Chapter 11

1.1K 24 0
                                    


_Jika pandangan pertama bisa membawa kehancuran maka sekarang aku menyukai adik tiriku sejak pertama bertemu._

_Jovanka_

        Meiysa sedang melihat-lihat disekitar dan tiba-tiba tangannya diraih oleh seseorang siapa lagi jika bukan Mattew, pria itu memakaikan sebuah cincin kejari manisnya dan ternyata ukurannya pas.

"Kita ambil yang ini saja bagaimana?." Tanyanya seraya memperhatikan jari Meisya.

"Terserah kau saja." Meisya menjawab ala kadarnya, ya mereka sedang mencari cincin pertunangan mereka saat ini dan Meisya cukup terkejut mendengar nominal cincin yang Mattew pilih.

Seorang kasir membungkus pesanan Mattew tersebut. "Semuanya menjadi 135 juta tuan."

Mattew menguluarkan black card miliknya dan memberikannya kepada sipelayan toko yang terkejut bukan main saat memegang kartu hitam itu.

Setelah selesai merekapun pergi dari sana, saat didalam mobil sangat sunyi dan sepi Meisya malas untuk membuka mulutnya saat ini tapi sesuatu yang melintas diotaknya memaksanya untuk bertanya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Setelah selesai merekapun pergi dari sana, saat didalam mobil sangat sunyi dan sepi Meisya malas untuk membuka mulutnya saat ini tapi sesuatu yang melintas diotaknya memaksanya untuk bertanya.

"Apa keluargamu juga akan datang?." Tanya Meisya tetap menatap lurus kedepan.

Mattew menoleh sekejap lalu kembali fokus menyetir. "Tidak, baru saat pernikahan semuanya akan datang. Kenapa?." Mattew balik bertanya.

"Tidak ada hanya ingin tau." Singkat padat dan jelas kemudian rintik hujan mulai turun membasahi kota Jakarta yang kini juga diselimuti awan gelap.

Hujan sore ini sangat lebat dan deras sekali ada banyak orang yang terburu-buru dan ada juga yang santai karena membawa payung. "Berhenti aku ingin beli sesuatu." Ujar Meisya dan seketika itu juga Mattew meminggirkan mobilnya lalu berhenti.

Dengan sigap Mattew mengambilkan payung yang ada dijok belakang lalu Meisya keluar dari mobil. Gadis itu berjalan perlahan memasuki sebuah toko roti dan keluar dengan membawa sekantong roti.

Mattew memperhatikan gadis itu yang malah berbelok kesebuah toko tutup, disana ada seorang anak laki-laki yang sedang berteduh dengan baju lusuh dan basah. Meisya memberikan sekantong roti itu pada anak laki-laki tersebut, terlihat senyuman bahagia terpancar dari wajah muram anak itu.

Meisya ikut tersenyum lalu mengacak rambut anak laki-laki didepannya, kemudian Meisya merangkul anak itu dalam satu payung menuju mobil Mattew yang terus memperhatikan kejadian itu dari dalam mobil.

Pintu mobil Mattew terbuka dan Meisya menurunkan kaca mobilnya lalu berkata pada anak itu. "Kau bisa gunakan itu untuk mencari uang dan semoga bermanfaat." Meisya berkata seraya mengeluarkan dua lembar uang berwarna merah.

MISI PENGGANTI ✂Where stories live. Discover now