxi itu melihat Eknath sekilas yang hanya diam dan murung, akhirnya sopir taxi itu mengangkat suara "Eknath ya nama kamu" Tanya pelan-pelan sopir itu, Eknath mengangguk "iya pak,saya Eknath" Eknath melemparkan senyuman yang manis.

"kalau boleh om tau kenapa nak Eknath mau ke pusat kota" Eknath terdiam sebentar dan menjawab "saya mau raih cita-cita saya, saya tau saya cacat tapi tidak salah kan pak untuk mencoba?" Sopir itu hanya tersenyum

"Benar tidak ada salahnya nak untuk mencoba tapi kamu harus tau konsekuensi nya" Eknath mengangguk ke khawatiran nya sedikit hilang dan tergantikan dengan senyuman.

Setelah perjalanan yang menghabiskan waktu sekitar 2 jam itu, taxi terhenti di sebuah rumah yang tidak terlalu bagus fasilitas nya mirip sebuah rumah yang lama tak di tinggali "Ini nak rumah nya?" tanya bapak supir taxi itu.

"iya pak" Eknath membuka pintu dan mengeluarkan kursi rodanya terlebih dahulu dan menaikkan tubuh nya ke kursi roda itu.

"Saya tinggal ya nak, hati-hati" Ucap sopir taxi ini sembari menaiki mobil nya Eknath mengangguk dan memasuki rumah lumayan tua itu, Eknath tersenyum sambil mendorong kursi roda nya mengelilingi rumah itu.

Banyak sekali memori Eknath di rumah itu, ya rumah itu adalah bekas milik nenek Eknath tapi nenek Eknath sudah lama wafat sebelum dirinya menaiki kursi roda, satu-satu nya orang yang membuat Eknath semangat dulu adalah nenek nya.

Eknath berhenti di salah satu ruangan dan memasukinya,sibuk tangan nya mengelus sebuah bingkai foto yang lumayan berdebu itu Eknath menyunggingkan senyumannya dan berbicara pelan "nenek, Eknath menepati janji nenek yaitu tinggal dirumah nenek".

Eknath memeluk bingkai itu dengan erat dan melanjutkan mendorong kursi roda itu menyusuri ruangan itu yang benar-benar Eknath rindukan. Kerinduan itu membuat Eknath tak bisa menahan air mata nya.

"Nek, aku benar-benar merindukan nenek aku kangen dimana nenek mengelus rambutku saat menangis gara-gara terjatuh, dan nenek memelukku dengan erat dikala aku tidak tertidur dengan nyenyak" air mata Eknath turun dengan deras dan mengelap nya "Eknath tidak boleh menangis, Eknath harus semangat".

Eknath tersenyum dengan indah di sore hari ini.

In another side


"AYAHHH!!" Mandra berteriak melihat semua itu . . .


Haiiii 

Akhirnya up lagi haha

jangan lupa votmen nyaa buat author semangatt

see u in Chapter 1 ; 9

𝑨𝑹𝑨𝑪𝑬𝑳𝑳𝑰 || 𝐶𝐻𝐸𝑁𝐽𝐼Where stories live. Discover now