ARUNA SG ~ 29

814 56 1
                                    

Happy Reading 😇



Pagi hari setelah sarapan, mereka bertiga langsung ber siap-siap menuju ke pelabuhan. Kata Tante Naya, pemberangkatan pasukan akan dilakukan pada pukul 09.00 WIB yang Sebelumnya dilakukan upacara terlebih dahulu.

Hita pun sudah menghubungi Tante Naya, mereka sepakat untuk nanti menunggu satu sama lain di depan pelabuhan jika salah satu dari mereka sampai ke pelabuhan duluan.

"Udah belom ta? Ini mau jam 8 loh, nanti telat" Ucap Bang Dhana mengetuk pintu kamarnya

"Sebentar Bang"

Memang ya perempuan itu lama jika akan pergi keluar. Apa apa harus keliatan perfect. Batin Bang Dhana

Eits. Jangan salah, Hita terlalu lama di dalam kamar bukan karena dandan dan sebagiannya. Tetapi, Hita sedang membungkus kado untuk ia berikan sebagai hadiah ulang tahun untuk Gasta. Hita tahu kalau hari ini Gasta ulang tahun karena tante Naya yang kasih tahu minggu lalu, maka dari itu Hita berinisiatif untuk memberi hadiah untuknya. Hitung-hitung sebagai tanda terimakasih karena sudah membantunya dalam beberapa masalah beberapa waktu lalu.

Lalu kenapa bungkusnya mendadak? Kenapa tidak dari di rumah saat belum berangkat? Atau sehari setelah di kabari oleh Tante Naya?
Memang aneh sekali Hita. Kalau di rumah kan bisa langsung ke cus ke pelabuhan bukan untuk membungkus hadiah yang akan diberikan. Dan pastinya menghemat waktu. Tapi sudahlah terserah Hita saja.

Nah berhubungan Gasta akan pergi untuk menjaga keutuhan NKRI Hita menghadiahkan sebuah foto Gasta yang menggunakan baju loreng dengan background hijau di sertai bendera merah putih di pojok kanan atas yang di bingkai cantik, apalagi di tambah dengan pernak-pernik daun daun yang dirangkai menarik. Selain itu, Hita menghadiahkan sebuah jam tangan berlogo tentara dengan warna hijau army.

"Udah ta?" Manda yang baru saja keluar dari kamar mandi bertanya, tetapi matanya sedikit bingung sendiri, kenapa sedari tadi temannya ini tidak selesai selesai membungkus kadonya? Apakah terasa sulit? Tapi sepertinya cara Hita membungkus sangat simple, bagaimana mungkin Hita kesulitan?

Hita melirik Manda yang sedang memperbaiki hijabnya, "Belum, sebentar lagi Man" 

"Itu tinggal di kasih pita nya aja kan Ta? perasaan tinggal masang doang. Kenapa lama banget? Ini udah jam delapan loh, nanti telat." Omelnya

Hita tak menjawab, ia lebih ngemet dengan apa yang dikerjakan. Tangannya dengan pelan-pelan dan penuh kehati-hatian memasangkan pita berwarna merah putih dan Yaoo! Cantik sudah bingkisan yang akan diberikan.

"Yuk berangkat udah selesai" Jawabannya enteng dan memperlihatkan deretan gigi putihnya tentunya dengan wajah tanpa bersalah

••••

Di bawah langit biru nan cerah ini Hita melihat puluhan kapal besar yang begitu rapi berbaris seperti anggota pramuka yang akan berlomba. Di tambah dengan puluhan bahkan ratusan orang yang berkerumun menyaksikannya.

Tak ketinggalan para Istri, anak, dan sanak saudara yang lainnya semuanya menjadi satu dengan tangisan dan teriakan yang menggema melihat para suaminya yang akan bertugas di perbatasan sana.

Di pelabuhan ini pertama kali Hita melihat banyaknya istri dan kerabat yang melihat suami akan pergi bertugas.

Di depan matanya, Banyak wanita-wanita dengan balutan seragam berwarna hijau pupus yang sedang menghabiskan waktu bersama sebelum akhirnya berpisah. Wajahnya menyimpan rasa khawatir, ingin rasanya menahan,tapi tak mungkin bisa karena suaminya sudah bersumpah untuk mengabdi pada negara.

ARUNA SAHWAHITA GAHARSAWhere stories live. Discover now