26) Tak Baik-Baik Saja

264 24 18
                                    


“Tak ada yang baik-baik saja ketika mereka harus mengungkit luka yang telah lama dipendamnya.”

🍁🍁🍁

"Haii...."

Adia menyerngit menatap kakak kelasnya. "Kakak nyapa aku?" tanyanya polos.

Kakak kelas Adia itu mengangguk. "Ganggu, ya? Gue cuman pengin kenalan aja kok."

"Aku udah tahu nama Kakak, namanya Kak Justin, kan?"

Kakak kelasnya itu mengangguk. "Seneng ternyata lo tah—"

"Semua orang tahu Kakak karena Kakak emang terkenal ehe...."

Justin terpaku melihat Adia terkekeh tanpa beban di depannya. "Lo cantik."

Sontak kalimat itu menghentikan kekehan Adia diganti wajah datarnya. "Enggak usah gombal, aku enggak suka cowok gombal. Kalau Kakak suka sama aku tinggal ngomong aja. Enggak usah basa-basi."

Justin mengerjap-ngerjapkan matanya dan tak lupa bibirnya yang terkatup sempurna.

"Aku ingetin lagi, kalau suka ya to the point aja. Aku duluan btw soalnya aku ditunggu sama temen-temen aku. Byee...."

Justin masih memfokuskan pandangannya ke arah tubuh mungil Adia yang kian menjauh dari pandangannya. "Gila tuh cewek emang unik," gumamnya.

Satu bulan berlalu, Adia cukup merasa tenang karena kakak kelasnya yang bernama Justin sudah tak lagi mengganggunya. Namun, nyatanya dia harus menarik ucapannya barusan karena dia yakin kini Justin sedang berjalan ke arahnya.

"Kabur enggak, ya? Kalau lari pasti kekejar. Kakinya lebih panjang dari aku." Adia menggerutu kesal karena tinggi badannya yang hanya 150 cm.

"ADIA!"

Justin mempercepat langkahnya sampai akhirnya pria itu berhasil menggapai tangan mungil Adia membuat Adia terpaku di tempat sembari memandang tangannya yang kini digenggam Justin.

"Sebulan lalu lo bilang kalau gue suka sama lo, gue tinggal bilang, kan? Nah sekarang gue pengin bilang kalau gue emang suka sama lo, tapi lo tenang aja gue enggak akan buru-buru ngajak lo pacaran kita pdkt dulu aja."

Jujur Adia memang pintar, tetapi jika perihal seperti ini, ini baru pertama kalinya dan bodohnya Adia malah menganggukkan kepala sebagai balasan ucapan Justin barusan membuat pria itu memekik girang bahkan dia tak sadar jika dirinya telah menarik Adia ke pelukannya.

Justin tersenyum kecut menyadari apa yang baru saja terlintas di kepalanya hanyalah sepenggal kenangannya bersama Adia, pacar kecilnya.

"Gue udah tulus cinta sama lo, Ad, tapi kenapa lo malah mergokin gue malam itu? Gue kalut, gue takut lo pergi, tapi nyatanya apa yang gue lakukan malam itu malah bikin lo semakin jauh dari gue."

Justin sadar memang Adia bukan lagi untuknya dan mungkin dia harus segera kembali ke London untuk melanjutkan kuliahnya di sana. Dia dan Adia memang terpaut satu tahun.

"Lo pasti takut, kan sama gue? Gue pergi kok. Gue janji enggak bakalan muncul lagi," ucap Justin sembari mengusap figura berisikan foto dirinya dan Adia saat mereka masih sama-sama memakai seragam Nusa Bangsa.

***

"Adia...," panggil Diana sembari mengusap surai Adia sedangkan si empunya sedang asyik menyenderkan kepala di bahunya.

Tentang Adia [ Complete ]Kde žijí příběhy. Začni objevovat