Chapter 9

1.1K 25 1
                                    


_Jika kehilanganmu bisa membawaku pada kebahagiaan maka aku akan lebih memilih tetap melihatmu meski dalam kegelapan_

_Meisya_

          "Rhena apa kau bercanda? oh tidak mungkin, ini sulit dipercaya. Aku tidak mau melakukan hal bodoh semacam itu sampai kapanpun aku tidak mau!." Tolak seorang gadis berambut panjang dengan nada suara tak percayanya dan ya ini adalah pertama kalinya Meisya mengucapkan lebih dari 10 kosa kata padanya.

Bagaimana bisa Rhena sampai berfikiran seperti itu dan sejauh itu? Tidak mungkin Meisya mau melakukan hal konyol itu.

Tau jika pembicaraan dua orang bersahabat itu serius membuat Haiden menyuruh teman-temannya untuk keluar dan menunggu hingga mereka selesai berbicara didalam.

Mereka juga sempat terkejut dengan perkataan Rhena tadi yang cukup membingungkan sekaligus tak masuk diakal.

"Maafkan aku Meisya tapi hanya kau yang bisa membantuku dan kau adalah sahabatku satu-satunya. Ini sebuah misi penting untukmu dan kau akan menemukan tantangan baru aku jamin itu aku juga sudah mengurus semuanya."

Rhena masih mencoba untuk memaksa Meisya bahkan sesekali ia menahan sakit didadanya agar Meisya tak khawatir. "Tapi Rhen kau-."

"Akhh. Kumohon bantu aku Meisya hanya ini yang bisa membuatku bisa pergi dengan tenang. Aakhh." Rhena meringis kesakitan seraya memegangi dadanya membuat Meisya khawatir dan panik.

Saat gadis itu akan memanggilkan dokter Rhena mencegahnya dan menatapnya penuh permohonan. Meisya tau jika keadaan Rhena sedang kritis dan mungkin ini adalah permintaannya yang terakhir.

"Ok, baiklah tapi hanya setahun." Putus Meisya kemudian memencet tombol darurat sedangkan Rhena hanya tersenyum seraya menggenggam tangannya kuat.

Meisya menangis sejadi-jadinya sambil berteriak mengatakan tidak dan kembalilah padaku mendengar hal itu Jack, Haiden, Sam, Daniel dan Jo masuk kekamar dan melihat Meisya yang sudah menagis seraya memeluk Rhena.

Gadis itu menangis memeluk sahabatnya yang sedang tersenyum dengan mata tertutup membuat tubuh kelima pria itu menegang seketika, para dokter datang dan langsung memeriksa tubuh Rhena sedangkan Meisya sudah tak sadarkan diri.

Meisya meletakkan sebuket bunga mawar putih keatas makam Rhena, dibatu nisan itu tertulis dengan sangat jelas Meisya Rhena Abiliano Born : 06-May-1988 Died : 17-October-2016

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Meisya meletakkan sebuket bunga mawar putih keatas makam Rhena, dibatu nisan itu tertulis dengan sangat jelas Meisya Rhena Abiliano Born : 06-May-1988 Died : 17-October-2016.

Saat pemakaman Meisya tak sempat untuk menyaksikannya karena pingsan cukup lama dan Rhena harus segera dimakamkan. "Rhena ayo ini sudah hampir malam." Ucap Haiden seraya menyentuh bahunya menguatkan.

MISI PENGGANTI ✂Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang