ANGKASA || 22

358 54 2
                                    

Sesampainya Geisha di rumah, ia selalu tersenyum dengan wajah yang bersemu merah bak tomat.

Sekarang Geisha sedang bersama Galang di ruang keluarga.

Galang heran melihat adiknya ini terus-terusan tersenyum. "Bocah, lo makin hari kayaknya makin gila deh," kata Galang sembari menempelkan punggung tangannya di dahi Geisha. Memeriksa keadaan adiknya itu. Apakah ia sehat?

Geisha menepis tangan Galang. "Gue gak gila ya!" tegasnya.

"Terus lo kenapa? Ada cerita yang menarik ya hari ini?"

"Ada. Sangat menarik dan sangat langka," sahut Geisha kembali mengingat kejadian di tengah lapangan sore tadi, lalu kembali tersenyum.

"Ceritain dong sama gue?" pinta Galang penasaran, apa yang membuat adiknya kembali seperti orang gila sekarang.

"Tadi ya bang... Ingin tau aja atau ingin tau banget nih..."

"Main-main lo sama gue!"

"Dih, abang emosian, cepat tua lho," ledek Geisha.

"Mau cerita gak nih?"

Geisha menggeleng. "Gak mau!"

"Mau chocolate latte gak? nanti gue beliin," tawar Galang.

"Nyogok gue lo, biar gue cerita gitu?"

Galang menyengir. "Kalo gak mau ya udah, gak ja—"

"Mau, ih mau." potong Geisha.

"Cerita dulu dong."

Geisha berdecak. "Tapi, beli 5 ya," ucapnya

"Banyak amat, bocah," protes Galang.

"Pelit lo," cibir Geisha.

"Iya udah nanti gue beliin 5 deh, buruan cerita." ucap Galang pasrah.

"Tadi ya bang, Geisha kan ke rumahnya kak Kasa, tapi bukan kerumahnya bener—"

"Lo gimana sih, bicara tuh yang bener, jangan bertele-tele."

"Aish dengerin aja dulu, jangan banyak komentar!"

Geisha mulai menceritakan dari awal sampai akhir kejadian yang membuatnya terus tersenyum.

"Gue bahagia banget, tau gak sih bang. Kak Kasa gak pernah kayak gitu sebelumnya. Ini pertama kalinya dia balas pelukan Geisha bang," ujar Geisha dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

Galang menyosor kepala Geisha. "Lebay lo!"

"Sakitt anjing, astagaa!" pekik Geisha mengelus kepalanya.

"Mulut lo bocah, kontrol dikit napa sih!"

"Sakit tauu," rintih Geisha.

"Ututututu... Sini-sini gue elus."

Geisha memeluk tubuh Galang menyandarkan kepalanya di dada bidang abangnya, dengan Galang yang mengelus kepala Geisha.

"Seneng banget ya, dapat balasan dari Angkasa sampe kayak orang gila gini," ucap Galang.

"Seneng banget bang, terharu rasanya."

"Gitu aja udah seneng gimana nanti kalo Angkasa ngungkapin cinta sama lo, pasti lebih gila dari ini, bisa-bisa langsung masuk rumah sakit jiwa." canda Galang.

"Abangggg.."

"Kalau ada apa-apa lo harus cerita sama gue, tentang apa pun itu. Apalagi tentang Angkasa, kalo tuh anak nyakitin lo, lo bilang aja sama gue, gue yang akan urus anak itu!"

Geisha melepas pelukannya. "Uhh... Abang soswet banget sih."

Galang mengacak rambut Geisha. "Abang siapa dulu dong," katanya.

"Abang Geisha."

"Eh iya, Geisha masuk ke kamar dulu ya bang," pamit Geisha.

"Iya udah sana, belajar yang pinter biar gak di skor lagi," ujar Galang.

Galang ikut bahagia jika melihat adik kecilnya itu bahagia. Memang benar, di balik sifat nyebelinnya abang, ada rasa sayang yang tersimpan.

Geisha berlari menuju kamarnya. Mencabut handphone yang sendari tadi ia cas.

Geisha duduk di atas kasur, menyandarkan dirinya pada kepala kasur. Membuka aplikasi chat.

Geisha mengerutkan dahinya, nomor kemarin mengirimkannya pesan lagi.

+628××××××××××

Semoga lo selalu bahagia.

Lo siapa sih, sebenarnya? Ngaku aja! || ✓

Jangan sok misterius. || ✓

Tapi, makasih ya doanya. Aamiin. || ✓

Lo juga jangan lupa bahagia. || ✓

Setelah membalas pesan orang yang tak tau siapa dia. Geisha meletakan handphonenya di atas nakas, mengambil salah satu boneka monyet miliknya lalu memeluknya. Jangan salah monyet itu lucu, bagi Geisha.

Tak lama handphonenya berdering. Geisha mengecek siapa yang meneleponnya, kak kasa my love, nama kontaknya.

Geisha merapikan sebentar penampilannya, ia harus terlihat cantik di depan calon suami, katanya.

Selesai merapikan penampilannya, Geisha segera mengangkat telepon dari Angkasa.

"Assalamualaikum," salam Angkasa.

"Walaikumsalam," jawab Geisha.

"Ayah sama Bunda mau bicara sama lo."

"Ada apa Kak? Jadi takut."

"Gak tau juga. Katanya, kangen mau liat calon menantu," ujar Angkasa membuat wajah Geisha memanas.

"Halo sayang," sapa Lika.

"Hai, nak Geisha," sapa David.

"Hai juga, Tante, Om." sahut Geisha.

"Kamu sehat nak?" tanya David.

"Geisha sehat, Om. Om sama Tante gimana kabarnya?"

"Kami sehat nak, lama gak ketemu kamu, kapan-kapan ke sini ya," kata David.

"Geisha usahakan Om, tergantung anak Om yang mau Geisha ada di sana atau enggak." Geisha melirik Angkasa yang hanya diam.

"Pasti mau dianya, kan dia masih kangen sama kamu tuh, beberapa hari terakhir ini dia suka banget ngelamun."

"Iya, kak. Kak kasa suka ngelamun, ia meriang, merindukan kasih sayang." celetuk Bulan.

Semua terkekeh kecuali Angkasa. Ia terpojokkan.

Semua bercerita dengan seru, Geisha begitu akrab dengan keluarga Angkasa.

Walaupun Angkasa hanya diam, dapat Geisha liat dari dalam layar handphone, Angkasa menatapnya dengan penuh arti, terkadang ia juga tersenyum, Geisha melihat apa yang di lakukan oleh Angkasa tanpa cowok itu sadari.

• • •

TBC.

Follow akun IG :

1. @chikatrva
2. @wp.chocomint
3. @angkasagnptr
4. @geishafradhsti_
5. @_dimasatyaggra
6. @alex.xanderrio
7. @iam_brian.n
8. @edoogntg

• • •

GEI;KASA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang